Seru! Mahasiswa Unila Healing Sambil Belajar Pertanian di BBPP Lembang

Penghujung tahun seringkali dimanfaatkan sebagai momen untuk melepas kepenatan setelah menjalani rutinitas selama 12 bulan ke belakang. Kebanyakan orang mengisi akhir tahun dengan berlibur, atau yang kini disebut sebagai healing, guna menyegarkan fisik dan mental.



Mahasiswa Universitas Negeri Lampung (Unila) turut memanfaatkan momen ini. Tidak hanya sekadar melepas penat, mahasiswa jurusan Penyuluhan Pertanian, Program Studi Agribisnis ini belajar pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

Selasa (06/12), tidak kurang dari 75 orang mahasiswa tiba di area packing house BBPP Lembang. Turut hadir Ketua Prodi, Tubagus Hasanudin dan perwakilan dosen.

Tubagus menyampaikan, tujuan kunjungan mahasiswa kali ini adalah untuk melihat dan mengamati dunia pertanian secara langsung di lapangan serta memperkaya wawasan baru selain teori yang telah didapat di kampus. Harapannya, mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmunya sesuai dengan kondisi real saat memasuki dunia kerja nanti.

Taufik Lukman, Koordinator Program dan Evaluasi, menyambut hangat kedatangan mahasiswa. Ia berpesan, “mahasiswa pertanian harus bangga dan berkomitmen untuk terjun ke sektor pertanian.”

Usai penerimaan, rombongan dibagi menjadi dua kelompok dan berkeliling area BBPP Lembang. Kawasan Rumah Pangan Lestari (RPL), menjadi lokasi pertama yang dikunjungi mahasiswa. Nampak mahasiswa takjub melihat area pertanian BBPP Lembang seluas 10 hektar yang ditanami berbagai macam tanaman berselimutkan birunya langit dan dikelilingi pegunungan yang indah. Tentunya ini menjadi pengalaman baru bagi mereka.

Dalam perjalanan menuju RPL, mahasiswa mengamati berbagai macam komoditas pertanian seperti kopi dan aneka tanaman sayuran yang ditanam di area lahan konvensional BBPP Lembang. “saya suka minum kopi kekinian, jadi sangat penasaran dengan bentuk biji kopi, apalagi saat masih menyatu di pohonnya,” ujar Miya, salah seorang mahasiswa.

Di RPL, mahasiswa melihat budidaya selada dengan hidroponik sistem DFT dan NFT. Ari, Petugas lapang, menjelaskan “penggunaan hidroponik ini dapat menghemat lahan dan cocok dikembangkan dengan memanfaatkan pekarangan rumah.”

Selanjutnya, mahasiswa beranjak menuju screen house tanaman hias. Neneng Ida Farida, Widyaiswara BBPP Lembang, membagikan ilmu budidaya kaktus dan sukulen. Ia menjelaskan teknik dasar budidaya hingga cara menyambung kaktus. Di sini, mahasiswa dapat membeli kaktus dan sukulen sebagai buah tangan.

Screen house aeroponic menjadi spot terakhir yang dikunjungi. Di sini mahasiswa melihat budidaya perbanyakan benih kentang G0 dengan sistem bercocok tanam di udara tanpa menggunakan tanah. Ini merupakan salah satu teknik budidaya modern. Pada sistem ini akar tanaman akan menerima nutrisi melalui semprotan dari nosel atomisasi.

Nabila Wantika, usai berkeliling BBPP Lembang, menceritakan kembali pengalaman yang didapat hari ini. “Tadi saya sudah berkeliling ke screen house dan melihat berbagai komoditas yang dikembangkan di sini. Ilmu yang diberikan sangat bermanfaat untuk dapat kami terapkan,” ungkapnya. 

Kesuksesan sektor pertanian dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan ekonomi nasional pasca pandemi, telah berhasil menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor ini. 

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan bahwa Kementerian Pertanian RI terus berupaya mengubah wajah sektor pertanian, dengan mengandalkan para petani milenial dan pemanfaatan teknologi digital.

“Kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan para petani muda milenial melalui pelatihan. Memanfaatkan teknologi, alsintan dan jejaring pemasaran. Kemudian kita ubah mindset generasi milenial bahwa pertanian itu keren dan hebat, serta optimis bahwa di tangan generasi muda sektor pertanian akan lebih maju,” katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, tentang pentingnya pertanian sebagai sektor prioritas dengan jumlah pintu pasar paling banyak di dunia.

“Pertanian adalah sektor terpenting, untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat sekaligus menjaga stabilitas nasional,” kata Dedi Nursyamsi. DRY/YKO