Semangat Milenial Belajar Pertanian dari Hulu hingga Hilir
Kementerian Pertanian terus menggenjot peran petani milenial sebagai generasi penerus pertanian Indonesia. Berbagai pelatihan dan kegiatan telah diselenggarakan dengan tujuan menarik minat generasi milenial untuk turut berkiprah di bidang pertanian.
Seperti yang disampaikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Menurut Mentan, generasi milenial menjadi tulang punggung pembangunan pertanian masa depan. Ia juga mengingatkan, agar milenial tidak boleh kalah dengan generasi sebelumnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, juga menyatakan, "petani milenial harus mampu merefleksikan semangat kebangkitan dan kejayaan negara agraris sebagai jalan dan upaya pemerintah dalam menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia."
Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengunjungi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPPP) Lembang pada Senin (27/6). Kunjungan diikuti oleh 50 orang pengurus dan anggota Himagri.
Tampak para mahasiswa bersemangat belajar pertanian. Dipandu Widyaiswara BBPP Lembang, Cece Mulyana dan Dewi Padmisari, mahasiswa tampak antusias ingin mengetahui lebih lanjut tentang budidaya tanaman brokoli.
Rombongan diterima di ruang kelas krisan. Setelah mendapatkan penjelasan singkat berkaitan dengan profil BBPP Lembang, Widyaiswara mengajak mereka berkeliling area balai.
Tujuan pertama adalah kantor Inkubator Usaha Tani (IUT). Di sini mahasiswa belajar cara pembenihan tanaman brokoli, mulai dari membuuat media tanam, menata media tanam ke dalam tray, dan menyemai benih ke media tanam.
Selanjutnya, mahasiswa melakukan praktik penanaman di area lahan konvensional. Widyaiswara dan petugas di lahan mengajak mereka melakukan tahapan selanjutnya setelah pembenihan. Ini menjadi pengalaman baru bagi sebagian mahasiswa yang belum pernah mencoba melakukan penanaman langsung di lahan.
Praktik yang dilakukan mulai dari persiapan lahan, pemberian pupuk, pemasangan mulsa, hingga penanaman benih yang telah disemai.
Setelah menguasi teknik pembenihan dan penanaman, mahasiswa mempelajari proses pemasaran. Bertempat di [I]packing house[/I] BBPP Lembang, Widyaiswara memandu mahasiswa belajar pemasaran produk pertanian dengan cara yang asyik. Peserta dibagi menjadi delapan kelompok. Empat kelompok berperan sebagai penjual sayuran dan empat lainnya sebagai [I]fresh buyer[/I].
Masing-masing peran memiliki tugasnya masing-masing. Penjual harus dapat mengemas produk semenarik mungkin, sementara [I]fresh buyer[/I] bertugas membeli produk terbaik dan paling menarik dari penjual. Metode ini membuat mahasiswa lebih kreatif dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
Putri Nabila, salah satu peserta menyatakan kesannya setelah mengikuti kunjungan ke BBPP Lembang. Ini menjadi pengalaman yang baru bagi dirinya karena dapat mempraktikan langsung teori yang selama ini dipelajari di kampus. "Hari ini kami belajar pertanian dari hulu ke hilir, tentu ini sangat bermanfaat bagi saya, khususnya ketika lulus dari kuliah nanti," ungkap mahasiswi semester enam ini.[I][/I]