Krisis Iklim Global Kian Nyata, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal Studi ke BBPP Lembang
Kementerian Pertanian di bawah komando Menteri Pertanian,
Syahrul Yasin Limpo, kian serius dan optimis dalam mempersiapkan sektor
pertanian menghadapi krisis iklim global. Salah satu upaya yang dilakukan yakni
melalui peningkatan kapasitas SDM pertanian, baik Widyaiswara, penyuluh,
petani, dan seluruh insan pertanian.
Mentan mengatakan untuk memajukan pertanian dibutuhkan
kemauan yang kuat dengan tidak mengandalkan anggaran.
Hal ini tentunya menuntut peningkatan kinerja penyuluhan,
pendidikan, dan pelatihan pertanian sebagai fungsi peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
(BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyatakan
hal senada. "Kita harus memiliki sense of crisis (kesadaran akan
krisis) dengan segala risiko
di depan mata. Risiko yang paling dahsyat dampaknya adalah kekurangan dan kelangkaan pangan," tuturnya.
Sebagai bagian dari SDM Pertanian, Dinas Pertanian dan
Pangan Kabupaten Kendal serius mewujudkan hal tersebut. Jumat (9/12) rombongan yang terdiri dari Kepala Bidang dan jajaran Sub
Koordinator menyambangi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.
Kedatangan dilakukan dalam rangka koordinasi dan konsultasi,
khususnya pengembangan
teknologi tanaman pangan dan hortikultura.
Sub Koordinator Program dan Kerjasama, Achmad Handyoko,
didampingi Widyaiswara BBPP Lembang, Riyadi Pratiwa dan Fiadini Putri,
menyambut kedatangan rombongan di ruang rapat kepala balai.
Mengawali diskusi, Indarwati, Kepala Bidang Tanaman Pangan
dan Hortikultura, menyampaikan terima kasih atas pelatihan tematik bawang merah
yang diselenggarakan BBPP Lembang di Kabupaten Kendal pada tahun 2021 lalu. Menurutnya
pelatihan ini sangat bermanfaat guna mengoptimalkan potensi bawang merah di
Kabupaten Kendal.
Adapun kedatangan rombongan kali ini, juga menjadi upaya
tindak lanjut. Ia berharap Kementan melalui BBPP Lembang dapat melanjutkan
kegiatan serupa pada komoditas lainnya sebagai bekal bagi petani.
Terlebih, saat ini Kabupaten Kendal tengah mengalami
banjir rob yang dapat menjadi ancaman penurunan produktivitas khususnya padi.
Ini menjadi sinyal krisis iklim yang kian nyata.
"Banjir rob saat ini memang telah masuk di daratan
rendah, solusi yang perlu dilakukan yakni dengan sanitasi air dan memperhatikan
pola tanam", tutur Fiadini, menanggapi hal tersebut.
Setelah berdiskusi dengan Widyaiswara, berkaitan dengan
tanaman pangan dan hortikultura, rombongan melanjutkan kunjungan ke area
Inkubator Usaha Tani. Screen tanaman hias menjadi titik pertama yang
dikunjungi. Di sini rombongan melihat berbagai koleksi kaktus dan sukulen yang menjadi langganan sebagai souvenir cantik bagi pengunjung.
"Sangat kreatif dan memberikan ide bagi kami untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pengembangan tanaman hias di Kendal,"
puji Dewi Ariyanti, Sub Koordinator Perlindungan Usaha dan Alsintan.
Di sela-sela perjalanan menuju spot lainnya, Riyadi
memperkenalkan berbagai komoditas di BBPP Lembang. Mulai dari kopi, horenso,
hingga selada merah yang kini menjadi primadona bagi pecinta salad.
Di sisi lainnya, rombongan melihat screen anggur yang
merupakan spot baru di BBPP Lembang. Mulai dikembangkan sejak akhir 2021 lalu,
kini 20 varietas anggur sudah berbuah secara kontinu. BBPP Lembang juga terus berinovasi dengan mengolah daun
anggur menjadi kripik.
Sebelum beranjak meninggalkan BBPP Lembang, Eko Waluyo,
Sub Koordinator Hortikultura, menyampaikan kesannya. "Kami mengunjungi
beberapa tempat di sini, semuanya memberikan ilmu baru bagi kami. Terutama
berkaitan masalah yang saat ini kami hadapi terutama berkaitan dengan perubahan
iklim. Semoga kami dapat menerapkan di wilayah kami," ungkapnya. (DRY/YKO)