Kementan Siapkan Generasi Muda Pertanian Lakoni Agribisnis Cabai Merah

Usaha Pertanian secara umum dari waktu ke waktu terus berkembang dengan cepat dan semakin kompleks, dan telah menjadi salah satu peluang usaha yang layak diperhitungkan. Saat ini pengembangan sistem dan usaha pertanian telah dilakukan dengan pendekatan agribisnis. Cabai Merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai prospek usahatani yang cukup baik, daya adaptasi dan nilai ekonomi tinggi. Peningkatan kemampuan SDM untuk menggeluti agribisnis cabai merah perlu dilakukan secara serius dan berkelanjutan.



LEMBANG. Salah satu komoditas strategis di bidang pertanian adalah cabai merah. Tanaman cabai merupakan salah satu sayuran buah yang memiliki peluang bisnis yang baik. Cabai merah trend fluktuasi harganya cukup tinggi dan kerap menjadi salah satu penyumbang angka inflasi, maka harus terus digenjot produktivitasnya. Upaya memproduksi cabai merah untuk memenuhi permintaan pasar khusus serta keperluan ekspor perlu terus digalakkan, mengingat permintaan akan komoditas cabai merah terus meningkat, baik dari segi kualitas, kuantitas maupun kontinuitas.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, “negara kita adalah negara besar. Sumberdaya alam Indonesia kaya akan potensi baik di darat, laut dan udara. Karenanya, yang terpenting SDM berkolaborasi memanfaatkan sumber daya alam tersebut,” ungkap SYL.

Salah satu program aksi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mendukung program utama Kementerian Pertanian adalah penumbuhan petani milenial. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menyampaikan, ”petani milenial harus mampu merefleksikan semangat kebangkitan dan kejayaan negara agraris sebagai jalan dan upaya pemerintah dalam menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia pada tahun 2045.”

 

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Agribisnis Cabai Merah bagi Non Aparatur.  Pelatihan ini dimaksudkan untuk membekali pelaku usaha pertanian dalam pengembangan agribisnis cabai merah. Peserta sebanyak 30 orang, merupakan siswa dan mahasiswa Praktik Kerja Lapang (PKL) di BBPP Lembang yang berasal dari berbagai sekolah/universitas, yaitu SMK Negeri Majalengka, SMK Negeri Garut dan Universitas Lancang Kuning.

Kepala Balai, Ajat Jatnika saat pembukaan pelatihan menegaskan, ”generasi milenial sebagai penerus pembangunan pertanian di masa depan, harus memiliki semangat tinggi dan tidak mudah menyerah,” kata Ajat. ”Produktivitas cabai merah meningkat jika dari sisi on-farm dan off-farmnya diupayakan sebaik mungkin, inilah yang dinamakan agribisnis,” jelas Ajat.

Pelatihan yang diselenggarakan selama 5 hari mulai 12 – 17 Desember 2022 ini outputnya adalah peserta dapat menerapkan materi yang diperoleh selama pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu menjadi pelaku usaha yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas cabai merah.

Selama 6 hari berlatih, Widyaiswara BBPP Lembang sebagai fasilitator pelatihan, memberikan materi secara klasikal dan praktik tentang: persiapan benih, persiapan lahan, pupuk dan pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit terpadu, panen dan pascapanen cabai merah, pengolahan hasil cabai merah, analisa usahatani, pemasaran dan kelembagaan petani.

Suraj Singh, salah satu peserta dari Universitas Lancang Kuning Riau menyampaikan kesannya, Senin (19/12/2022). “Dengan mengikuti Pelatihan Agribisnis Cabai Merah di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, membuat saya mengerti dan memahami konsep agribisnis yang baik dan benar mulai dari budidaya hingga pemasaran yang dapat meningkatkan hasil penjualan,” katanya. “Saya juga merasakan ada penambahan wawasan tentang kewirausahaan yang nantinya akan kami sebarluaskan kepada petani dan petani milenial di wilayah kami,” ungkap Suraj.