Perangkat Desa Musi Banyuasin Siap Amati, Tiru dan Modifikasi Pertanian Modern
Desa menjadi awal pembangunan pertanian. Kepala desa dan jajarannya memiliki tanggung
jawab memastikan roda perekonomian di desa tetap dan terus berjalan melalui pembangunan
di berbagai sektor, termasuk pertanian. Pemenuhan kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia
menjadi tanggung jawab sektor
pertanian.
LEMBANG. Indonesia memiliki potensi
besar dalam memperkuat ketahanan pangan karena didukung
sumber daya alam seperti pantai, dataran rendah, gunung dan sumber daya alam lainnya. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, “Bicara
ketahanan pangan adalah bicara kekuatan negara dan bangsa,” jelas SYL. Menteri
Pertanian mengingatkan negara akan bermasalah apabila ketahanan pangannya
bermasalah. “Kekuatan apapun yang kita miliki tidak bisa menjaga negara dengan
baik kalau ketahanan pangan kita bersoal,” tuturnya.
Hal senada disampaikan
oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. Ketahanan pangan nasional menjadi kunci utama dalam menghadapi masa
krisis pangan dunia saat ini. “Mari kita galakkan diversifikasi pangan lokal
untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional,” kata Dedi.
Perangkat desa dari Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan
kembali mengunjungi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Kali ini,
perangkat desa berasal dari Kecamatan Kluang, Babatoman, BHL dan Sangadesa.
Rombongan diterima secara resmi di Aula Catur Gatra oleh Kepala Balai didampingi
tim manajemen dan widyaiswara BBPP Lembang, Selasa (6/12/2022).
Pimpinan rombongan, Beni, dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Musi Banyuasin menjelaskan, “Kami membawa perangkat desa yaitu kepala
desa, ibu-ibu PKK, pengurus bumdes dan kader pembangunan manusia sejumlah 300
orang,” jelas Beni. “Harapan kami di sini kami bisa ATM (amati, tiru dan
modifikasi) untuk ketahanan pangan di wilayah kami,” ungkapnya.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menyambut hangat rombongan yang
hadir. “Alhamdulillah banyak sekali masyarakat yang belajar di BBPP Lembang.
Tahun ini, sudah mencapai 5.000 siswa, mahasiswa, petani, anggota KWT, penyuluh
pertanian, petugas, dan calon purnabhakti yang belajar pertanian di sini
melalui kegiatan kunjungan,” tutur Ajat.
“Selamat belajar di BBPP Lembang, semoga seluruh materi dapat
diterapkan di wilayah masing-masing yang akan dijelaskan oleh widyaiswara kami
dan dipraktikkan langsung di Inkubator Usahatani (IUT) BBPP Lembang”, ucapnya.
Widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi budidaya tanaman, Abd. Rohim,
Cece Mulyana, Hendra Gunawan dan Riyadi Pratiwa, selama 2 sesi pagi dan siang,
menjelaskan tentang teknologi budidaya tanaman secara hidroponik dan budidaya
jagung.
“Teknologi hidroponik
menjadi salah satu kunci keberhasilan pemenuhan ketahanan
pangan di wilayah yang memiliki keterbatasan lahan,” kata Abd. Rohim mengawali
penjelasan. “Silakan dipilih sistem-sistem dalam teknologi hidroponik yang
sesuai dengan kondisi masing-masing. Ada wick system, NFT, DFT, irigasi tetes
dan aeroponik,” ucapnya.
Sesi kedua, widyaiswara BBPP Lembang, Hendra Gunawan membuka diskusi
dengan peserta. Beberapa peserta menanyakan tentang budidaya tanaman yang
sedang dilakukan dan permasalahan yang dihadapi.
Pada materi budidaya jagung, widyaiswara menjelaskan pengelolaan
tanaman terpadu (PTT) komoditas jagung. Beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu: varietas unggul baru spesifik lokasi serta benih bermutu dan berlabel.
“Untuk memperoleh benih tanaman sesuai spesifik lokalita, bisa menghubungi
dinas pertanian atau Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat,” kata Riyadi.
Komponen pada PTT tanaman jagung adalah: persiapan lahan, pembuatan
saluran drainase di lahan kering pada musim hujan atau saluran irigasi di lahan
sawah pada musim kemarau, pemberian bahan organik, pembumbunan, pengendalian
gulma secara mekanis dan herbisida kontak, pengendalian hama penyakit, dan
panen tepat waktu serta pengeringan segera.
Setelah materi disampaikan,
peserta langsung bergerak menuju IUT BBPP Lembang. Di zona rumah pangan
lestari, peserta praktik membuat instalasi hidroponik sistem DFT dan melakukan
penanaman selada.
Di area lahan terbuka, widyaiswara BBPP Lembang, Cece Mulyana, memandu
peserta menentukan jarak tanam, membuat lubang tanam dan menanam benih jagung. Peserta
terlihat aktif menanyakan teknis pemeliharaan tanaman jagung.
“Banyak pengetahuan baru yang kami terima hari ini. Semakin
terinspirasi untuk mencoba menerapkan teknologi pertanian di desa kami
masing-masing, agar ketahanan pangan di wilayah kami segera terwujud” ucap
Mariyati, salah satu perwakilan peserta. “Terimakasih BBPP Lembang,” ungkapnya
ceria.