Pertanian Modern Menarik Minat Generasi Milenial MTs Al-Karimiyah Depok
MTs Al-Karimiyah Depok menjadi salah satu stakeholder Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang untuk kegiatan kunjungan. Hampir setiap tahun, MTs Al-Karimiyah Depok mengajak peserta didiknya belajar pertanian untuk mengenalkan dunia pertanian sedari dini.
LEMBANG. “Pertanian adalah sebuah masa depan yang pasti dibutuhkan,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Pertanian di masa depan harus mampu berdaya saing di dalam dan luar negeri baik di sisi hulu maupun hilir dengan meningkatkan manajemen pasca sehingga kualitas produk bisa lebih bagus. Packing merupakan upaya lain dalam menciptakan produk pertanian yang lebih menarik sehingga harga lebih tinggi dan akses pasar lebih luas.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan hal serupa. "Kementerian Pertanian, melalui BPPSDMP, sangat fokus mencetak generasi milenial pertanian yang andal, kreatif, professional, inovatif dan unggul," katanya.
Kamis (6/10/2022), 184 orang siswa kelas 8 MTs Al-Karimiyah Depok didampingi para guru berkunjung ke BBPP Lembang. Dibagi 4 kelompok, setiap kelompok secara bergiliran mengunjungi beberapa zona lahan praktik di Inkubator Usahatani (IUT).
Wawasan tentang pertanian modern akan menarik bagi para generasi penerus cita-cita bangsa. Salah satu pertanian modern yang menarik perhatian peserta didik adalah teknologi perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Widyaiswara BBPP Lembang, Sani Hanifah dan Chesara Novatiano, memberi materi dasar tentang kultur jaringan.
“Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menumbuhkembangkan bagian tanaman berupa sel, jaringan atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro,” jelas Chesara. “Tujuan kultur jaringan untuk menghasilkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya. Sebaiknya pemilihan komoditasnya merupakan tanaman yang bernilai jual tinggi karena memang proses kultur jaringan itu tidak mudah dan prosesnya cukup panjang,” lanjutnya.
Didampingi petugas laboratorium kultur jaringan, Yuli Yulinawati dan Ateng Jaelani, peserta praktik aklimatisasi bibit pisang cavendish. Anak-anak tampak tekun praktik memindahkan planlet pisang cavendish ke media aklimatisasi. Hasil aklimatisasi dikemas dan diberi label sehingga menghasilkan souvenir yang cantik.
Di zona Rumah Pangan Lestari (RPL), peserta kunjungan diberikan wawasan tentang pertanian hidroponik sistem Deep Flow Technique (DFT). Dipandu Widyaiswara, Cece Mulyana, dan petugas sarana prasarana, Miko dan Jajang, anak-anak mempraktikkan pembuatan instalasi hidroponik menggunakan pipa-pipa paralon. Mereka juga praktik menanam aneka bibit sayuran yang sudah melalui proses persemaian.
Bergeser ke screen house aeroponik kentang, para generasi Z ini semangat menyimak penjelasan petugas sarana prasarana, Beben Angga. Beben menjelaskan sistem aeroponik sebagai salah satu teknologi pertanian untuk perbanyakan benih tanaman, mulai dari persemaian, penanaman, pemeliharaan hingga panen.
Screen house tanaman hias kerap menjadi tempat favorit setiap kegiatan kunjungan. Petugas sarana prasarana, Ika Nugraha, menjelaskan budidaya sukulen dan kaktus. Beberapa anak juga tertarik membeli koleksi tanaman. “Kaktus ini untuk mempercantik ruang tamu di rumah saya,” celetuk salah satu murid.
Budidaya sayuran lapang juga menjadi lokasi kunjungan. Selada, kangkung, brokoli dan jagung adalah koleksi tanaman sayuran yang sedang dibudidayakan. Di zona ini peserta kunjungan melontarkan pertanyaan-pertanyaan tentang pertanian secara umum sebagai bagian dari tugas mata pelajaran.
Guru MTs Al-Karimiyah, Ika Mustikawati, menyampaikan, “kunjungan kami ke sini merupakan bagian dari mata pelajaran IPA. Mereka belajar tentang kultur jaringan, budidaya tanaman menggunakan teknologi hidroponik, dan budidaya tanaman hias. Semoga ini bisa memberi manfaat untuk mereka,” jelasnya.
“Terimakasih BBPP Lembang, anak-anak memperoleh ilmu yang banyak di sini. Semoga kerjasama ini selalu terjalin dengan baik.”