Genjot Ekspor Manggis Subang, Kementan Latih Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Desa melalui Program UPLAND
Kementerian Pertanian melalui Ditjen Sarana dan Prasarana Pertanian memfasilitasi pengembangan kawasan pertanian di dataran tinggi melalui program UPLAND (The Development of Integrated Farming System at Upland Area). Peningkatan kompetensi SDM pertanian khususnya untuk Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Desa wilayah Program UPLAND diperlukan untuk mensukseskan jalannya program tersebut
LEMBANG. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, “proyek UPLAND merupakan proyek pengembangan sistem pertanian terpadu di daerah dataran tinggi, yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani di daerah dataran tinggi,” jelas SYL.
Kegiatan dilakukan melalui pembangunan dan peningkatan insfrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agribisnis dan penguatan sistem kelembagaan, serta membangun sentra perbenihan yang dilengkapi sarana prasarana budidaya benih modern. Proyek UPLAND dilaksanakan di 14 kabupaten/kota, salah satunya pengembangan komoditas manggis di Kabupaten Subang.
SDM pertanian menjadi salah satu indikator keberhasilan proyek UPLAND untuk peningkatan produktivitas. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, “kunci keberhasilan peningkatan produksi adalah peningkatan produktivitas. Cara meningkatkan produktivitas tersebut tentunya dengan dukungan sarana, prasarana dan teknologi, peraturan perundangan termasuk SDM pertanian yang memberikan pengaruh besar. SDM pertanian antara lain adalah petani, penyuluh, P4S, Ikamaja, duta petani milenial dan lainnya" ujar Dedi.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Subang, menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Fasilitator Desa dan Penyuluh Pendamping Proyek UPLAND. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari mulai 23-25 Mei 2022 di Hotel Radian Lembang, diikuti oleh 33 orang penyuluh pertanian dan 33 orang fasilitator desa.
Pembukaan pelatihan oleh Kepala Balai, Ajat Jatnika, dihadiri oleh Tim Manajemen BBPP Lembang, Widyaiswara, Tim Konsultan Proyek UPLAND dan perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Subang.
Materi pelatihan disampaikan secara klasikal oleh Widyaiswara BBPP Lembang. Materi pertama, Good Agricultural Practices (GAP) meliputi: kriteria, registrasi dan sertifikasi lahan; penggunaan benih dan varietas tanaman serta penanaman; pupuk, perlindungan tanaman dan pengairan; panen, penanganan pascapanen dan alsintan; pelestarian lingkungan, pekerja, fasilitas kebersihan dan kesehatan kerja, kesejahteraan pekerja, dan tempat pembuangan; pengawasan, pencatatan dan penelusuran balik, pengaduan dan evalusai internal.
Materi kedua, SOP Manggis, dilaksanakan melalui Focus Group Discussion (FGD). Peserta dibagi menjadi 8 kelompok sesuai asal masing-masing kecamatan. Peserta mendiskusikan dan menentukan permasalahan yang terjadi pada budidaya manggis di setiap kecamatan, terkait pemilihan lokasi, penentuan waktu tanam, penyiapan benih, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, pemeliharaan, pengendalian OPT, panen dan pascapanen. Dari permasalahan yang dihadapi, kelompok membuat Standar Operasional Procedures (SOP) untuk budidaya manggis.
Penutupan pelatihan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Nenden Setiawati, Rabu (25/05/2022). “Setelah pelatihan ini, saya berharap kita terapkan SOP dan GAP manggis ini di lahan kebun manggis yang sudah existing terlebih dahulu,” papar Nenden. “Saya yakin jika SOP dan GAP diterapkan di budidaya manggis, tidak mudah namun jika dijalani dengan sepenuh hati tentunya akan membuahkan hasil yang optimal,” jelasnya.
Pipiet Sumanti, Penyuluh dari Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang menyampaikan apresiasinya setelah mengikuti pelatihan. “Alhamdulillah selama 3 hari berlatih, kami memperoleh wawasan baru dari Widyaiswara BBPP Lembang tentang penyusunan SOP dan GAP budidaya manggis, “ujar Pipiet. “Setelah pelatihan ini, kami siap membantu petani untuk menerapkan SOP dan GAP budidaya manggis yang benar, agar manggis Kabupaten Subang lebih juara lagi dan dapat meningkatkan volume ekspor manggis ke luar negeri yang berasal dari Subang ,” ungkapnya.