Pembuatan Kompos Skala Rumah Tangga

bbpplembang metodecompostbagRumah tangga menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2019 jumlah sampah organik di Indonesia mencapai 50% dari total sampah keseluruhan.  Namun, menurut Badan Pusat Statistik tahun 2018 hanya 1,2 % saja yang mendaur ulang sampahnya. Salah satu cara untuk mendaur ulang sampah organik rumah tangga yaitu dengan mengomposkan sampah organik tersebut.

Kompos merupakan bahan organik yang mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Komposmengandung unsur hara yang jenis dan jumlahnya  bervariasi tergantung bahan baku kompos tersebut. Kompos dapat menyediakan unsur hara secara lambat dalam jumlah terbatas. Kompos berguna untuk memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah.

Prinsip dari pengomposan yaitu untuk menurunkan kadar rasio C/N bahan organik mendekati rasioC/N  dari tanah agar bisa diserap tanaman. Makin tinggi rasio C/N bahan baku kompos maka proses pengomposan makin lama. Rasio C/N adalah rasio massa karbon terhadap massa nitrogen dalam suatu zat. Bahan-bahan yang mengandung C (karbon) adalah bahan-bahan berwarna coklat seperti daun kering, sekam,  serbuk gergaji, dan kayu. Bahan-bahan yang mengandung N (nitrogen) dari sampah rumah tangga yang dapat dijadikan kompos diantaranya adalah sisa sayur dan buah, ampas kopi, teh celup, cangkang telur, rumput dan bahan hijauan lainnya. Untuk menghasilkan rasio C/N ideal, perbandingan sampah coklat dan sampah hijau untuk kompos yang baik yaitu 3 : 1.

Pada saat ini banyak teknik yang dapat digunakan untuk membuat kompos skala rumah tangga,diantaranya dengan menggunakan metode Takakura dan compostbag. Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu bahan coklat, bahan hijauan, air, dan bakteri pengompos (MOL atau EM4). 

  1. Metode Takakura

Takakura merupakan metodepengomposan yang ditemukan oleh peneliti Jepang yaitu Mr. Koji Takakura. Metode Takakura ini menggunakan  keranjang yang berlubang-lubang. Keranjang yang digunakan biasanya keranjang laundry yang memiliki lubang-lubang kecil diseluruh bagian permukaan. Keranjang ini berukuran sekitar 40 cm x 25 cm x 70 cm.  Pengomposan metode Takakura ini memiliki kelebihan yaitu bentuknya yang praktis, bersih, dan tidak berbau. Pengomposan dengan menggunakan metode Takakura ini dilakukan secara aerob sehingga dapat meminimalisir bau, karena adanya oksigen.

Metode Takakura ini sangat cocok digunakan untuk sampah dapur yang dihasilkan rumah tangga sehari-hari. Jumlah sampah yang dapat diolah dengan keranjang ini sekitar 1,5 kg per hari.

Bahan-bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat kompos dengan metode Takakura antara lain: keranjang Takakura (keranjang laundry yang berlubang dan memiliki tutup), jarum jahit, jaring, benang, kertas kardus, kain hitam berpori, sprayer, sendok semen, batubata atau penyangga, sekam, mikrorganisme cair, dan kompos jadi.

Cara pengomposan metode Takakura adalah sebagai berikut:

