Wujudkan Pertanian Maju Mandiri Modern, Kementan Asah Kompetensi Penyuluh Pertanian
Pelatihan Fungsional Penyuluhan Pertanian Terampil diselenggarakan bertujuan agar penyuluh pertanian mampu meningkatkan kualitas kinerja yang professional, amanah, kreatif, proaktif serta responsif dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendamping dan sahabat petani.
LEMBANG. Kementerian Pertanian mendukung peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian yang profesional yang dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi maupun sertifikasi profesi,salah satunya bagi penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian menjadi garda terdepan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas yang berdaya saing guna mewujudkan pencapaian swasembada pangan dan penerapan teknologi pertanian yang modern.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di setiap arahannya terus memacu jajarannya untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian, salah satunya melalui pelatihan. "Era evolusi industri 4.0 menjadikan penyuluh pertanian menjadi penentu sektor pertanian menjadi lebih baik," kata SYL. Lebih lanjut Menteri Pertanian mengatakan, “Penyuluh itu pendamping dan sahabat petani.Penyuluh adalah komunikator, penyuluh itu integrator, penyuluh adalah motivator, penyuluh adalah organisator, penyuluh adalah dinamisator,”ujarnya.
Keberhasilan pembangunan pertanian tidak lepas dari peran semua pihak. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, “SDM Pertanian memberikan kontribusi besar dalam mendukung program pembangunan pertanian. Tetap semangat kepada para penyuluh pertanian dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern,” tutur Dedi.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan Pelatihan Fungsional Penyuluh Pertanian Terampil. Pelatihan ini merupakan kerjasama antara BKP2D Kabupaten Boyolali, Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kabupaten Asmat, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul. Pelatihan dilaksanakan selama 21 hari mulai 25 Oktober – 14 November 2022 dengan diikuti 26 orang peserta.
Selama berlatih, peserta memperoleh materi klasikal dan praktik yang disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Lembang dan narasumber serta praktisi di bidang pertanian. Total jam berlatih sebanyak 168 jam pelajaran terdiri dari materi kelompok dasar, inti dan penunjang.
Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta pelatihan,dilaksanakan praktik kompetensi melalui metode praktik dalam kondisi riil di lapangan mengenai proses penyuluhan mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
Praktik kompetensi dilaksanakan selama 5 hari mulai tanggal 7 – 11 November 2022. Peserta didampingi widyaiswara dibagi menjadi 2 kelompok dan 2 lokasi. Kelompok pertama, praktik komptensi dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Teras Kabupaten Boyolali dan BPP Karangtengah Kabupaten Cianjur.
Peserta melaksanakan praktik langsung tentang identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem menggunakan analisa SWOT, penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), penyusunan rencana kerja tahunan penyuluhan pertanian, penyusunan materi penyuluhan, pembuatan media penyuluhan pertanian dan penentuan metode penyuluhan pertanian serta evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian.
Winarni Samsia, salah seorang peserta yang berasal dari Kampung Itersok Kecamatan Safan Kabupaten Asmat Provinsi Papua Selatan, menyampaikan kesannya bisa mengikuti pelatihan di BBPP Lembang, Jumat (11/11/2022). “Widyaiswara sebagai fasilitator mampu membawakan materi dengan baik dan fasilitas pelatihan di sini sangat baik sehingga bisa menunjang proses kami dalam berlatih,” ucap Winarni. “Harapannya, apa yang sudah diberikan kepada kami bisa kami terapkan, karena selama ini pendampingan yang kami lakukan kepada petani masih ada beberapa hal yang belum sesuai dengan teori-teori penyuluhan yang telah diberikan selama kami berlatih di sini,” katanya lagi.