Kolaborasi Kementan dan Kemendikbud Cetak Generasi Muda Terjun ke Dunia Usaha Dunia Industri melalui Program MBKM

Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Penerapan Program MBKM di sektor pertanian diyakini mampu mendorong percepatan regenerasi pertanian yang maju, mandiri dan modern guna mendukung ketahanan pangan serta mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045.

LEMBANG. Indonesia merupakan negara besar yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dan melimpah. Arah kebijakan pembangunan pertanian, yaitu pertanian maju, mandiri, dan modern, menjadi pedoman untuk bertindak cerdas, tepat, dan cepat, termasuk dalam mencetak generasi pertanian. Untuk mendukung hal tersebut Kementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam program MBKM.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, saat penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian dengan Kemendikbud pada tanggal 3 Maret 2021 lalu mengatakan, “salah satu SDA yang potensial adalah sektor pertanian yang menjadi sektor paling siap untuk melanjutkan pembangunan ke depan. Namun, untuk mengembangkan ini semua diperlukan SDM yang menguasai sains, riset, penguasaan mekanisasi, dan hilirisasi yang baik,” tutur SYL.

Mentan menegaskan, komitmen Kementan dalam menyiapkan SDM pertanian yang  berjiwa wirausaha terus dilakukan dan menjadi salah satu fokus utama.  “Kami menargetkan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial lahir hingga tahun 2024 dan kami mewujudkan hal tersebut melalui penyuluhan, pelatihan dan pendidikan vokasi pertanian,” tegasnya. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menjelaskan kerjasama ini merupakan salah satu wujud sinergi program prioritas antar kementerian  dalam mencapai Visi Presiden untuk mengakselerasi upaya peningkatan kualitas SDM pertanian melalui program pendidikan tinggi vokasional.  

“Kerjasama program MBKM dengan memanfaatkan segala fasilitas kampus, jaringan kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri, serta memanfaatkan program Kementan untuk mendukung merdeka belajar, khususnya terkait implementasi 8 (delapan) indikator kinerja utama dan 8 (delapan) program kampus merdeka dalam pendidikan pertanian,” terang Dedi.

Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, Riau, mengirimkan 15 (lima belas) orang mahasiswanya ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang untuk kegiatan kerjasama magang/Praktik Kerja Program MBKM. Kegiatan dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari 31 Agustus - 31 Desember 2022.

Selama 4 bulan, mahasiswa semester 5 yang terbagi 2 program studi yaitu Agribisnis dan Agroteknologi ini dibimbing secara teknis oleh Widyaiswara BBPP Lembang dan tersebar ke berbagai divisi yang ada di Inkubator Usahatani (IUT) BBPP Lembang. Divisi Integrated Farming, Divisi Kultur Jaringan, Divisi Green House dan Hidroponik, serta Divisi Pascapanen dan Pengolahan Hasil Pertanian menjadi lokasi yang dipilih mahasiswa Unilak untuk menambah wawasan dan mengasah keterampilan selama kegiatan magang/praktik kerja.

Pada program MBKM Unilak di BBPP Lembang, terdapat 6 mata kuliah berjumlah 20 SKS yang dikonversi. Untuk jurusan Agribisnis, mata kuliah yang bisa dikonversi adalah: 1) Studi kelayakan agribisnis, 2) Manajemen tata niaga, 3) Sosiologi pedesaan dan pertanian, 4) Pembangunan dan kebijakan pertanian, 5) Manajemen agribisnis, dan 6) Penyuluhan pertanian. Untuk jurusan Agroteknologi, mata kuliah yang bisa dikonversi adalah: 1) Sistem pertanian organik, 2) Teknologi pupuk hayati, 3) Budidaya tanaman tanpa tanah, 4) Budidaya tanaman hias dan obat, 5) Magang, dan 6) Perbanyakan tanaman.

Hari-hari magang/praktik kerja mahasiswa Unilak disibukkan dengan mengikuti semua kegiatan budidaya dan agribisnis di IUT BBPP Lembang, serta terlibat dalam kegiatan pelayanan pelanggan yang berkunjung di BBPP Lembang. Selama kegiatan magang/praktik kerja, mahasiswa Unilak mendapatkan bimbingan rutin dari Widyaiswara BBPP Lembang. Di akhir magang/praktik kerja mahasiswa Unilak melaksanakan seminar hasil dengan mempresentasikan hasil kegiatan magang/praktik kerja di hadapan Widyaiswara dan peserta magang lainnya.

