Menciptakan Pertanian Modern Melesat Menembus Langit

bbpplembang panenbrokoli keltanjagatmandiriLEMBANG. Sektor pertanian menjadi salah satu penopang stabilitas ekonomi nasional. Terbukti sektor pertanian menjadi penghasil bahan pangan, sebagai sumber tenaga kerja dan sebagai salah satu penghasil sumber devisa negara. Komoditas hortikultura terutama sayuran merupakan salah satu penyumbang kebutuhan gizi yang baik bagi masyarakat.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, “Bertani itu hebat, menjadi petani itu keren”. “Produktivitas di sektor pertanian harus tetap terjaga agar dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat".  "Oleh karena itu, pekerjaan sektor pertanian amalnya menembus langit karena pekerjaan yang mendatangkan amal jariyah untuk penuhi hajat orang banyak,” tegasnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, menyampaikan, “Sektor pertanian adalah sektor prioritas dengan jumlah pintu pasar paling banyak di dunia, dan ini membutuhkan peran SDM pertanian yang berkualitas mendukung penyediaan pangan yang baik,” jelas Dedi.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai salah satu UPT Kementerian Pertanian yang memiliki tugas pokok dan fungsi meningkatkan kapasitas SDM pertanian, telah bekerjasama dengan Taiwan Technical Mission (TTM) dalam Project “Strengthening Agribusiness Incubation Development Project in Bandung” sejak tahun 2015. Pada tahun 2020 – 2021 fokus kerjasama di bidang pemasaran.

Sepanjang 2 tahun terakhir, kerjasama difokuskan kepada kegiatan pendampingan demplot. Kegiatan ini bertujuan menghasilkan sayuran berkualitas baik sehingga bisa dipasarkan ke pasar modern dengan harga yang kompetitif. Salah satu lokasi pendampingan demplot ada di Kelompok Tani Jagat Mandiri, Desa Cikawari Kecamatan Lembang,.

Selasa (18/01/2022) dilaksanakan panen brokoli di lahan demplot kelompok tani, sebagai tanda pengakhiran kegiatan pendampingan demplot. Hadir saat panen, Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi Widyaiswara BBPP Lembang yang selama proses budidaya brokoli, setia mendampingi petani.

bbpplembang panenbrokoli keltanjagatmandiri2“Sektor pertanian dapat memenuhi aneka kebutuhan masyarakat, mulai dari pangan, sandang, farmasi, energi, dan rekreasi”, ungkap Ajat. “Hasil panen brokoli di kelompok tani ini saya lihat sendiri sudah bagus. “Sayuran adalah komoditas yang mampu menghasilkan keuntungan yang besar, asalkan diperhitungkan dengan baik analisa untung ruginya dan manajemen usahataninya,” jelas Ajat.

“Koperasi BAVAS memberikan jaminan kepada petani atas akses pasar dan harga, karenanya saya harap semakin banyak petani alumni pelatihan yang bergabung di BAVAS,” kata Ajat lagi.

Panen brokoli dilakukan di atas lahan demplot seluas 1.400 m2 dengan jumlah populasi 5.000 pohon. Panen ke-4 ini menghasilkan 6 kontainer brokoli atau sebanyak 240 kg.

Ida Farida, Widyaiswara BBPP Lembang yang kerap mendampingi petani saat proses pemeliharaan brokoli, mengatakan, “Kriteria panen brokoli ada 2, umur dan waktu panen. Brokoli dipanen pada umur 70 hari dan waktu panen sebaiknya pagi atau sore hari. Proses panen brokoli dilihat dari crop yang sudah penuh atau kekar. Panen dilakukan dengan memangkas daun untuk menahan air dan kesegaran brokoli. Hasil panen disimpan di kontainer dengan diletakkan secara bersilangan agar udara di sela tanaman menguap keluar. Jangan sampai ada hama yang terbawa,” ujar Ida. “Setelah itu, hasil panen dibawa ke ruang pascapanen dan dibuang kembali batang-batangnya hingga brokoli kondisinya bulat gundul,” jelas Ida.

Widyaiswara lainnya yang juga hadir, Yusup Hidayat, mengadakan dialog dengan petani tentang pola kemitraan. “Pola kemitraan yang diinginkan petani adalah adanya kontrak kerjasama, adanya bantuan agroinput, pengolahan lahan dan biaya produksi. Saat panen harga mengikuti kesepakatan di awal yang sudah diperhitungkan oleh petani biaya dan keuntungan yang akan diperoleh,” jelas Yusup.

bbpplembang panenbrokoli keltanjagatmandiri1Usan (29 tahun), salah satu anggota Kelompok Tani Jagat Mandiri saat dijumpai di sela-sela panen brokoli, mengatakan, “Lahan demplot ini kerjasama kelompok tani kami dengan koperasi BAVAS. Alhamdulillah hasilnya memuaskan hingga panen ke-4 ini menghasilkan 10 kwintal brokoli, harga saat ini cukup bersahabat Rp 14.000 berdasarkan nilai kontrak dengan BAVAS,” kata Usan.

“Selama proses budidaya brokoli, pendampingan dilakukan oleh Widyaiswara BBPP Lembang dan Penyuluh Pertanian dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan hingga pengendalian hama dan penyakit. Dulu yang kami ketahui ilmu pertanian itu warisan, dari orangtua atau teman. Setelah pendampingan, wawasan kami bertambah, misalnya kami bisa mengetahui secara fisik permasalahan tanaman dan cara menanggulanginya. Kini kami juga terbiasa membaca rinci produk pupuk atau obat-obatan yang akan kami gunakan sehingga tepat dosis dan jumlah,” ungkapnya.

“Kerjasama dengan BAVAS, kami harapkan bisa terus karena sangat membatu kami terkait kepastian harga,” harap Usan.