Pengobatan Alternatif

PENGOBATAN  ALTERNATIF
“AIR KENCING” PUN BISA
Oleh DR Ir H. Rochajat Harun MEd. [1]
__________________________________

Rosihan Anwar, seorang wartawan senior, ternyata memiliki kiat khusus dalam menjaga kesehatan tubuhnya. Sekalipun umurnya sudah terbilang lansia, yaitu 86 tahun, namun beliau tetap bugar dan tetap aktif sebagai penulis. Rahasia awet mudanya yaitu melaksanakan jurus 3O: Olah raga, Olah pikir, dan Olah supranatural. Demikian dikemukakan oleh Ida Rukmana R.K. dari Baleendah, kabupaten Bandung (PR, 27 Mei 2008, halaman 21).
 
Sekalipun info ini dimuat dalam kolom Rubrik Pembaca, namun yang cukup menarik adalah esensi cerita itu, yaitu bagaimana cara dan upaya yang bisa dilakukan demi menjaga kesehatan badan kita, sekaligus menghindari dan menyebuhkan berbagai penyakit yang kemungkinan menyerang kita. Walaupun hal ini sifatnya pribadi (personligheid).  Artinya, kiat atau obat yang bisa menyembuhkan penyakit seseorang, belum tentu bisa pas untuk  menyembuhkan penyakit yang sama dari orang lain.
 
Akhir-akhir ini banyak sekali obat-obat / pengobatan alternatip yang dipromosikan secara gencar baik lewat mass media surat kabar maupun televisi. Di koran Pikiran Rakyat (PR) misalnya sering dimuat beberapa iklan pengobatan alternatip sebagai pengganti obat-obatan kimia dari resep-resep dokter. Ada obat alternatip yang berasal dari tanam-tanaman, biji-bijian, akar dan daun tanaman. Bahkan ada yang berasal dari serangga,cecak, buaya, ular maupun tulang-tulang binatang tertentu. Terutama obat-obatan yang berasal luar negeri seperti RRC. Ada yang diminumkan berupa kapsul, pil, maupun yang dioleskan. 
 
TVRI Bandung  hampir seminggu sekali selalu menyiarkan berbagai pengobatan alternatip serupa. Secara interaktip ditawarkan guna penyembuhan berbagai penyakit, mulai dari penyakit yang ringan sampai kepenyakit berat yang tak mungkin lagi bisa disembuhan dengan diagnosa dokter. Misalnya penyakit kangker, darah tinggi, encok, reumatik, patah tulang, ginjal, lemah syahwat, penyakit mata, ginjal, hilang ingatan dan banyak lagi berbagai penyakit.
 
Adakalanya obat-obatan yang digunakannya tidak atau belum ada izin edar dari pengawas obat-obatan yang berwenang (POM). Namun anehnya bagi obat tradisional seperti jamu-jamu Indonesia sudah banyak yang dilarang beredar oleh POM. Kasihan juga si Ayu tukang jamu gendong. Yang berasal dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan RRC malah tidak ada atau belum ada yang benar-benar telah diperiksa da dilarang edar. Padahal teknik dan metoda pemasarannya cukup hebat dengan melalui pemasaran multi-level.
 
Sekarang sudah mulai muncul lagi cara pengobatan lain yaitu dengan meminum "Air Kencing". Sebetulnya pengobatan yang demikian pernah beberapa tahun yang lalu, disiarkan televisi. Berbagai reaksi sempat muncul. Ada yang pro ada yang kontra. Yang kontra, mungkin punya alasan yang kuat ditinjau dari aspek agama, dimana air kencing atau air seni itu adalah najis. Memang mendengarnya saja sudah risi, apalagi kalau meminumnya. 

Namun secara diam-diam ada beberapa teman (termasuk saya sendiri) telah mencobanya. Dan ternyata alhamdulillah ada penyakit-penyakit tertentu yang tadinya tidak bisa disembuhkan oleh pengobatan medis kedokteran, bisa sembuh diluar dugaan. Akhirnya saya sempat menanyakan ke beberapa dokter mengenai hal ini. Namun mereka tidak memberikan jawaban yang pasti. Cukup dengan jawaban: "Belum ada penelitian empiris mengenai pengobatan air seni ini. Belum recomended ".

Saya pernah membaca buku yang berjudul "Terapi Urine, Panduan Lengkap Menuju Terapi Air Seni" karya Coen Van der Kroom. Judul aslinya adalah "THE GOLDEN FOUNTAIN, The complete Guide to Urine Theraphy". Yang kemudian diterjemahkan oleh Riki Nalsya. Katanya buku ini cukup laris, sehingga sempat terjual laris 100.000.000 kopi, sebagai buku best seller internasional. 
 
Ada beberapa hal menarik dari buku ini, yang merupakan laporan secara empiris medis dari hasil penelitian dilapangan serta observasi dan temuan dibeberapa negara seperi India, China, Inggris, Amerika dan lain-lain. Beberapa kesimpulan diantaranya:
 
  • Suatu pengobatan universal dan baik sekali untuk penyakit dalam maupun luar. Minumlah air seni (kencing) anda sendiri di pagi hari selama 9 hari berturut-turut dan ia akan menyembuhkan sakit kudis, membuat tubuh menjadi enteng dan gembira. Basuhlah mata anda dengan air (seni) anda sendiri dan ia dapat menyembuhkan sakit mata serta mempertajam dan memperkuat penglihatan.
  • Urokinase adalah sejenis enzim terdapat dalam air seni. Enzim ini bisa melarutkan darah beku dan digunakan mengobati penderita serangan jantung. Metode ini sedikit banyak ditiru dari Cina. Di Shanghai, air seni dikumpulkan di dalam bak-bak besar di toilet-toilet umum, kemudian dijualnya ke perusahaan-perusahaan obat yang yang membuat ekstrak Urokinase. Zat ini dijual sebagai obat di seluruh dunia.
  • Air seni seseorang adalah obat terbaik bagi ginjal, dan semua penyakit yang disebabkan oleh kelemahan atau tidak berfungsinya organ ini.
  • Kangker adalah sebuah penyakit berat yang kronis dan membutuhkan komitmen tinggi, kepercayaan dan kesabaran pasien untuk mencapai kesembuhan. Terapi Air Seni (TAS) dapat sangat membantu, baik dalam meredakan sebagian gejala-gejalanya maupun mengurangi rasa sakit. Dan kadang-kadang juga tampak benar-benar menjadi penyebab kesembuhan total dari wujud fisik penyakit ini. 

Akhirnya, tulisan ini diharapkan ada reaksi terutama dari masyarakat kedokteran, sampai seberapa jauh pengobatan Terapi Air Seni ini, bisa dipertanggung jawabkan secara medis. Dilihat dari segi pembiayaan, jelas cara ini lebih murah, dan mudah dilaksanakan. Walaupun ditinjau dari segi moral agama mungkin agak risi sebab air kencing termasuk sejenis najis. Namun bisa digunakan, apabila sudah tak ada pilihan lagi guna penyembuhan penyakit seseorang. Seorang kakek dari Garut mengatakan: "Kaditu kadieu geus dicoba. Sagala ubar geus dilegleg. Tapi panyakit teu cageur-cageur. Na atuh, ari ku nginum cikiih sorangan bet ngadadak jadi cageur. Alhamdulillah, kakawasaan Gusti". 

______________________

 


[1] Widyaiswara Utama pada BBPP Lembang, dosen UPI dan STPB.

  •