BBPP Lembang ajak Negara Amerika Latin dan Karibia Ciptakan Kemasan Kreatif

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang kembali dipercaya sebagai penyelenggara “Online Training Course on Food Packaging and Labelling for Caribbean and Latin America Countries”, 1-5 November 2021. Pelatihan dilaksanakan secara virtual dengan Learning Management System (LMS) sebagai media pembelajaran. Berkolaborasi dengan (Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC), online training course dibuka pada Selasa (2/11) oleh Acting Director of NAM CSSTC, Diar Nurbintoro.

bbppl-fpamerika

Pada sambutannya Diar menyatakan bahwa “pelatihan packaging and labelling ini menjadi penting untuk dilakukan karena dapat menambah nilai jual suatu produk”.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Leli Nuryati, turut hadir dan menyampaikan materi kebijakan pertanian dan pengemasan di Indonesia. Dilanjutkan oleh Imtiaz Husein, menyampaikan materi kebijakan pengemasan bagi produk-produk halal. Materi mengupas tentang syarat pengemasan produk halal, cara penyimpanan, dan cara meningkatkan nilai jual produk.

Estu Hariyani, Fiadini Putri, dan Saptoningsih, Widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi pengolahan hasil menjadi fasilitator pada sesi tatap muka melalui zoom virtual conference selama tiga hari.

Dasar-dasar pengemasan menjadi materi pertama yang disampaikan oleh Saptoningsih. “Terdapat tiga jenis kemasan. Kemasan primer yakni kemasan yang langsung digunakan untuk mengemas produk, kemasan sekunder, dan kemasan tersier,” jelasnya. Lebih lanjut ia memaparkan persyaratan bagi pengemasan, bahan-bahan yang dapat dibuat sebagai kemasan, dan kemasan kreatif agar produk lebih menarik. Fiadini Putri juga melengkapi dengan materi tipe-tipe kemasan.

Untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman peserta, Widyaiswara melakukan praktik membuat wax coating atau pengemasan dengan membuat lapisan pada produk segar seperti buah dan praktik membuat paper bag. Hari terakhir sesi virtual learning, Estu Hariyani mengisi materi pelabelan. Ia menjelaskan komponen informasi yang wajib dicantumkan pada label suatu produk.

Sebagai referensi peserta, Ia juga memperkenalkan Canva sebagai salah satu aplikasi desain online yang dapat digunakan untuk membuat label dengan cepat dan mudah.

“Such an honorable to me to join this training! All facilitators are great, I get many lessons and new experience here. Thank you NAM CSSTC and ICAT Lembang (Menjadi suatu kehormatan bagi saya dapat mengikuti pelatihan ini. Fasilitator menyampaikan materi dengan baik. Saya mendapat banyak ilmu dan pengalaman baru di sini)”, ungkap Angla Yaneth, salah satu peserta dari Colombia.

Sebagai salah satu Unit Pelatihan Teknis (UPT) di bawah komando Eselon I Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), BBPP Lembang berkomitmen mencetak SDM manusia yang unggul dan berdaya saing melalui pelatihan dalam dan luar negeri.

Sepanjang 2021 BBPP Lembang telah dipercaya menjadi fasilitator pada tujuh pelatihan online internasional, antara lain Online Training Course on Strawberry Production for ASEAN Countries, dan enam pelatihan lainnya yang merupakan kerjasama BBPP Lembang dengan NAM CSSTC bertemakan Online Training Course on Hydroponic, Tissue Culture, serta Packaging and Labelling bagi negara-negara Afrika, Amerika Latin, dan Karibia.

Adapun pelatihan yang dilakukan bertujuan meningkatkan kapasitas SDM pertanian yang unggul dan berdaya saing. Hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang menilai SDM pertanian menjadi investasi terbaik mewujudkan visi pertanian Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045.

“Kementerian Pertanian sangat serius untuk memajukan pertanian, dari hulu sampai hilir. Oleh karena itu, kami selalu berupaya meningkatkan kapasitas SDM pertanian, termasuk penyuluh. Dengan SDM berkualitas, pertanian Indonesia akan selalu berproduksi dengan positif,” kata Syahrul Yasin Limpo, pada suatu kesempatan.

Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP juga memperkuat pernyataan Mentan. Ia menilai pertanian Indonesia dapat tumbuh dengan pesat seperti Jepang jika diikuti dengan peningkatan kapasitas SDM pertanian.

“Kuncinya adalah pembangunan SDM-nya, pendidikannya, pelatihannya, penyuluhnya,” tegas Dedi. Tak hanya Jepang, menurut Dedi Indonesia juga memiliki pengalaman dalam peningkatan kapasitas SDM yang mampu membawa Indonesia menjadi negara swasembada pangan. DRY