  1. Menyiapkan keranjang Takakura atau keranjang laundry yang berlubang yang bisa dibeli di toko perabotan atau peralatan dapur, dengan meletakkan diatas batu bata di kedua sisinya agar udara bisa keluar masuk dari bagian bawah keranjang.
  2. Mencampur mikrorganisme pengurai/bioaktivator dengan air (sesuai petunjuk kemasan) dan memasukkannya kedalam botol spray.
  3. Menyiapkan sekam dalam ember untuk dua bantalan, tinggi untuk setiap bantalan sekam sekitar 10-15 cm. Kemudian sekam disemprot dengan cairan mikroorganisme hingga rata.
  4. Bantalan sekam dibuat dengan cara menggunting jaring sesuai ukuran bawah dan atas keranjang Takakura. Kemudian jaring dijahit tepinya hingga membentuk seperti sarung bantal. Sekam yang sudah dicampur mikrorganisme dimasukkan kedalam sarung bantal dan jahit tepinya. Bantalan dibuat dua untuk bagian dasar dan atas.
  5. Memotong kardus bekas sesuai dengan ukuran keranjang Takakura, lalu ditempelkan disekeliling keranjang Takakura.
  6. Permukaan luar dalam kardus disemprot dengan cairan mikroorganisme hingga merata.
  7. Bantalan sekam dimasukkan didasar keranjang Takakura, kemudian disemprot dengan cairan mikrorganisme hingga basah.
  8. Kdimasukkan kedalam keranjang Takakura.
  9. Kdibuat lubangdengan menggunakan sendok semen, kemudian sampah rumah tangga yang ingin dikomposkan (lebih baik sampah dipotong kecil-kecil agar cepat terurai) dimasukkan kedalam lubang. Selanjutnya  sampah diaduk merata dan ditambahkan kompos kembali.
  10. Bantalan sekam diletakkan diatas kompos, lalu disemprot dengan cairan mikrorganisme.
  11. Mulut keranjang ditutup dengan kain hitam berpori dan penutup keranjang.
  12. Prosedur diatas dilakukan sampai keranjang penuh. Jika sudah penuh, 1/3 bagian kompos diambil dan dimatangkan di karung atau di compostbag.                                bbpplembang metodetakakura  2. Metode Compostbag

Metode selanjutnya yang dapat digunakan untuk skala rumah tangga adalah metode pengomposan dengan menggunakan Compostbag. Compostbag  memang dirancang khusus untuk mengomposkan sampahlimbah rumah tangga. Compostbag ini sangat mudah digunakan dan dapat dibeli di e-commerce dengan harga yang terjangkau.

Cara penggunaan compostbag adalah sebagai berikut:

  1. Compostbag diisi dengan sekam/sekam bakar/daun kering pada dasar compostbag dengan tinggi sekitar 15 cm.
  2. Sampah organik seperti sisa sayuran, sisa buah, bekas ampas kopi, yang telah dipotong kecil-kecil dimasukkan compostbag.
  3. Compostbag ditutup dengan tanah dan disemprot dengan cairan bioactivator.
  4. Ditutup kembali dengan sekam, dan diaduk seminggu sekali untuk aerasi.
  5. Prosedur dilakukan berulang (sampah organik-tanah-bioactivator-sekam) hingga compostbag penuh.
  6. Kompos dapat digunakan setelah 1 – 3 bulan, dengan cara membuka lubang kompos yang berada di bagian bawah compostbag.

Dalam pembuatan kompos perlu diperhatikan kelembaban dari bahan-bahan kompos tersebut, baik pada metode Takakura ataupun compostbag. Hal ini berguna bagi optimalnya aktivitas mikroorganisme pengurai. Jika kompos terlalu kering maka proses pengomposan akan berlangsung lama, dan apabila terlalu basah maka akan terjadi pembusukan. Ciri-ciri pengomposan yang baik adalah naiknya suhu dari kompos tersebut.

Sekam dalam proses pengomposan berperan sebagai bahan coklatan yang berfungsi sebagai sumber karbon dan memiliki fungsi sebagai absorben pembusukan (air lindi) dan membantu menyerap gas/bau. Sementara itu penambahan tanah bertujuan untuk mempercepat pembusukan dan menyerap bau. Bioaktivator/mikroorganisme efektif berperan untuk mempercepat pembusukan.

Demikian beberapa teknik pembuatan kompos skala rumah tanggaDengan melakukan pengomposan limbah rumah tangga, kita sudah membantu mengurangi sampah dan membantu menjaga lingkungan. Lebih jauh dari itu, kompos limbah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman yang sehat dan ramah lingkungan di pekarangan rumah, sehingga memberikan kontribusi dalam menjaga ketahanan pangan keluarga.