Perkuat Kapasitas Petugas POPT Jawa Timur, Kementan Selenggarakan Pelatihan Fungsional POPT Ahli

Peningkatan kompetensi Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) merupakan suatu keharusan. Peran POPT di lapangan menjadi salah satu kunci sukses budidaya tanaman. Melalui pendampingan kepada petani, POPT  memiliki tanggung jawab membantu petani menghasilkan produksi yang optimal dan meminimalisir kehilangan hasil panen akibat serangan hama dan penyakit.

bbpplembang pelatihan POPTAhliJatimLEMBANG. Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) memiliki 3 peran utama, yang meliputi: 1) melakukan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), 2)  mampu memadukan lebih dari satu teknik atau cara pengendalian yang kompatibel, dan 3) mengamankan tanaman dari serangan OPT.

Di tengah krisis global saat ini, sektor pertanian menjadi andalan untuk membangun ketahanan pangan nasional yang memberi kontribusi bagi PDB nasional dan peningkatan nilai ekspor. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan, “sektor pertanian tidak boleh berhenti karena tanggung jawab kita semua menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata SYL.

Sebagai ujung tombak pembangunan pertanian, penyuluh pertanian termasuk Petugas POPT, diharapkan bekerja dengan optimal dalam mendukung suksesnya program pembangunan pertanian. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, “kolaborasi seluruh insan pertanian di lapangan penting untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern,” jelasnya.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasama dengan Badan Pengembangan SDM Provinsi Jawa Timur, menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional POPT Ahli. Pelatihan dilaksanakan selama 16 hari mulai tanggal 30 Agustus – 14 September 2022. Pelatihan diikuti oleh 29 orang petugas POPT di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Selama berlatih, Widyaiswara BBPP Lembang beserta fasilitator lainnya dari Direktorat Perlindungan Tanaman, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTHP), Badan Kepegawaian Daerah, dan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), memberikan materi-materi yang terbagi ke dalam kelompok dasar, inti dan penunjang.

bbpplembang pelatihan POPTAhliJatim1Selama pelatihan, peserta menerima materi inti: Perencanaan Karir Fungsional POPT, Persiapan Pelaksanaan Tugas POPT, Pelaksanaan Tugas POPT, Analisis dan Evaluasi Hasil Pengendalian OPT/OPTK, Bimbingan Pengendalian OPT/OPTK, Pengembangan Metode Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT dan Tindakan Karantina, Analisis Daerah Sebar OPT/OPTK dan Daerah Rawan DPI, Pembuatan Koleksi Serangga, Pengembangan Profesi dan Administrasi POPT dan Teknik Penyusunan DUPAK.

Pada materi Pembuatan Koleksi Serangga, fasilitator meminta peserta mempresentasikan koleksi serangga hasil  dari investigasi di area pertanaman kedelai dan cabai.

Di Laboratorium Agensi Hayati, peserta mempraktikkan materi Pengembangan Metode Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT. Peserta melakukan kegiatan eksplorasi dan isolasi Trichodema dengan bimbingan Widyaiswara, Shinta Andayani dan Chesara Novatiano, dan petugas laboratorium, Tri Yuda Pratiwi. Dibagi 3 kelompok, masing-masing kelompok mengambil sampel tanah di lahan praktik Inkubator Usahatani BBPP Lembang. Lalu sampel tanah diisolasi menggunakan 3 metode, isolasi langsung (tanah diisolasi pada media PDA), baiting menggunakan umpan nasi, dan pengenceran bertingkat.

Di penghujung pelatihan, peserta diajak memperdalam materi melalui kegiatan kunjungan lapangan dan studi banding. Praktik kompetensi dilaksanakan di Kabupaten Bandung selama 2 hari, 12 – 13 September 2022.

Hari pertama kunjungan lapang, peserta praktik identifikasi hama pada tanaman padi sawah di Desa Lengkong Kecamatan Bojongsoang. Hari kedua, peserta praktik membuat awetan serangga (insectarium) di Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Ciganitri Bojongsoang Kabupaten Bandung.

Rabu (14/09/2022), dilaksanakan seminar hasil. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kunjungan lapang. Pada umumnya dari 3 kelompok menemukan hama seperti penggerek batang padi, wereng batang coklat, belalang dan keong mas. Musuh alami juga ditemukan seperti laba-laba dan tomcat.

Kesimpulan yang disampaikan oleh setiap kelompok memberikan hasil bahwa agroekosistem masih saling mendukung, serangan hama masih pada kategori ringan berdasar pedoman pelaporan kegiatan OPT. Beberapa rekomendasi disampaikan, diantaranya dengan melakukan pengeringan lahan dan sanitasi lahan dari gulma, serta pengairan dan pengamatan rutin.

Seminar hasil menjadi penanda berakhirnya seluruh kegiatan pelatihan. Penutupan pelatihan oleh Kepala Bagian Umum BBPP Lembang, Yullnydra Tisna Diputri. Hadir pula Sub Koordinator Pengembangan Kompetensi Sosial Kultural BPSDM Provinsi Jawa Timur, Setyari Widyatirahayu, Koordinator Widyaiswara, Aris Hanafiah, dan Koordinator Penyelenggaraan Pelatihan, Dedih Zainuddin.

“Semoga ilmu yang diperoleh memberi manfaat, dapat diterapkan di wilayah kerja masing-masing,” ucap Yullyndra saat memberi sambutan sebelum menutup pelatihan secara resmi.

Secara keseluruhan, hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan berjalan baik. Pemahaman materi peserta mengalami peningkatan. Peserta puas terhadap pelayanan di BBPP Lembang dan penilaian peserta terhadap fasilitator juga baik.

Perwakilan peserta, Roza Anugraha Wiranata, menyampaian kesan pesannya selama berlatih di BBPP Lembang. “Saya merasa senang bisa berlatih di BBPP Lembang. Semoga ilmu yang kita peroleh selama 3 minggu, 1 minggu di BPSDM Provinsi Jawa Timur dan 2 minggu di BBPP Lembang, bisa menjadi bekal dalam menjalankan tugas dengan baik dan menunjang aktivitas kita sebagai Petugas POPT,” ungkapnya.