Pelatihan Kewirausahaan Model Blended Learning Tingkatkan Semangat DPM dan DPA Membangun Negeri
LEMBANG. Sektor pertanian sedikit dari beberapa sektor yang bertahan di masa pandemi covid-19 hingga sekarang, walau kurvanya mulai melandai. Kementerian Pertanian memiliki tanggung jawab menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Tercapainya kedaulatan pangan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tantangan yang dihadapi sangatlah kompleks, diantaranya kemampuan SDM di bidang pertanian yang masih rendah.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, “Sektor pertanian sangat strategis untuk ketahanan perekonomian bangsa. Karenanya perlu upaya seluruh jajaran untuk dapat bersama-sama mengelola pertanian di setiap daerah.” Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi, menjelaskan, “SDM pertanian memberikan kontribusi yang paling signifikan di dalam meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, berbicara mengenai pembangunan pertanian berarti kita harus berbicara mengenai pembangunan SDM pertanian.”
Berbagai langkah konkrit dilakukan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kompetensi pelaku usaha di bidang pertanian. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian sebagai unit Eselon I yang bertugas meningkatkan kompetensi SDM melalui 3 pilar yaitu pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, memiliki 3 program aksi, diantaranya penumbuhan petani milenial 2,5 juta per 5 tahun ke depan. Upaya penumbuhan petani milenial salah satunya berupa pendidikan, pelatihan serta penguatan karakter sehingga menghasilkan pemuda tani yang mumpuni di bidang pertanian.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai UPT dengan tugas pokok melaksanakan pelatihan pertanian bagi petani dan penyuluh, menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahan bagi Pemuda Tani. Pelatihan diselenggarakan dengan model Blended Learning, memadukan sesi online dan offline. Sesi online berbasis Learning Management System (LMS) untuk sesi asynchronous dan zoom meeting saat sesi synchronous, telah dilaksanakan pada tanggal 6 – 9 September 2021, dan sesi offline dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 September 2021 untuk 3 angkatan (angkatan 5 – 7). Total peserta 86 orang dari Provinsi Jawa Tengah.
Selama berlatih 3 hari, Widyaiswara BBPP Lembang memberikan materi secara klasikal dan praktik tentang Mengembangkan Usaha, Kemitraan dan Negosiasi, Strategi Pemasaran dan Pembiayaan. Peserta diajak lebih memahami materi pelatihan dengan praktik membuat Rencana Usaha, dilanjutkan Simulasi Pemasaran dengan metode bermain peran, ada yang menjadi buyer, manajer, bagian produksi, bagian transportasi dan quality control (QC). Peserta juga diajak mengenal sarana belajar pemasaran yang ada di BBPP Lembang, yaitu Packing House. Disampaikan oleh Widyaiswara dan Pengelola Packing House setiap bagian di Packing House dan mekanisme pemasaran yang dilakukan untuk memperpendek rantai pasok, “Mekanisme pemasaran kami berperan sebagai perantara antara produk petani dan pasar,” jelas Rosros. “Disini yang dilakukan terhadap hasil panen dari petani mulai dari pre-cooling, cleaning, sortasi, grading, dan packaging, sebelum produk dipasarkan ke pasar swalayan, pasar sentra dan pasar tradisional sesuai kontrak yang dilakukan antara Koperasi Petani BAVAS dengan pasar,”kata Rosros di hadapan petani muda peserta pelatihan. Bergantian peserta praktik mengemas sayuran.
“Secara keseluruhan, pelatihan sesi offline berjalan dengan baik. Hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan, yaitu indikator daily mood rata-rata peserta senang, pemahaman materi dan penilaian peserta terhadap fasilitator baik, dan secara umum peserta merasakan puas terhadap pelatihan dan pelayanan yang diberikan BBPP Lembang. Kritik dan saran diberikan untuk perbaikan pelatihan di masa yang akan datang,” ucap Sub Koordinator Pelatihan Non Aparatur, Dudung Mahpudin, pada penutupan pelatihan, Rabu (29/09/2021). “Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) menjadi ujung tombak mengubah paradigma lama tentang pertanian,” jelas Dudung. “Kami harapkan sepulang dari pelatihan, peserta dapat menerapkan materi, meningkatkan manajerial pengelolaan usahatani sehingga bisa menularkan ke rekan dan anggota kelompok taninya.”
Salah satu peserta, Itur Yuliatik, menyampaikan kesannya, “Kami berharap setelah pelatihan ini ada tindak lanjutnya, komunikasi tetap terjaga, tetap semangat memperjuangkan kepentingan petani, memecahkan permasalahan di tingkat petani, diantaranya kita harus berjuang untuk bisa menentukan harga jual komoditas kita, bisa menjamin harga di tingkat petani. Karena kita sudah dibekali banyak hal di BBPP Lembang, dimulai dari perencanaan usaha yang baik dan benar,” jelasnya. “Terimakasih Kementerian Pertanian sudah mempercayai kami sebagai Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan dan membekali kami dengan berbagai macam konsep utama dalam kewirausahaan. Semoga Allah SWT memberikan kita semua kekuatan untuk pendampingan ke petani,” kata Itur.