Rumahku Sorgaku
TULISAN INI HASIL OBROLAN DENGAN SEORANG TOKOH
DITULIS OLEH : JAJAT SUDRAJAT
Bila berbicara tentang rumah, maka terbayanglah di benak kita suatu bangunan yang sangat indah, nyaman, asri, sehingga semua orang tertarik ingin meliriknya dan terpesona. Apalagi penghuninya ramah serta peduli terhadap lingkungannya alam disekitarnya.
Sebuah rumah bisa dimiliki secara perorangan, keluarga ataupun beberapa keluarga yang tinggal di satu atap rumah tersebut, yang didalamnya sudah tentu diperlukan sebuah pengaturan, kordinasi, kerja sama dan komunikasi, serta mempunyai aturan yang disepakati, dimengerti serta komit seluruh anggota keluarga saling mengamankan dalam pelaksanakannya. Sehingga keutuhan, keharmonisan terpelihara dengan lestari dibarengi dengan rasa menghormati, toleransi diantara mereka, “SEHINGGA TERCIPTA KEINDAHAN BAGAIKAN SEBUAH ISTANA”.
Bila kita simak suatu rumah tangga / satu keluarga pada prinsipnya merupakan suatu organisasi non formal, yang tidak jauh berbeda dengan sebuah lembaga/intansi formal lainnya.
Dalam suatu rumah tangga sudah pasti ada yang disebut kepala keluarga yang berperan sebagai kepala rumah tangga/pemimpin rumah tangga (bapak) yang berperan sebagai motor penggerak/sebagai imam mau dibawa kemana keluarga tersebut. Disinilah ada pembagian tugas yang jelas dan dipahami serta disepakati oleh seluruh anggota keluarga (ibu dan anak).
Peran seorang ibu sangatlah besar dan berat selain mengurus anak dan juga mengatur/mengelola ekonomi rumah tangga yang harus mengacu kepada kebijakan yang telah disepakati bersama yakni hidup sejahtera, sakinah, mawadah, warohmah, serta anak yang soleh dan solehah.
Hal tersebut merupakan visi dan misi sekaligus panduan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Terkadang peran ibu bertambah harus mampu berperan ganda menjadi kepala keluarga apabila sang bapak sudah tiada, maka sangat pantaslah orang bijak menyatakan bahwa: “sorga itu ada di telapak kaki ibu”
Sedang peran seorang anak adalah berbakti kepada orang tua yakni menuruti nasihat, belajar dengan tekun, apabila masih sekolah mengaji belajarlah dengan sungguh sungguh, dan membantu pekerjaan rumah sesuai dengan kemampuannya, orang bijak menyatakan kunci sukses perlu memperhatikan 3 hal yakni:
• Pendidikan (selalu belajar),
• Mengikuti perubahan dan
• Membentuk jejaring (mau bekerja sama).
Untuk mencapai kesuksesan harus mempunyai mimpi /angan-angan, yang selalu dipikirkan secara berulang-ulang, serta dipikirkan bagaimana agar mimpi tersebut dapat terwujud itu cikal bakal sebuah cita-cita/visi dalam sebuah rumah tangga.
Orang bijak menyatakan bahwa untuk meraih cita-cita/harapan dalam sebuah rumah tangga harus menjalankan suatu ilmu yang disebut “MANAJEMEN EKONOMI RUMAH TANGGA” (MERT).
Maksud dari (MERT) adalah kita harus mampu membedakan mana keinginan dan mana yang disebut kebutuhan, dalam kata lain mengurani keinginan, yang diprioritaskan adalah kebutuhan hidup rumah tangga.
Dituntut pola hidup “ surplus” adalah harus memaksakan untuk menabung (menyisihkan sebagian dari pendapatan )
Apabila hal tersebut dilaksanakan insya ALLAH cita-cita akan tercapai, adapun manfaatnya adalah :
Tidak akan kekurangan/kebutuhan hidup terpenuhi
Meningkatnya rasa syukur kepada ALLAH SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Demikian hasil obrolan dengan seorang tokoh mudah mudahan bermanfaat bagi yang memerlukannya dengan harapan “RUMAHKU SORGAKU” dapat terwujud Amin..............
Lembang, Juni 2013