Optimalisasi Lahan Praktik, BBPP Lembang Panen Buah Anggur Berkualitas

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang terus berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian di Inkubator Usahatani  (IUT). IUT memiliki fungsi sebagai sarana pembelajaran bagi peserta pelatihan, namun IUT juga menjadi show window bagi pengguna layanan BBPP Lembang, baik itu petani, penyuluh pertanian, calon purnabhakti, petugas, siswa, dan mahasiswa yang kerap berkunjung untuk belajar pertanian.

EMBANG. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam setiap arahannya menyampaikan bahwa sektor pertanian harus selalu diupayakan keberlanjutannya karena pertanian itu tidak boleh berhenti. “Sektor pertanian menjadi bantalan perekonomian nasional karena memberikan kontribusi positif untuknya. Pertanian juga sukses menyumbang devisa untuk negara dan meningkatkan PDB Indonesia. Menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi nasional pada kwartal III tumbuh sebesar 5,72% year on year, sektor pertanian menyumbang 12,91% year on year atau tumbuh 1,65% year on year,” ujar SYL.   

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, saat meninjau screen tanaman anggur beberapa bulan lalu, menghimbau agar seluruh pegawai BBPP Lembang dapat terus meningkatkan produktivitas aneka komoditas yang dibudidayakan di IUT. “Untuk meningkatkan pelayanan kita kepada pengguna jasa di BBPP Lembang, maka harus juga mengoptimalkan sarana prasarana penunjang pembelajaran,” ungkap Dedi.  

Lahan Inkubator Usahatani (IUT) BBPP Lembang seluas 2,5 hektar dilengkapi aneka komoditas pertanian dan mayoritas adalah hortikultura, baik sayuran, buah-buahan, maupun tanaman hias. Komoditas ini dibudidayakan secara konvensional dan modern dengan menggunakan teknologi hidroponik berbagai sistem seperti deep flow technique, irigasi tetes, dan aeroponik.

Anggur menjadi salah satu komoditas buah-buahan yang perdana dibudidayakan di BBPP Lembang. Sejak akhir tahun 2021, BBPP Lembang mulai membudidayakan tanaman anggur sebanyak 140 tanaman. Lebih dari 20 macam varietas anggur, seperti  Harold, Akademik, Sangsekerta, GhosVi, Beauty, Trans, Ninel, dan Everest ditanam di screen house seluas 40 meter x 12 meter.

Dadan Sundara, petugas sarana dan prasarana, secara teknis menjelaskan proses budidaya anggur yang dilaksanakan di IUT BBPP Lembang. “Media tanam budidaya anggur adalah arang sekam, cocopeat dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1,” jelas Dadan. Proses pembibitan anggur dimulai dengan teknik grafting/penyambungan,” jelasnya.

“Setelah grafting, saat berusia 3 bulan, tanaman anggur dipindahkan ke dalam planter bag ukuran 58 liter,” lanjut Dadan. Penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali, pemupukan menggunakan pupuk organik dicampur dengan pupuk kimia sesuai dosis. "Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan secara manual dan penyemprotan menggunakan pestisida sesuai dosis,” ungkap Dadan.

“Saat usia 7 bulan, dilakukan prunning pertama, dan pada tahap ini pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara organik, dan menghentikan pengendalian kimiawi. Saat usia tanaman anggur 10 bulan, maka tanaman anggur sudah siap untuk dipanen,” katanya. Panen perdana mencapai kurang lebih 68 kg yang dijual dengan harga 75 ribu/kg.

“Wahh anggurnya sangat cantik, warnanya begitu menggoda, jadi ingin mencoba rasanya,” ungkap peserta kunjungan sembari berswafoto dengan tanaman anggur. “Saya mau beli yang varietas GhosVi, rasanya manis dan warnanya juga bagus ungu kehitaman, saya pesan 1 kg,” ucap Estu, salah seorang pegawai.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, saat dijumpai pada Senin (5/12/2022) memberikan keterangan, “alhamdulillah tanaman anggur ini tumbuh dengan baik, mulai dari pembibitan, pemeliharaan hingga waktu panen, kami siapkan dengan sebaik mungkin. Kami optimis tahun depan hasilnya akan lebih baik lagi, baik secara kuantitas maupun kualitas buahnya,” ungkap Ajat.