Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Kolaborasi dengan Pemda Kabupaten Musi Banyuasin Tingkatkan Kompetensi Perangkat Desa
Sepanjang tahun 2022, Kementerian Pertanian melalui salah satu UPT Pelatihan Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, telah bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Kerjasama ini sudah meningkatkan kompetensi 1.200 orang (4 angkatan) perangkat desa dari berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Kerjasama ini sebagai salah satu Standar Pelayanan Publik BBPP Lembang.
LEMBANG. Menteri
Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan pentingnya menjaga ketahanan pangan.
“Seluruh program Kementerian Pertanian yang bermuara pada menjaga ketahanan
pangan, harus terkonsep dan terkoordinasi. Ini membutuhkan kerja sama dengan
institusi lain,” tutur SYL.
Senada dengan
pernyataan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengungkapkan bahwa ketahanan pangan bisa dicapai
salah satu upayanya dengan memasifkan pangan lokal sebagai upaya menghadapi
krisis pangan global. Dedi juga menyampaikan, “pertanian yang digerakkan oleh
SDM pertanian dengan memanfaatkan teknologi pertanian akan dapat meningkatkan
produktivitas.”
Balai Besar
Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada kegiatan Bimbingan
Teknis Ketahanan Pangan dalam rangka Pencegahan Stunting di Kabupaten Musi
Banyuasin. Perangkat Desa Kabupaten Musi Banyuasin kembali datangi BBPP
Lembang, Selasa (20/12/2022).
Ini menjadi
rombongan terakhir setelah 3 kali kegiatan yang sama di tahun 2022, namun
sasaran kegiatan berbeda kecamatan di setiap angkatan. Kali ini peserta adalah
perangkat desa yang terdiri dari kepala desa, sekretaris desa, KWT, dan bumdes
dari Kecamatan Sekayu, Bayor Licin, dan Lalan.
Rombongan
diterima secara resmi oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi Tim
Manajemen dan Widyaiswara sebagai fasilitator kegiatan.
Tampak hadir
Kepala Dinas PMD Kabupaten Musi Banyuasin, Richard Chahyadi. Richard
menyampaikan, “BBPP Lembang mampu menjadi rujukan bagi stakeholder di bidang
pertanian untuk mengembangkan pertanian di wilayah masing-masing,” jelasnya.
“Harapan saya
setelah semuanya memperoleh materi, baik secara klasikal maupun praktik, dapat
dipraktikkan di wilayah masing-masing. Potensi pertanian di Kabupaten Musi
Banyuasin secara umum cukup besar dalam rangka mendukung ketahanan pangan menyukseskan
program pertanian di Provinsi Sumatera Selatan. Selain itu diharapkan dengan
membudidayakan aneka tanaman bisa mengatasi inflasi dan mengurangi stunting.
Ini sesuai juga arahan Presiden RI bahwa tahun 2024 zero stunting,” ungkap
Richard.
Kepala BBPP
Lembang, Ajat Jatnika, menyampaikan, “alhamdulillah kerja sama kita hingga saat
ini sudah ada 4 angkatan, sebagai upaya memberdayakan SDM pertanian.
Pembangunan pertanian diawali oleh SDM pertanian yang berkualitas,” tutur Ajat.
Selanjutnya,
selama 2 sesi pagi dan siang, Widyaiswara BBPP Lembang, Hendra Gunawan dan Abd.
Rohim menyampaikan materi budidaya sayuran dengan teknik hidroponik. “Budidaya
tanaman secara hidroponik bisa dilakukan di dataran rendah maupun dataran
tinggi,” ucap Hendra. Diskusi terjalin tentang permasalahan yang dihadapi saat
proses budidaya hidroponik.
“Ada beberapa
jenis tanaman yang bisa dibudidayakan secara hidroponik dan memiliki nilai jual
tinggi seperti paprika, melon, tomat, kentang, selada, timun jepang, terong
jepang. Ini bisa menjadi pertimbangan agar keuntungan yang diperoleh juga
maksimal,” kata Hendra.
Pada sesi ke-2,
Abd. Rohim menyinggung tentang beberapa sistem pada budidaya tanaman dengan
teknik hidroponik, seperti aeroponik, DFT, NFT, irigasi tetes, dan wick system.
“Senjata petani hidroponik adalah pH meter dan EC meter,” ungkapnya.
Dijelaskannya juga tentang media tumbuh hidroponik, rumah semai, pemeliharaan
dan pengendalian hama secara alami. “Hindari penggunaan pestisida apalagi yang
sistemik. Salah satu cara yang bisa dilakukan menggunakan yellow trap,”
jelas Abd. Rohim. “Untuk media tanam harus yang mudah menyerap nutrisi dan lama
menyimpan nutrisi,” katanya.
Peserta praktik
membuat instalasi hidroponik sistem DFT dibantu pengelola lahan praktik di
Inkubator Usahatani BBPP Lembang. Mulai dari pembuatan rangka yang dipasangi
paralon, membuat lubang tanam, melarutkan nutrisi AB mix, dan menanam bibit
sayuran ke dalam lubang tanam.
Materi lainnya,
Widyaiswara BBPP Lembang, Fiadini Putri bergantian dengan Cece Mulyana,
menjelaskan tentang budidaya jagung. Dilanjutkan praktik membuat lubang tanam
menggunakan tugal dan menanam benih jagung di lahan praktik Inkubator Usahatani
BBPP Lembang.
Salah seorang
peserta, Aina, dari Desa Lumpung Raya Kecamatan Lalan mengatakan, “di
pekarangan rumah, saya sudah menanam aneka tanaman toga seperti jahe, kunyit
yang digunakan untuk pengobatan tradisional ataupun bumbu masak sehingga saya
tidak perlu membeli lagi,” jelas Aina. “Saya tertarik juga ingin mempraktikkan
hidroponik wick system dengan memanfaatkan botol bekas air mieneral,” ucapnya.
(Yoko/Che)