Minati Bisnis di Sektor Pertanian, Mahasiswa Universitas Pekalongan Sambangi BBPP Lembang
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang memiliki lokasi strategis di Kecamatan Lembang yang menjadi salah satu destinasi wisata populer bagi para wisatawan lokal dan mancanegara. Letaknya tidak jauh dari ibukota Provinsi Jawa Barat dan udaranya sejuk dengan mayoritas potensi komoditas pertanian di sektor hortikultura, menjadi magnet kuat bagi masyarakat untuk belajar pertanian di BBPP Lembang.
LEMBANG. Sektor pertanian merupakan sektor yang menjanjikan masa depan cerah. Seperti yang selalu diutarakan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pada setiap kesempatan bertemu dengan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. “Ada 5 kunci keberhasilan yaitu fokus belajar yang baik di kampus agar terampil dan menjadi petani milenial serta wirausaha handal di bidang pertanian serta belajar dari teori dan konsep serta jangan malu untuk belajar dari pengalaman dan kesuksesan orang lain, miliki cita-cita, impian, harapan, dan visi untuk mencapainya, jujur jangan suka berbohong dalam segala hal, tingkatkan kepedulian terhadap sesama serta berlaku sesuai dengan budaya dan etika, terakhir disiplin dan jangan pernah menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada di depan mata kita,” tutur SYL.
Senada dengan yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. “Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP terus berkomitmen menyiapkan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan muda pertanian (job creator) dan tenaga siap kerja di bidang pertanian (job seeker),” jelas.
Seperti yang dilakukan oleh Universitas Pekalongan Jawa Tengah yang mengajak 97 orang mahasiswa Fakultas Pertanian semester 3, 5, dan 7 belajar pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Rabu (9/11/2022). Didampingi Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Dosen, rombongan diterima secara resmi oleh Kepala Balai, yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bagian Umum, Yullyndra Tisna Diputri.
Sajuri, Wakil Dekan Fakultas Pertanian, mengatakan, “Kami mengajak mahasiswa ke sini dengan harapan mereka dapat melihat dan mengenal pertanian secara langsung di lapangan dan dapat menambah wawasannya di luar materi kuliah di kampus,” ucap Sajuri.
Dibagi 5 kelompok, generasi milenial yang nantinya diharapkan menjadi penerus pembangunan pertanian di Indonesia, langsung berkeliling Inkubator Usahatani (IUT) BBPP Lembang. Didampingi Widyaiswara Spesialisasi Budidaya, Rosros Rosdiantini dan Dewi P.S., peserta bergerak menuju Screen House Melon yang dibudidayakan dengan teknologi hidroponik sistem irigasi tetes. Dengan antusias, peserta mendengarkan penjelasan proses budidaya mulai dari media tanam, varietas yang ditanam yaitu Robin dan Glamour, sistem fertigasi penyiraman sekaligus pemupukan menggunakan AB mix yang dilakukan secara otomatis 5 kali sehari selang 2 jam dan diatur selama 5 menit sekali. Penanganan hama penyakit dan pemasaran menjadi topik tanya jawab yang paling menarik perhatian peserta.
Beralih ke Green House Anggur, peserta terlihat kagum melihat tanaman anggur yang sedang berbuah lebat. Aneka varietas anggur, seperti Harold, Akademik dan Trans menghias indah dengan warna yang beraneka ragam, ungu, merah dan hijau. Pengelola pertanaman anggur, Dadan Sundara menjelaskan tentang proses budidaya anggur. “Pembibitan yang dilakukan yaitu okulasi sambung pucuk (grafting). Setelah usia 3 bulan bisa dipindah tanam. Setelah 7 bulan dilakukan pemangkasan (pruning), tujuannya merangsang tumbuh tunas baru perangsang munculnya bunga menjadi buah anggur yang manis membutuhkan waktu 3 bulan,” jelas Dadan.
Di zona KRPL, mahasiswa pertanian Universitas Pekalongan memperoleh pemahaman baru tentang perbedaan dan kelebihan masing-masing sistem pada teknologi hidroponik.
Di Divisi Tanaman Hias, Widyaiswara BBPP Lembang, Ida Farida, menjelaskan budidaya tanaman hias sukulen dan kaktus. Ida mengajak para mahasiswa untuk mau menggeluti bisnis tanaman hias yang menjanjikan keuntungan berlipat, asalkan bisa memilih jenis tanaman hias yang nilai jualnya tinggi. “Proses budidaya tanaman hias itu mudah kok, dan pemasarannya juga bisa secara online, dan bisa juga membidik pasar ekspor,” jelasnya.
BBPP Lembang juga menjadi lokasi yang tepat untuk belajar aneka olahan pangan. Di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, peserta diberikan wawasan tentang pengolahan komoditas sayuran menjadi stick wortel dan keripik daun anggur. Olahan komoditas jagung menjadi eskrim jagung dan produk olahan lainnya juga dijelaskan sebagai upaya meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
Salah seorang mahasiswi yang tampak tekun menyimak penjelasan di setiap titik kunjungan, Reni Yuspita, mengungkapkan, “Senang sekali bisa berkunjung dan mengenal aneka komoditas hortikultura di BBPP Lembang. Cara budidayanya juga sangat variatif, mulai budidaya konvensional sampai budidaya dengan memanfaatkan teknologi hidroponik. Asyik deh pokoknya, BBPP Lembang keren sekali,” ucapnya.