Workshop on Agricultural Biodiversity Promotion in Taiwan
Workshop on Agricultural Biodiversity Promotion secara umum membahas tentang bagaimana tentang keanekaragaman hayati pertanian disana, yang berlokasi di 4 kota di Taiwan, yaitu Taipei, Taichung, Pingtung dan Tainan. Workshop ini diikuti oleh 22 orang dari 20 negara, dari diantaranya adalah Fiji, Indonesia, Malaysia, Palau, Filipina, Kepulauan Solomon, Thailand, Tuvalu, Vietnam, Jordania, Rusia, Papua New Guinea, Kingdom of Eswatini, Belize, Honduras, Nicaragua, Brazil, Paraguay, St. Christopher and Nevis, dan Srilanka. Workshop dilaksanakan selama 14 hari dari 11-24 April 2019. Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Sani Hanifah, menjadi salah seorang peserta di kegiatan workshop ini.
Selama pelaksanaan workshop, setiap harinya peserta memperoleh materi di kelas, yang dilanjutkan dengan field trip ke beberapa lokasi yang berkaitan dengan isi materi yang telah diberikan di kelas.
Selama di Taipei, peserta memperoleh materi:
- Menjaga Kelestarian Keanekaragaman Hayati Pertanian Global, yang menjelaskan tentang spesies yang dibudidayakan dan tidak dibudidayakan yang terdiri dari makanan yang kita makan atau mendukung produksi makanan dan mikrobioma tanah, penyerbuk, dan pengatur hama yang bermanfaat.
- Penggunaan Keanekaragaman Hayati yang Berkelanjutan, contoh kasus “Satoyama Initiative”, yang menjelaskan tentang pemeliharaan dan membangun kembali lahan/laut dan sumber daya alam secara berkelanjutan dipraktikkan sesuai dengan karakteristik regional dan ekonomi sosial modern.
- Forum Keanekaragaman Hayati Pertanian, yaitu suatu forum komunikasi yang memperkenalkan budidaya teh secara organik tanpa memakai pestisida dan membiarkan ekosistem alami yang terdapat di sekitar perkebunan teh tersebut untuk hidup.
- Target dan Indikator Keanekaragaman Hayati, menjelaskan tentang kepedulian kita terhadap keanekaragaman hayati yang ada di dunia dan bagaimana cara untuk melestarikannya.
Hari berikutnya peserta memperoleh materi tentang Pembentukan Taman Nasional dan Konservasi Keanekaragaman Hayati merupakan tempat untuk melestarikan pemandangan alam yan unik, fauna liar dan flora dan situs bersejarah Taiwan, disamping untuk menyediakan tempat rekreasi umum juga merupakan area untuk penelitian ilmiah. Sebagai contoh taman nasional adalah Biodiversity Research Center, yang merupakan sebuah tempat penelitian keanekaragaman hayati di Taiwan. Dilanjutkan dengan materi mengenai Jaringan Ekologi Nasional untuk Pengembangan Lansekap Berkelanjutan, yang menjelaskan tentang pentingnya, membangun sebuah lansekap selain untuk keindahan juga berguna untuk mempertahanan ekosistem untuk keberlanjutan keanekaragaman hayati pertanian. Sebagai contoh kita diajak untuk mengunjungi Botanical Garden Taiwan Forestry Research Institute, taman ini memiliki lebih dari 1500 spesies tanaman, kolam, dan herbarium.
Hari selanjutnya, peserta diajak fieldtrip ke:
- Endemic Species Research Institute, merupakan tempat penelitian eksperimental adalah untuk melakukan survei dan penelitian tentang hewan liar, tumbuhan, habitat dan ekosistem langka dan endemik Taiwan, dan untuk mempromosikan pendidikan ekologi.
- National Plant Genetic Resources Center, merupakan tempat yang berfungsi sebagai situs penyimpanan untuk semua tanaman di Negara Taiwan.
- Dr. Cecilia Koo Botanic Conservation Center, merupakan tempat pusat konservasi untuk memperkenalkan kembali tanaman ke lingkungan liar.
- World Vegetable Center, merupakan koleksi plasma nutfah sayuran yang berisi 60.000 aksesi 442 spesies berbeda yang dikumpulkan dari 156 negara.
Kemudian peserta diajak untuk mengunjungi museum Nasional Taiwan, yang merupakan museum tertua di Taiwan yang didirikan pada tahun 1908, museum ini yang mencatat perkembangan alam dan kemanusiaan.
Peserta kembali ke Taipei, untuk memperoleh materi mengenai Efek pada Spesies Eksotis dan Ekologi Pertanian, yang menjelaskan tentang spesies invasive yang merupakan spesies yang tidak asli dari lokasi tertentu (spesies yang diperkenalkan), dan memiliki kecenderungan untuk menyebar ke tingkat yang diyakini menyebabkan kerusakan pada lingkungan, ekonomi manusia atau kesehatan manusia.
Kemudian kita diajak untuk mengikuti aktivitas earth day di Taiwan yang bertujuan untuk melestarikan, merehabilitasi, dan mengintegrasikan sistem ekologi yang terancam punah serta melaksanakan strategi konservasi spasial yang menggabungkan antara hutan, sungai, desa, dan laut agar membentuk suatu harmoni yang indah.
Materi terakhir yang kita dapatkan adalah mengenai nilai-nilai pertanian dan Keanekaragaman Hayati, yaitu dengan membangun konservasi hijau dengan bertani tanpa menggunakan pestisida sintesis sehingga petani memahami prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan. Sebagai contohnya kita mengunjungi Tse Xin Organic Agriculture, yaitu sebuah yayasan pertanian yang berkomitmen untuk mempromosikan lingkungan yang sehat sambil meningkatkan mata pencaharian dan kesejahteraan manusia melalui prinsip-prinsip pertanian organik dalam kemitraan dengan pemerintah, bisnis, masyarakat, dan individu. Komoditas pertanian mereka adalah perkebunan teh organik, yang kemudian dipanen, diolah sendiri hingga dikemas dan siap untuk dijual.