Meningkatkan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Pertanian melalui Kemasan

Secara tradisional nenek moyang kita menggunakan bahan kemasan alami untuk mewadahi bahan pangan seperti buluh bambu, daun-daunan, pelepah atau kulit pohon, kulit binatang, rongga batang pohon, batu, tanah liat, tulang dan sebagainya. Pada industri modern berbagai kemasan dan proses pengemasan telah beragam. Kemasan dengan variasi atmosfir, kemasan aseptik, kemasan transportasi dengan suhu rendah dan lain-lain telah memperluas horizon dan cakrawala pengemasan hasil pertanian. Saat ini perkembangan pengemasan bergerak sangat cepat seirama dengan perkembangan industri-industri yang memanfaatkan dan menggunakannya.
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan hasil pertanian.
Bahan kemas baik bahan logam, maupun bahan lain seperti bermacam-macam plastik, gelas, kertas dan karton seyogyanya mempunyai 6 fungsi utama, yaitu:
a. Sebagai pelindung terhadap kotoran dan kontaminasi
b. Sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air dan penyinaran (cahaya)
c. Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya selama proses penempatan bahan kedalam wadah kemasan
d. Mempunyai kemudahan dalam membuka atau menutup dan juga memudahkan dalam tahap-tahap penanganan, pengangkutan dan distribusi
e. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak
f. Menampakkan identifikasi, informasi dan penampilan yang jelas agar dapat membantu promosi atau penjualan.
Bahan-bahan kemasan yang banyak beredar di pasaran dan umum digunakan dalam pengemasan produk-produk hasil pertanian dan bahan pangan olahan adalah gelas, kertas, logam dan plastik
Gelas

inert (tidak bereaksi), kuat, tahan terhadap kerusakan, sangat baik sebagai barrier terhadap benda padat, cair dan gas. Sifat gelas yang transparan menguntungkan dari segi promosi di samping itu beberapa jenis gelas seperti pyrex tahan terhadap suhu yang tinggi. Kelemahan kemasan gelas yaitu mudah pecah dan kurang baik bagi produk-produk yang peka terhadap penyinaran (ultra violet). Kemasan gelas berkembang terus, mulai dari bejana sederhana hingga berbagai bentuk kemasan yang sangat menarik walaupun kemasan gelas terus bersaing dengan bahan kemasan lainnya.
Dalam proses pengemasan dengan menggunakan kemasan gelas dalam bentuk botol, kegiatan menutup atau menyumbat botol merupakan satu bagian yang penting dan perlu mendapat perhatian. Bagian penutup atau tutup botol merupakan bagian yang terlemah dari sistem perlindungan terhadap gangguan atau pencemaran dari luar, karena cara penutupan dan jenis/bahan penutup yang kurang tepat dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan bahan yang dikemas. Bahan-bahan yang umum digunakan untuk penutup adalah logam (kaleng), alumunium, gabus dan berbagai jenis plastik.
Kertas

Kantung kertas merupakan salah satu kemasan tertua yang masih tetap populer. Sedangkan amplop adalah kantung kertas yang mempunyai bentuk khusus, sangat umum digunakan untuk pembungkus surat. Kedua jenis pembungkus ini dinilai cukup murah, baik harganya maupun ongkos untuk pengangkutannya. Mempunyai rasio bobot (perbandingan antara berat kemasan dengan berat produk yang dikemas) yang rendah. Seperti juga amplop, kantung kertas dapat dibedakan atas beberapa jenis yang biasa digunakan untuk membungkus gula, kopi bubuk, berbagai jenis rempah dan berbagai jenis tepung
Karton lipat merupakan jenis pengemas yang populer karena mempunyai sifat praktis, murah dan mudah dilipat sehingga hanya memerlukan sedikit ruang dalam pengangkutan dan penyimpanan. Demikian pula dalam pencetakan dan penggrafiran dapat dilakukan untuk meningkatkan penampilan produk. Pemakaian yang luas dari jenis kemasan ini disebabkan oleh banyaknya variasi dalam hal model, bentuk dan ukuran dengan karakteristik yang khusus.
Logam
Beberapa keuntungan dari kemasan logam (kaleng) untuk makanan dan minuman yaitu mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, mempunyai sifat sebagai barrier yang baik khususnya terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermetis. Di samping itu walaupun mempunyai resiko adanya pengikisan atau migrasi unsur-unsur logam, akan tetapi toksisitasnya relatif rendah, tahan terhadap perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim dan mempunyai permukaan yang ideal untuk pemberian dekorasi dalam labeling. Kemasan kaleng, umumnya digunakan untuk berbagai produk yang mengalami proses sterilisasi termal.
1. Alumunium
Adalah logam yang lebih ringan daripada baja, mempunyai daya korosif oleh atmosfir yang rendah, mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebih mudah berubah bentuknya, tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun, dan dapat menahan masuknya gas. Alumunium lebih sukar disolder sehingga sambungan-sambungannya tidak dapat rapat. Kemasan yang dibuat dari alumunium dapat menyebabkan patahan-patahan jika terlipat, sehingga dapat menimbulkan lubang-lubang.
2. Foil

Plastik

Berbagai jenis kemasan bentuk muncul dengan pesat seperti polietilen, poli-propilen, poliester nilon dan film vinil. Sebagai bahan pengemas, plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal, komposit atau berupa lapisan-lapisan (multi lapis) dengan bahan lain (kertas, alumunium foil). Kombinasi tersebut dinamakan laminasi, yang diproses baik dengan cara laminasi ekstrusi maupun laminasi adhesif. Dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan.
Penggunaan plastik untuk kemasan makanan cukup menarik karena sifat-sifatnya yang menguntungkan, seperti luwes (mudah dibentuk), mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap produk, tidak korosif seperti kemasan logam, serta mudah dalam penanganannya. Di dalam perdagangan dikenal plastik untuk kemasan pangan (food grade) dan kemasan untuk bukan pangan (non food grade).
Kemasan kaku yang terbuat dari plastik paling banyak digunakan untuk mengemas produk susu. Dua jenis bahan dari plastik yang terbaik yaitu LDPE (Low Density Polyethylene) dan HDPE (High Density Polyethylene). Bentuk-bentuk kemasan plastik kaku dapat dijumpai dengan mudah di pasaran dalam bentuk yang siap pakai seperti botol, jerigen, drum, gelas, mangkuk, ember, dan lain-lain.
dari berbagai sumber