Seminar hasil magang dilaksanakan selama 3 hari, 27-29 Desember 2022. Judul pengkajian dan proyek yang dilaksanakan oleh setiap mahasiswa adalah sebagai berikut:

1.         Abdullah. Judul pengkajian “Inovasi Pengolahan Kopi Arabika menjadi Permen Jelly di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian” dan proyeknya adalah “Membuat Permen Jelly Kopi”

2.         Aldia Saputra. Judul pengkajian “Analisis Rantai Pasok dan Pascapanen Melon”

3.         Aprilman Jaya Lawolo. Projectnya adalah “Pengaplikasian Pupuk Bioslurry dan Bioslurry Pluss pada Tanaman dan Layu Fusarium pada Tanaman Bawang Merah”

4.         Aulia Azzahra. Judul pengkajian “Pertanian Organik” dan proyeknya adalah “Budidaya Tanaman Bayam Merah secara Organik”

5.         Bima Gusriansya. Judul pengkajian “Pemanfaatan Urine Sapi menjadi Pupuk Organik Cair dan Aplikasi POC terhadap Tanaman Pakcoy”

6.         Diansani Simanjuntak. Judul pengkajian “Budidaya Tanaman Hidroponik Melon” dan proyeknya adalah “Optimalisasi Nutrisi pada Tanaman Melon dengan Hidroponik Sistem Irigasi Tetes”

7.         Dilla Anggrayni. Judul pengkajian “Perbanyakan Tanaman” dan proyeknya adalah “Multiplikasi Planlet Kentang Granola L. (Solanum tuberosum L.) pada Berbagai Konsentrasi Hara Makro dan NAA”

8.         Dwita Sari. Judul pengkajian “Budidaya Caisim” dan proyeknya adalah “Budidaya Caisim secara Organik”

9.         Fito Roy M. Hutagalung. Judul pengkajian “Peningkatan Experiental Learning, Hard Skills dan Soft Skills di Packing House Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang”dan proyeknya adalah “Penanganan Pascapanen serta Analisis Saluran Distribusi Rantai Pasokan Raspberry”

10.     Michel Pratama Ramadhan. Judul pengkajian “Budidaya Tanaman Hidroponik Melon” dan proyeknya adalah “Perbandingan Nutrisi Hidroponik Komersial terhadap Pertumbuhan Melon”

11.     Nofi Alfina. Judul pengkajian “Sistem Pertanian Organik” dan proyeknya adalah “Budidaya Tanaman Bayam Hijau secara Organik”

12.     Rajab Patria. Judul pengkajian “Pengolahan Hasil Pertanian (PHP) Jagung dan Pemanfaatan Kulit Limbah Jagung”. Proyeknya adalah “Pemanfaatan Kulit Limbah Jagung menjadi Kerajinan”

13.     Ratna Dewi Puspita Siagian. Judul Pengkajian “Perbanyakan Tanaman” dan proyeknya adalah “Multiplikasi Planlet Kentang Granola L. pada Berbagai Konsentrasi Hara Makro dan ZPT IBA”

14.     Suraj Prakash Singh. Judul pengkajian “Kompos” dan proyeknya adalah “Penambahan Urine Sapi dan Serbuk Gergaji pada Pupuk Kompos di BBPP Lembang”

15.     Wavy Yul Ahdi. Judul pengkajian “Peningkatan Experiental Learning, Hard Skills dan Soft Skills di Packing House Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Proyeknya adalah “Penanganan Pascapanen serta Analisis Saluran Distribusi Rantai Pasokan Brokoli”.

Usai seminar hasil magang, mahasiswa Unilak melakukan revisi laporan magang sebagai tindak lanjut dari koreksi dan masukan Widyaiswara saat pelaksanaan seminar hasil magang.

Salah satu inovasi selama kegiatan magang program MBKM ini adalah pembuatan produk baru yang belum pernah diproduksi oleh BBPP Lembang, yaitu pengolahan kopi menjadi permen jelly kopi. Ini menjadi daya tarik tersendiri dari Program MBKM yang mengharapkan mahasiswa nantinya bisa menjadi wirausahawan di bidang pertanian.

Berbincang dengan salah satu mahasiswa, Abdullah, Rabu (28/12/2022), mengatakan, “Selama 4 bulan magang di BBPP Lembang, banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kami dapatkan. Selain dilatih keterampilan membuat suatu produk, kami juga mendapatkan bimbingan untuk terus berkreatifitas dan berinovasi. Ini menjadi pengalaman berharga yang tidak dapat kami lupakan. Terima kasih kepada Widyaiswara BBPP Lembang dan semua pihak yang telah memfasiltasi kami selama kegiatan magang,” katanya.

Lebih lanjut Abdullah mengatakan, “Saya bahagia karena bisa membuat sebuah produk yang bisa dikembangkan dan diusahakan oleh pelaku usaha di bidang pengolahan hasil pertanian,” ungkapnya. “Permen jelly kopi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual kopi defect (kopi cacat yang tidak banyak diminati oleh penikmat kopi),” ujarnya. (Yoko/Che)