Antusiasme Milenial UMMI, Harapan Masa Depan Pertanian Indonesia
Pancaran hangat mentari menyelimuti langit Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Tampak dua bus rombongan dari Universitas Muhammadiyah Sukabumi telah tiba di halaman kampus Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada Kamis (2/12).
Mereka adalah mahasiswa semester 1 dan 3 UMMI bersama mahasiswa program PPM dari Makassar, Gorontalo, Manado, Tandulampo, dan Papua didampingi dosen dan dekan sebanyak 120 yang siap untuk melakukan kunjungan lapang ke BBPP Lembang.
Kunjungan bertajuk wisata edukasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menggali informasi tentang pertanian di dunia kerja yang terkait dengan mata kuliah di UMMI.
Sebelum memulai kunjungan, peserta diterima secara resmi di Aula Catur Gatra oleh Manager Inkubator Usaha Tani, Dadi Sumardi dan Sub Koordinator Program dan Kerjasama BBPP Lembang, Achmad Handyoko.
Amalia Nur Milla, ketua rombongan, Dekan Fakultas Pertanian, menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya. “Terima kasih BBPP Lembang, hari ini kami bermaksud belajar lebih jelas lagi tentang pertanian bagi teman-teman mahasiswa,” kata Ema. Ia berharap setelah kunjungan pada hari ini mahasiswa dapat lebih menentukan minatnya di bidang pertanian dan dapat terjalin kerjasama yang bekelanjutan antara BBPP Lembang dengan UMMI.
Tren pertanian di kalangan milenial tentu menjadi secercah harapan bagi pertanian Indonesia. Kementerian Pertanian di bawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga tak gentar mendukung generasi milenial untuk mengambil peranan di bidang pertanian.
Menurutnya, generasi milenial penting untuk keberlanjutan pertanian di masa yang akan datang. “Bertani itu keren, menjadi petani itu hebat!” menjadi slogan yang selalu digaungkan SYL di berbagai kesempatan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, juga mengatakan “Kementan saat ini menggenjot kualitas SDM pertanian melalui berbagai kegiatan strategis, diantaranya Duta Petani Milenial, Magang Jepang, Pendidikan vokasi, dan pelatihan lainnya yang bertujuan untuk mendorong generasi milenial terjun ke sektor pertanian,” katanya.
Peserta kunjungan dibagi menjadi 6 kelompok. Masing-masing kelompok secara bergantian melalui rute ke screen tanaman hias, Rumah Pangan Lestari, lahan sayuran, lahan smart farming stroberi, screen house modern, dan labolatorium kultur jaringan.
Di laboratorium kultur jaringan peserta diajak mengenal secara umum tahapan kultur jaringan dan perbedaan kultur jaringan dengan perbanyakan tanaman secara konvensional.
Pada lahan smart farming stroberi peserta melihat langsung penerapan Internet of Thing (IoT) sebagai alat penyiraman dan pemberian nutrisi secara otomatis. Tampak antusiasme peserta, terbukti dari banyaknya pertanyaan kepada para petugas lapang yang memandu kegiatan.
Rumah Pangan Lestari (RPL) menjadi titik peserta melakukan praktik membuat wick system. Dipandu oleh Rosros Rosdiantini, Widyaiswara BBPP Lembang, didampingi petugas lapang Beben dan Gugun, seluruh kelompok bersemangat membuat wick systemnya masing-masing.
Di sudut lainnya, tepatnya di screen house tanaman hias, peserta asyik melihat berbagai koleksi kaktus, sekulen, dan anggrek. Peserta tampak memanfaatkan momen langka ini dengan berfoto bersama dan swafoto. Beberapa peserta terlihat membeli tanaman hias untuk dijadikan buah tangan.
Sementara di area screen house modern, peserta diajak mengenal drip irrigation system dan aeroponic. Keingintahuan peserta pada sesi ini terlihat pada pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan kepada petugas pendamping.
Di penghujung acara, Shefeeta Firsty Pradevi, Mahasiswa jurusan Agribisnis, mengungkapkan kesannya setelah melakukan kunjungan. “Hari ini sangat mengesankan, saya banyak belajar hal baru tentang pertanian mulai dari tanaman hias, tanaman sayuran dan tanaman buahnya. Mari kita dukung terus pertanian Indonesia,” ujarnya. SY/DRY/YKO