Inovasi Teknologi Pertanian BBPP Lembang Menarik Minat Perangkat Desa Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara

Pertanian merupakan sektor strategis pembangunan Indonesia yang memegang peranan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Berbagai langkah strategis dilakukan pemerintah dalam mempertahankan swasembada pangan. Krisis pangan global karena adanya pandemic covid-19, perubahan iklim, serta dinamika geopolitik luar negeri, menjadi tantangan besar bagi Kementerian Pertanian. Langkah-langkah strategis yang kreatif dan inovatif membutuhkan kolaborasi semua pihak.

bbpplembang kunjungan padanglawasLEMBANG. Berbagai strategi Kementerian Pertanian hadapi krisis pangan global telah dilakukan, diantaranya: peningkatan kapasitas produksi, mengembangkan komoditas substitusi impor, dan peningkatan ekspor. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berharap 3 strategi tersebut bisa berjalan baik. “Semoga berbagai upaya itu dapat menjadikan pertanian kita makin tangguh, dan masyarakat Indonesia terhindar dari krisis pangan,” ungkap SYL.

Pembangunan SDM pertanian menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan strategi ini. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian meyakini bila seluruh insan pertanian berkolaborasi, pembangunan pertanian akan terus bergeliat. “Petani, penyuluh, P4S, dan seluruh insan pertanian jika mampu berkolaborasi, menerapkan pertanian modern, memanfaatkan Kredit Usaha Tani (KUR), dan bersungguh-sungguh dalam berkinerja maka program Kementerian Pertanian menghadapi krisis pangan global akan tercapai,” ungkapnya.

Tujuh puluh orang perangkat desa di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Barumun, Barumun Baru dan Huristak, Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara, berkunjung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Jumat (16/9/2022). Rombongan diterima secara resmi oleh Tim Manajemen BBPP Lembang didampingi Widyaiswara.

Rombongan bergerak menuju Inkubator Usahatani (IUT) BBPP Lembang. Terbagi 2 kelompok, secara bergantian mereka belajar tentang budidaya kentang yang menerapkan teknologi hidroponik sistem Aeroponik. Widyaiswara BBPP Lembang, Hendra Gunawan, menjelaskan budidaya kentang sistem Aeroponik yang dapat menghasilkan umbi kentang G0.

“Perbanyakan kentang menggunakan sistem Aeroponik ini awalnya dari kultur jaringan dan untuk sampai bisa dikonsumsi membutuhkan 4 generasi mulai dari G0, G1, G2, G3, hingga G4,” jelas Hendra. “Kelebihan budidaya kentang dengan hidroponik sistem aeroponik dapat menghasilkan tanaman yang berkali lipat jumlahnya dan kualitasnya lebih bagus dibandingkan budidaya secara konvensional,” jelasnya lagi.

Penjelasan tentang proses budidaya kentang, setelah benih kentang dikeluarkan dari botol kultur jaringan, benih disemai di tray-tray dan disimpan di ruang aklimatisasi. Benih yang ditanam di sistem aeroponik menghasilkan umbi kentang G0.

Di greenhouse melon, Widyaiswara BBPP Lembang, Yeyep Dintan, menjelaskan budidaya melon Varietas Glamour menggunakan teknologi hidroponik sistem irigasi tetes.

bbpplembang kunjungan padanglawas1Sementara itu, di zona sayuran lapangan, Manajer IUT, Fiadini Putri, menjelaskan budidaya jagung varietas Paragon yang sedang dipanen. “Usia panen jagung ini 80 hari setelah tanam (HST). Kami jual harganya Rp 5.000,00/kg,” jelas Fiadini. Peserta juga diajak praktik menanam benih jagung yang benar di lahan praktik.

Peserta tampak antusias berdiskusi tentang teknik budidaya jagung yang baik dan benar. Beberapa perangkat desa yang memiliki komoditas pertanian unggulan di daerahnya adalah jagung manis, banyak  menanyakan tahapan demi tahapan budidaya jagung secara detail.

“Jarak tanam tanaman jagung yang kami terapkan di sini adalah 25 cm dalam barisan dan 70 cm antar barisan,” jelas Dadan, salah seorang petugas sarana prasarana. “Setelah biji jagung ditanam, pemupukan dengan urea dilakukan 5 HST sebagai starter. Selanjutnya pada 15 HST dilakukan pemupukan susulan dengan NPK, dan pada 45 HST tanaman dipupuk menggunakan NPK lagi ditambah KNO agar pertumbuhan daun dan batang optimal,” ungkapnya.

Salah seorang peserta, Parlaungan Siregar, yang berasal dari Kecamatan Huristak, menyampaikan kesannya berkunjung ke BBPP Lembang, “Sebuah pengalaman baru bagi kami. Melalui inovasi teknologi, sayuran dataran tinggi seperti kembang kol bisa dibudidayakan di tempat dengan suhu dan kelembapan tinggi, seperti di tempat kami. Ini sangat memberikan motivasi kepada kami,” jelasnya.