Antusiasme Petani dan Penyuluh BPP Warungkondang Belajar Perubahan Iklim

Pembukaan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh telah tiba. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang turut berpartisipasi menyukseskan pelatihan bertema “Adaptasi dan Mitigasi Pertanian terhadap Perubahan Iklim” ini.  

bbppl-sejutacianjur

Sebagai salah satu UPT di wilayah Jawa Barat, BBPP Lembang dipercaya memfasilitasi seluruh peserta asal Provinsi Jawa Barat. Pada hari terakhir pendaftaran tercatat 216.240 peserta dari 27 Kota/Kabupaten siap mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pada 23-25 Februari 2022. Peserta kemudian dibagi ke dalam beberapa titik kumpul di masing-masing kabupaten untuk bersama-sama mengikuti pelatihan.  

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika berpesan, “kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara serentak dan dibuka oleh menteri menjadi salah satu bukti keinginan kuat kita untuk memberikan kepedulian kepada insan pertanian melalui pelatihan. Khususnya tentang mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sektor pertanian”.  

Ia juga berharap agar pelatihan yang diberikan dapat memberikan wawasan terutama bagi petani sebagai pelaku utama.  

“Pelatihan ini dapat menjadi satu bekal bagi petani untuk dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan iklim,” katanya saat mendampingi peserta di salah satu titik kumpul Kabupaten Tasikmalaya.  

BPP Warungkondang, Kabupaten Cianjur, menjadi salah satu titik kumpul pelatihan. Sebanyak 30 orang petani, didampingi 12 orang penyuluh, dan tiga peserta lainnya berkumpul menyaksikan prosesi pembukaan dan menyimak materi melalui zoom meeting. Turut hadir Kepala Bidang Penyuluhan dan Kepala UPTD Warungkondang.  

Pelatihan dimulai pukul 08.00 WIB. Diawali dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi.  

Pada kesempatannya, Dedi menyatakan, Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh merupakan program reguler maksimum, agar petani mengerti dan memahami perubahan iklim, dampak perubahan iklim, dan cara mengatasinya. Dedi berharap petani mampu  mengimplementasikan teknologi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.  

Ini menjadi salah satu terobosan untuk medorong petani dan penyuluh lebih memperhatikan dampak sektor pertanian terhadap perubahan iklim.  

Prof. Dedi juga menyampaikan materi Kebijakan Perubahan Iklim dan Kebijakan di Tingkat Nasional dan Internasional.  

Selanjutnya peserta mengikuti penyampaian materi. Terdapat tiga materi inti yang disampaikan, antara lain: Perubahan Iklim terhadap Tanah dan Tanaman, serta Teknologi Adaptasi dan Co-Benefit Mitigasi, Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Iklim dan Air untuk Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian, serta Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Peternakan.  

Tepat pukul 13.00 WIB, acara dibuka oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Mentan hadir secara virtual melalui Zoom dan menyampaikan arahannya.  

"Apa yang kita buat ini adalah sesuatu yang hebat, sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang sangat penting bagi Negara, bangsa dan rakyat. Menghadapi suatu tantangan yang ada dan kondisi yang unpredictable seperti climate change dan tentu dampak pandemi Covid-19, climate change seperti ini baru kita hadapi, oleh karena itu ini luar biasa, kondisi ini tidak bisa dispekulasi," tegasnya.  

Setelah mengikuti pelatihan, Yulia, peserta milenial asas Kelompok Tani Sari Mandiri, Cianjur menyampaikan kesannya. “Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh kali ini sangat bermanfaat bagi kami. Ini mendorong kami untuk terus menjaga ketahanan pangan nasional.”  

Dirinya juga berharap pelatihan sejenis dapat terus diadakan dan memotivasi milenial lainnya untuk mulai berusaha tani.