Peduli Generasi Milenial, Kementan Berikan Kesempatan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu Belajar Agribisnis Modern di BBPP Lembang

ng 

Dalam rangka peningkatan kompetensi pembelajaran, mahasiswa dan mahasiswi jurusan peternakan, agribisnis, dan agroteknologi semester 5 Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Bengkulu berkunjung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.


LEMBANG. Indonesia adalah negara besar yang kaya akan potensi alam baik tanah, air maupun udara. Kekayaan ini memerlukan sumber daya manusia yang dapat mengolahnya dengan baik sehingga dapat menyejahterakan masyarakat Indonesia. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan “Kita semua menjadi pejuang pembela negara, pembela rakyat, dan pejuang untuk menyejahterakan petani. Kita bisa kokoh berdiri hingga menembus langit karena pertaniannya kuat. Karenanya, mari kita bangun pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern,” tutur SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, ”SDM adalah faktor utama pengungkit produktivitas pertanian, karena itu Kementan melallui BPPSDMP terus menggenjot kuantitas dan kualitas SDM pertanian, utamanya untuk melakukan penumbuhan petani milenial sebagai bagian dari program aksi strategis,” ucap Dedi.

Kamis (19/01/2023), 150 orang mahasiswa didampingi Dosen Universitas Muhammadiyah Bengkulu hadir di BBPP Lembang. Hedy, salah seorang dosen, menyampaikan tujuan berkunjung ke BBPP Lembang. “Kami ke sini untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa, membandingkan teori yang diperoleh di dalam kelas dengan praktik di lapangan di BBPP Lembang,” tuturnya.

BBPP Lembang menerima dengan tangan terbuka setiap tamu yang hadir dari berbagai kalangan untuk mempelajari pertanian praktis. Diterima secara resmi oleh Koordinator Program dan Evaluasi, Taufik Lukman, didampingi Tim Manajemen BBPP Lembang, Taufik menceritakan tentang profil BBPP Lembang, mulai dari tupoksi, keragaan SDM dan sarana prasarana yang dimiliki untuk menunjang kegiatan pelatihan pertanian, serta program kebijakan Kementerian Pertanian saat ini.

Rombongan yang dibagi menjadi 2 kelompok, bergerak menuju Inkubator Usahatani BBPP Lembang. Di screen tanaman hias, Widyaiswara BBPP Lembang, Ida Farida, menjelaskan agribisnis tanaman hias yang mudah diaplikasikan dan bernilai ekonomis tinggi. “Adik-adik, melalui budidaya tanaman hias sukulen dan kaktus, cara pembibitannya mudah, pemeliharaannya mudah, pengendalian hama penyakit pun tidak sulit, dengan pemasaran melalui online, adik-adik bisa berbisnis tanaman hias dengan cuan yang menggiurkan,” ungkap Ida.

Di lahan terbuka, pengelola lahan praktik, Ade Rohman, menjelaskan tentang budidaya sayuran brokoli dan cabai. Agribisnis dijelaskan mulai dari pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit dan panen pascapanen serta pemasaran.

Gedung Packing house, sebuah bangunan megah yang dibangun dengan tujuan menggiatkan kegiatan agribisnis bagi petani binaan, menjadi lokasi kunjungan selanjutnya.  Di sini, mahasiswa dijelaskan tentang proses pasca panen, mulai dari sayuran datang, ditimbang dan dicatat, dimasukkan ke ruang pre cooling, dimasukkan di ruang utama, pembersihan sayuran, sorting, grading, packaging, sampai dengan labeling. Di ruang pengolahan hasil, sayur dan buah diolah menjadi produk yang dapat memberikan nilai tambah. Mahasiswa tampak kagum melihat 3 buah cold storage berukuran besar di gedung packing house. Bagi mahasiswa ini adalah pengalaman baru, dapat menyaksikan langsung teknologi penyimpanan sayuran modern di ruang pendingin agar sayuran memiliki daya simpan yang lebih lama.

Terakhir, di screen house modern, dosen dan mahasiswa melihat koleksi tanaman melon yang sedang dibudidayakan. Tanaman melon dibudidayakan menggunakan teknologi hidroponik sistem irigasi tetes. Peserta kunjungan dijelaskan tentang alat kontrol berupa sensor otomatis untuk mengontrol suhu dan kelembapan. “Jika suhu dalam screen terlalu panas maka shade luar akan menutup. Jika masih panas maka shade dalam yang akan menutup. Jika hujan maka otomatis plastik di dinding dan atap screen menutup,” jelas petugas.

Nur Fita dan Rego, perwakilan mahasiswa kompak menyampaikan kesannya, “Kami berkeliling mengenal berbagai teknologi pertanian modern di BBPP Lembang. Banyak komoditas sayuran dan buah yang dibudidayakan seperti brokoli, cabai, anggur dan melon. Tanaman hias kaktus dan sukulen juga menarik perhatian kami. Ini membuka wawasan kami, sekaligus menjadi inspirasi dalam pengembangan manajemen agribisnis dan inovasi di bidang pertanian,” ujar Fita. “Kami berharap BBPP Lembang bisa terus berkarya dan memberikan kesempatan bagi para generasi muda Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya sehingga dapat berkontribusi bagi kemajuan pertanian Indonesia,” kata Rego.