Dorong Peran Ujung Tombak Pertanian, Provinsi Jatim dan Kementan Latih Penyuluh Pertanian
Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pencapaian target dan tujuan program Sustainable Development Goals (SDGs). Pertanian juga menjadi leading sektor bagi target program SDGs yakni memberantas kemiskinan dan kelaparan.
Di Indonesia, pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah terpaan pandemic Covid-19. Pasca pandemi, pertanian juga masih memiliki tanggung jawab besar, yakni memenuhi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia. Tentunya, diperlukan kolaborasi antar insan pertanian, mulai dari petani, penyuluh, dan stakeholder lainnya.
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, peningkatan produktivitas pertanian perlu sejalan dengan peningkatan kualitas SDM pertanian, khususnya penyuluh. Penyuluh, tegas SYL, memiliki peran penting sebagai ujung tombak pertanian.
“Saya berpesan kepada seluruh penyuluh pertanian yang hadir hari ini, bahwa penyuluh pertanian harus mampu menjadi ujung tombak dalam transfer ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi kepada petani di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menyatakan upaya peningkatan kualitas SDM tidak pernah berhenti dilakukan.
"Dengan memanfaatkan BPP Kostratani yang didukung fasilitas internet, penguatan SDM tidak pernah berhenti dilakukan. Kita lakukan bimtek dan pelatihan secara daring dan bisa diikuti peserta dari seluruh Indonesia," katanya. Dedi menegaskan, jika ingin pertanian maju, maka majukan dahulu SDM yang ada.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sebagai salah satu UPT pelatihan lingkup BPPSDMP kembali mendapat kepercayaan dalam menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli Tahun 2022. Berkolaborasi dengan Badan Pengembangan SDM Provinsi Jawa Timur, pelatihan dilaksanakan selama tiga minggu efektif secara klasikal dan praktik lapang.
Pelatihan terbagi menjadi dua lokasi, yakni Kampus BPSDM Provinsi Jawa Timur pada 12-18 Oktober, dan BBPP Lembang pada 18 Oktober - 4 November 2022. Peserta terdiri dari 30 orang penyuluh tingkat ahli dari Provinsi Jawa Timur.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, berharap kolaborasi antara BPSDM Jawa Timur dan BBPP Lembang kali ini dapat menjadi langkah untuk meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian. Lebih lanjut, Ia juga menekankan kepada seluruh peserta untuk mengaplikasikan seluruh materi yang diperoleh selama pelatihan di wilayah kerja masing-masing.
Selama 21 hari berlatih, peserta mendapat materi yang disampaikan oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Kepala BBPP Lembang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, dan Widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi Penyuluhan Pertanian. Adapun materi tersebut terdiri dari: Kebijakan Pembangunan Pertanian, Kebijakan Strategi Penyuluhan Pertanian, Pengembangan Budaya Kerja dan Kode Etik Penyuluh Pertanian, Dasar Penyuluhan Pertanian, Pendidikan Orang Dewasa (POD), Komunikasi dalam Penyuluhan, Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Identifikasi Potensi Wilayah dan Agroekosistem Berorientasi Agribisnis, Programa Penyuluhan Pertanian, Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan, Materi Penyuluhan Pertanian, dan Metoda Penyuluhan Pertanian.
Setelah mendapat materi di kelas, peserta menjalani praktik lapang di Kabupaten Bandung. Masing-masing peserta menyusun programa penyuluhan dan praktik penyuluhan sebagai salah satu penilaian dan syarat lulus pelatihan.
Gayuh Bagas, salah satu peserta, mengemukakan kesannya selama berlatih. Menurutnya, ini bukan sekadar pelatihan untuk meingkatkan kompetensi penyuluh, namun juga menjadi momen meningkatkan relasi antar penyuluh di Provinsi Jawa Timur. “Terima kasih kepada seluruh pihak atas terselenggaranya pelatihan ini. Seluruh ilmu yang diberikan akan kami terapkan dan silaturahim ini akan terus kami jaga,” ungkapnya di pengujung pelatihan