Menyiapkan Generasi Muda Indonesia yang Unggul dan Berjiwa Wirausaha di Sektor Pertanian
LEMBANG. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, terus membangkitkan semangatgenerasi muda Indonesia untuk turut bergerak membangun sektor pertanian. “Pangan tidak boleh berhenti, karena 273 juta jiwa penduduk Indonesia membutuhkan pangan. Menghadapi tantangan global, generasi milenial harus kreatif dan inovatif untuk memperkuat ketahanan pangan nasional kita,” ungkap SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, “pembangunan pertanian membutuhkan SDM pertanian yang unggul dan berjiwa wirausaha, dan estafet pembangunan pertanian ada di pundak generasi milenial saat ini,” jelasnya.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang turut menyiapkan generasi muda Indonesia yang unggul dan berjiwa wirausaha, melalui kegiatan pelatihan. Di sisi lain, peningkatan wawasan bidang pertanian bagi milenial dengan kegiatan kunjungan siswa dan mahasiswa menjadi bagian dari pelayanan BBPP Lembang untuk mengenalkan budidaya pertanian yang memanfaatkan teknologi pertanian terkini.
Kali ini, Mahasiswa Program Studi Pengelolaan Agribisnis Politeknik Negeri Lampung melaksanakan fieldtrip ke BBPP Lembang, Kamis (01/09/2022). Tujuannya dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pertanian secara nyata di lapangan.
Empat puluh lima orang mahasiswa Program Studi D4 Pengelolaan Agribisnis didampingi 5 orang dosen, berkunjung ke Inkubator Usahatani (IUT) BBPP Lembang. Rombongan langsung bergerak ke lahan praktik Inkubator Usahatani BBPP Lembang, didampingi koordinator kunjungan, Tri Yuda Pratiwi.
Di zona screen house aeroponik kentang, petugas lahan praktik, Beben, menjelaskan teknologi aeroponik untuk komoditas kentang yang sedang dibudidayakan. Dijelaskan prinsip kerja aeroponik pada tanaman kentang hingga menghasilkan umbi kentang G0 yang nantinya dibudidayakan kembali hingga G2.
Selanjutnya, petugas lahan praktik di budidaya sayuran lapangan, Jajang, menjelaskan budidaya sayuran brokoli. “Varietas brokoli yang kami tanam disini adalah varietas yang bisa dipanen hingga 2 kali,” ujarnya. Brokoli banyak dibudidayakan di lahan praktik Inkubator Usahatani BBPP Lembang karena harga jualnya yang tinggi.
Di Zona KRPL, Ari, petugas lapangan disana menjelaskan tentang budidaya tanaman seledri yang menerapkan teknologi hidroponik sistem deep flow technique (DFT). Budidaya tanaman seledri dimulai dari persemaian selama 14 hari, selanjutnya dipindah tanam ke instalasi DFT. Setelah 30 hari, seledri siap dipanen dan dipasarkan.
Tanaman hias kaktus dan sukulen menjadi lokasi terakhir kunjungan Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung. Di sana, mereka melihat ratusan koleksi sukulen dan kaktus, dan petugas memberikan penjelasan tentang budidaya kaktus dan sukulen.
Johan Effendi, perwakilan mahasiswa menyampaikan, “kami belajar banyak di BBPP Lembang, menggali informasi tentang budidaya sayuran hidroponik dan budidaya sayuran secara konvensional,” jelas Johan. “Kami akan coba praktikkan pengetahuan ini di Politeknik Negeri Lampung,” ungkapnya.