Pelatihan Kuljar
PELATIHAN KULTUR JARINGAN
BAGI PEMUDA / WANITA TANI
Saat ini, sektor pengembangan agribisnis dapat meningkatkan perolehan devisa negara dengan menghasilkan produk pertanian yang berdaya saing tinggi, namun peningkatan tersebut harus diikuti oleh peningkatan kebutuhan bibit varietas unggul.
Penyediaan bibit berkualitas yang dihasilkan pemulia tanaman jumlahnya sangat terbatas, sedangkan kebutuhan terus meningkat sementara pengadaan bibit yang akan dieksploitasi secara besar-besaran dalam waktu cepat akan sulit dicapai melalui perbanyakan teknik konvensional. Salah satu teknologi harapan yang banyak dibicarakan dan telah terbukti memberikan keberhasilan adalah melalui teknik kultur jaringan.
Dengan teknologi kultur jaringan, tanaman dapat diperbanyak setiap waktu sesuai kebutuhan karena faktor perbanyakannya yang tinggi. Menyadari pentingnya peranan kultur jaringan dalam menunjang program pengembangan teknologi pertanian yang potensial, maka BBPP Lembang menyelenggarakan Pelatihan Kultur Jaringan Bagi Pemuda / Wanita Tani selama 7 hari efektif dari Tanggal 26 Agustus s.d 2 September 2008 yang diikuti oleh 30 peserta dari 16 propinsi di Indonesia dengan tujuan agar peserta pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan (kompetensi kerja) serta menguasai teknologi perbanyakan benih hortikultura secara efisien melalui teknik kultur jaringan.
Kegiatan yang dilaksanakan peserta pelatihan hampir 70 % praktek yang dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan kampus BBPP Lembang, dimana peserta dapat mengenal lokasi dan peralatan laboratorium kultur jaringan serta mempraktekan beberapa materi pelatihan meliputi :
- Proses teknik aseptik dalam kultur jaringan
- Persiapan dan pembuatan media kultur jaringan
- Cara persiapan bahan eksplan
- Proses inisiasi dan penanaman eksplan
- Teknik multiplikasi (sub kultur)
- Proses aklimatisasi
Secara keseluruhan proses kegiatan Pelatihan Kultur Jaringan Bagi Pemuda/Wanita Tani berjalan dengan baik dan lancar, telah mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta serta telah memacu semangat peserta untuk memperbanyak benih tanaman melalui teknologi kultur jaringan sehingga dapat menunjang program pengembangan teknologi pertanian yang potensial. Hal ini tergambar dari respon peserta yang begitu tinggi dalam mengikuti setiap materi yang disampaikan oleh widyaiswara maupun oleh narasumber lainnya, sehingga diperoleh data hasil evaluasi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta sebesar 46,47%.
Beberapa saran dan usulan yang dikemukakan para peserta, menurut Bpk. Yudi Kurniawan asal Prop. Jawa Timur bahwa waktu praktek dirasakan sangat kurang dan masih kurangnya personil Petugas / Instruktur dalam kegiatan praktek. Sedangkan menurut Bpk. Kalam selaku ketua kelas dari Prop. NTB bahwa syarat
Calon Peserta Pelatihan harus disesuai dengan bidang keahliannya dan kegiatan praktek agar lebih diperdalam dengan komoditas yang beragam sehingga para peserta dapat menguasai materi yang disampaikan. Oleh karena itu, dengan kegiatan pelatihan kultur jaringan bagi pemuda / wanita tani ini diharapkan dapat terus ditingkatkan secara optimal di kalangan petani.