Penasaran dengan Teknologi Pertanian di BBPP Lembang, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Blitar Sambangi IUT BBPP Lembang
Rombongan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar melakukan studi banding ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhan di Kabupaten Blitar.
LEMBANG. “Bertani itu hebat, menjadi petani itu keren.” Itulah yang kerap digaungkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, untuk menyemangati seluruh insan pertanian agar saling mendukung dan berkolaborasi dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.
Pertanian yang hebat membutuhkan faktor pengungkit produktivitasnya. SDM pertanian yang handal adalah salah satu kuncinya. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. “Peningkatan kapasitas SDM pertanian dibutuhkan agar produktivitas pertanian bisa meningkat, yaitu melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan,” tutur Dedi.
Selasa (20/09/2022), rombongan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar berkunjung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Rombongan diterima oleh Tim Manajemen dan Widyaiswara BBPP Lembang. Sekretaris Dinas, Nevi Setiabudiningsih, mengatakan, “kami ke sini untuk mengadopsi teknologi pertanian yang diterapkan di BBPP Lembang. Informasi penting yang kami dapatkan dari BBPP Lembang akan disampaikan kepada penyuluh pertanian dan petani di Blitar,” katanya.
Rombongan langsung bergerak ke Inkubator Usahatani (IUT) BBPP Lembang seluas 2,5 hektar yang berfungsi sebagai lahan praktik peserta pelatihan dan stakeholder pertanian lainnya, sekaligus sebagai show window penerapan budidaya pertanian secara konvensional dan smart farming.
“Teknologi perbanyakan tanaman dengan prinsip 1 sel bisa menjadi jutaan tanaman merupakan salah satu tujuan teknologi kultur jaringan tanaman. Melalui kultur jaringan, tanaman relatif bebas virus karena diperbanyak secara aseptik melalui proses sterilisasi dan kondisi lingkungan yang terjaga,” jelas Yuli, Petugas Sarana dan Prasarana Laboratorium Kultur Jaringan. Yuli pun menjelaskan koleksi tanaman yang ada di Laboratorium Kultur Jaringan BBPP Lembang, seperti kentang, pisang Cavendish, nanas, anggrek dan tanaman hias lainnya.
Di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, petugas menjelaskan proses pengolahan aneka sayuran dan buah menjadi olahan pangan yang dapat meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dibandingkan dijual secara segar. Rombongan tampak mencicipi es krim ubi ungu, sorbet mangga, stick wortel, dan permen stroberi. “Hmmm, enak dan segar yaaa...,” ucap mereka kompak.
Widyaiswara BBPP Lembang, Cece Mulyana, di Screen House Aeroponik Kentang menjelaskan perbanyakan benih kentang G0 yang nantinya dijual ke penangkar kentang untuk dibudidayakan menjadi G1 hingga G4 atau siap menjadi kentang konsumsi.
Tanaman melon varietas Glamour dan Robin yang dibudidayakan di Screen House dengan memanfaatkan teknologi hidroponik sistem irigasi tetes juga tidak luput dari rasa penasaran peserta. “Melon di sini berbeda dengan yang biasa ada di pasaran, karena melon di sini rasanya lebih manis dan teksturnya renyah, tingkat kemanisannya bisa mencapai 15 brix,” jelas Cece.
“Jika bukan karena waktu, kami ingin lebih lama lagi mendalami semua teknologi yang diterapkan di IUT BBPP Lembang ini. Semoga lain waktu dan kesempatan kami dapat berlatih di sini,” ungkap salah seorang peserta kunjungan menyampaikan kesannya.