Geliat Pengembangan Food Estate Komoditas Hortikultura di Kabupaten Garut melalui Pelatihan
Geliat Pengembangan Food Estate Komoditas Hortikultura di Kabupaten Garut melalui Pelatihan
Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian dengan meningkatkan SDM pertanian melalui pelatihan tematik
GARUT. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, "program Food Estate ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor," jelas SYL.
Komoditas hortikultura seperti kentang dan bawang merah menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Garut. Untuk menghasilkan buah dan sayur yang berkualitas tinggi, aspek budidaya penting diperhatikan, mulai dari pembibitan, pemeliharaan hingga panen dan pascapanen. Upaya untuk memproduksi buah-buahan dan sayuran unggulan, terutama untuk memenuhi permintaan pasar modern dan ekspor, perlu terus digalakan. Hal ini disebabkan permintaan akan terus meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sementara di lain pihak petani yang kompeten dalam upaya peningkatan produktivitas dan kuantitas komoditas masih sangat kurang, terutama dalam hal penguasaan teknologi modern dan tepat guna.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, “peningkatan kompetensi petani dan pelaku usaha di bidang pertanian dalam mendukung program-program Kementerian Pertanian, salah satunya dilakukan melalui pelatihan.”
Berdasarkan hal tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang melaksanakan Pelatihan Tematik dalam rangka mendukung Food Estate. Ini sebagai langkah strategis dan mutlak dilaksanakan untuk pengembangan dan ketersediaan sumberdaya manusia pertanian yang menguasai teknologi modern dan tepat guna, sehingga dapat memberikan informasi penting bagi para petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk hortikultura seperti yang diharapkan.
Pelatihan yang dilaksanakan di Taman Teknologi Pertanian Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut, dilaksanakan selama 3 hari mulai 23-25 Mei 2022. Pelatihan diikuti oleh 30 orang petani hortikultura Kabupaten Garut.
Pembukaan pelatihan oleh Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Apip Maulana. Pembukaan dihadiri oleh Tim Manajemen BBPP Lembang, Widyaiswara dan Kepala BPP Cikajang. “Kegiatan mendukung Program Food Estate di Kabupaten Garut dilaksanakan melalui penataan ruang dan pengembangan infrastruktur wilayah sentra produksi pangan yang berkelanjutan, seperti bawang merah, untuk peningkatan produksi dan produktivitas agar dapat meningkatkan indeks pertanaman,” ujarnya. “Kita harus menerapkan pertanian presisi yaitu pertanian terencana. Petani merencanakan menghitung analisa usahataninya dengan baik,” ujarnya.
Pelaksanaan Pelatihan Tematik Komoditas Hortikultura
Selama berlatih 3 hari, peserta memperoleh materi Good Agricultural Practices (GAP) bawang merah dan kentang, pengendalian hama dan penyakit tanaman, panen dan pascapanen produk pertanian, pemasaran produk pertanian, kemitraan usaha, pestisida nabati, dan budidaya tanaman sehat. Khusus untuk materi pengendalian hama dan penyakit tanaman secara alami dan ramah lingkungan, peserta praktik membuat trichoderma dan PGPR.
Bersamaan dengan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume 3, “Pemanfaatan KUR untuk Agribisnis”, di lokasi pelatihan ini juga menjadi titik sapa pelatihan tersebut saat pembukaan kegiatan oleh Menteri Pertanian RI. Disampaikan apresiasi tentang pelatihan tentang pemanfaatan KUR dan progress pemanfaatan KUR yang dialami oleh petani di wilayah Kabupaten Garut.
Kurniawan, perwakilan peserta, saat penutupan pelatihan, Rabu (25/05/2022) menyampaikan, “pelatihan ini sangat berkesan bagi kami, fasilitator memberikan materi terbaru terkait teknologi pertanian. Semoga pelatihan ini bisa terus dilaksanakan secara berjenjang karena sangat dibutuhkan petani untuk memperoleh ilmu dan teknologi terbaru dalam pengembangan Program Food Estate di Kabupaten Garut.” (Yoko/Che)