Kemas Pertanian Modern Lewat Agroeduwisata, Kementan Tingkatkan Proses Regenerasi Petani
LEMBANG – Melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Kementerian Pertanian (Kementan) memperkenalkan teknologi pertanian kepada 50 siswa didampingi guru SMA Al-Azhar 33 Jatimakmur Kota Bekasi yang berkunjung ke UPT pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Senin (01/12/2025).
Pada berbagai kesempatan, Menteri
Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut regenerasi petani merupakan sebuah
keharusan. Karena itu, Kementerian Pertanian terus melakukan pembinaan,
memfasilitasi, sekaligus membuka ruang inovasi bagi petani muda.
“Anak muda kini bukan lagi
sekadar penonton dalam pembangunan pertanian nasional. Di tangan generasi muda,
pertanian diyakini bisa bertransformasi menjadi sektor yang lebih modern,
produktif, dan berdaya saing,” tuturnya.
Mentan Amran menambahkan, bonus
demografi yang dimiliki Indonesia adalah peluang emas untuk mempercepat
transformasi pertanian.
Menurutnya, inovasi dan
digitalisasi, generasi muda dapat menjadi motor penggerak lahirnya pertanian
maju, berkelanjutan, sekaligus bernilai ekonomi tinggi.
Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan regenerasi
petani sangat dibutuhkan. Karena, petani-petani yang ada saat ini sudah semakin
tua, sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit.
“Itulah pentingnya mendorong
regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.
Dalam kunjungannya, para siswa
kelas 10 SMA Al-Azhar 33 Jatimakmur Kota Bekasi diajak menuju 3 lokasi di lahan
praktik Inkubator Agribisnis, yaitu ke laboratorium kultur jaringan,
laboratorium pengolahan hasil pertanian, dan screen house tanaman hias.
Widyaiswara spesialisasi budidaya
pertanian didampingi petugas laboratorium kultur jaringan, memberi materi
singkat tentang teknologi kultur jaringan.
Di awal materi, peserta diberikan
pertanyaan-pertanyaan pengetahuan dasar berkaitan kultur jaringan melalui games
online yang sangat menarik bagi mereka untuk berpartisipasi mengasah kemampuan
kognitifnya.
Selanjutnya, mereka diajak
mempraktikkan 1 tahapan kultur jaringan, yaitu aklimatisasi bibit tanaman
pisang. Satu-persatu siswa membersihkan bibit pisang dari dalam planlet,
mencucinya dengan larutan fungisida, lalu mencelupkan ke zat pengatur tumbuh.
Bibit pisang dililitkan dengan humus kering sebelum dimasukkan ke pot-pot mini dan kemasan mika dan disemprotkan vitamin tumbuhan yang bermanfaat untuk memberikan daya tahan terhadap pertumbuhan tanaman.
Beranjak ke lokasi berikutnya
adalah laboratorium pengolahan hasil pertanian.
Widyaiswara spesialisasi
pengolahan hasil pertanian lalu memberikan penjelasan tentang sub sistem dalam
agribisnis, yaitu sub sistem hulu untuk penyediaan sarana produksi, usaha tani
yaitu budidaya, hilir yaitu kegiatan pengolahan hasil pertanian, dan jasa
penunjang yaitu kegiatan pemasaran, keuangan, dan pendidikan.
Sub sistem ini saling
terintegrasi, mulai dari penyediaan input, proses produksi, pengolahan lebih
lanjut, hingga distribusi dan pemasaran produk akhir.
Peserta diberikan penjelasan
tentang sub sistem hilirisasi komoditas sayuran yang bertujuan meningkatkan
nilai tambah komoditas pertanian.
Mereka mempraktikkan olahan
jagung menjadi es krim. Selanjutnya pengenalan alat dan bahan pembuatan olahan
es krim jagung.
Secara bergantian, siswa-siswi
mempraktikkan pembuatan cemilan sehat yang sangat digemari yaitu es krim
jagung, mulai dari pencampuran bahan yaitu jagung manis pipil, telur, susu
kental manis, susu murni, dan bahan pengembang makanan.
Selanjutnya pemasakan bahan di
atas kompor, pembekuan hingga adonan es krim dimixer sebelum dibekukan kembali
dan siap konsumsi. Terakhir, dilakukan pengemasan es krim ke dalam kemasan yang
menarik.
Terakhir, di zona screen house
tanaman hias, widyaswara spesialisasi budidaya didampingi petugas menjelaskan
perbanyakan kaktus dengan teknik grafting dan sukulen dengan stek daun yang
cukup mudah karena bisa dipraktikkan generasi muda dan menjadi peluang bisnis
yang menguntungkan di masa depan.
Kepala SMA Al-Azhar 33 Kota
Bekasi, Sigit Raharjo, sangat mengapresiasi kegiatan kunjungan ini karena
pelayanan yang diberikan sangat baik.
“InsyaAllah pengetahuan yang
diberikan kepada anak-anak kami bermanfaat untuk mereka semua sebagai bagian
pengenalan kewirausahaan di bidang pertanian,” tuturnya.