Wujud Komitmen Perbaikan Penyelenggaraan Pelatihan Tahun 2022, BBPP Lembang Laksanakan Evaluasi

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menjadi salah satu Unit Pelaksana Teknis lingkup Pelatihan di bawah Eselon I Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.  

bbppl-evalabt

Sesuai dengan amanat yang tertuang pada Permentan Nomor 45 tahun 2020,  Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian,  maka BBPP Lembang mempunyai tugas “melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan nonaparatur pertanian”.  

Sepanjang 2021, BBPP Lembang telah melaksanakan 121 pelatihan bagi aparatur dan non aparatur, yaitu Pelatihan Vokasi, Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani, Pelatihan Teknis bagi Aparatur dan Non Aparatur, Magang Pemuda Tani, Pelatihan Kewirausahaan bagi Petani Muda, Pemantapan Magang Jepang, Pelatihan Smart Farming, dan Pelatihan Teknis Tematik Mendukung Food Estate. 

Realisasi jumlah peserta pelatihan sepanjang tahun 2021 sebanyak 4.226 orang.  

Pelatihan Teknis Tematik Mendukung Food Estate menjadi pelatihan dalam rangka mendukung salah satu dari tiga program utama Kementan yakni Food Estate.  

Pada 6-10 Desember 2021 BBPP Lembang menggelar Evaluasi Pasca Pelatihan Teknis Tematik Mendukung Food Estate bertempat di Hotel Abadi, Yogyakarta.  

Turut hadir alumni pelatihan aparatur dan non aparatur beserta pewakilan dinas pertanian kabupaten wilayah Jawa Tengah yakni: Demak, Pati, Blora, Grobogan, Kendal, Tegal, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purwerejo, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen.  

Bagi aparatur total pelaksanaan pelatihan sebanyak 31 orang angkatan dengan jumlah peserta sebanyak 930 orang. Sementara bagi non aparatur total sebanyak 48 angkatan dengan jumlah peserta mencapai 1440 orang.  

Disampaikan Koordinator Program dan Evaluasi, Taufik Lukman, selama pelatihan aparatur melalui evaluasi daily mood, diperoleh rata-rata 2.91 yang berarti peserta merasa senang mengikuti proses pelatihan. Pada pemahaman materi peserta telah menguasai materi dan bersikap baik selama pelatihan. Bagi fasilitator peserta merasa puas terhadap materi yang disampaikan dan merasa sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan.  

Bagi peserta non-aparatur hasil evaluasi juga menunjukkan hal serupa. Rata-rata daily mood peserta merasa senang dan telah menguasai materi setelah mengikuti pelatihan. Pada evaluasi sikap, peserta telah mengikuti dengan sangat baik. Peserta juga merasa puas terhadap materi yang disampaikan fasilitator dan pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelatihan.    

Dipandu oleh moderator, Yusuf Hidayat, Widyaiswara BBPP Lembang, didampingi Aris Hanafiah, Koordinator Widyaiswara, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi untuk menampung saran dari seluruh perwakilan dinas pertanian kabupaten yang hadir.  

Perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Sragen menyampaikan tanggapannya. Ia mengapresiasi pelatihan yang telah dilaksanakan. Menurutnya, pelatihan yang telah dilakukan sangat bermanfaat bagi petani dan penyuluh di wilayah Sragen. Namun dirinya menyampaikan pentingnya koordinasi lebih lanjut berkaitan dengan waktu penyelenggaraan pelatihan.  

Disampaikan oleh Yeyep Dintan, Widyaiswara BBPP Lembang, Pelatihan Tematik Mendukung Food Estate BBPP Lembang merupakan pelatihan yang dikerjasamakan dengan dinas pertanian setempat dalam proses penyelenggaraannya, baik kerjasama tempat pelatihan maupun fasilitatornya. Materi pelatihan disesuaikan dengan permintaan dari dinas pertanian setempat agar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan peserta.  

Seluruh masukan yang diberikan menjadi perhatian khusus bagi BBPP Lembang, agar penyelenggaraan pelatihan di tahun berikutnya menjadi lebih baik.  

Pelatihan pertanian bagi aparatur dan non aparatur menjadi wujud nyata keseriusan Kementan dalam meningkatkan kapasitas SDM pertanian sebagai kunci keberhasilan menuju pertanian Indoneisa yang maju, mandiri, dan modern.  

Seperti yang digaungkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi bahwa, “Salah satu kunci keberhasilan pembangunan pertanian adalah kapasitas SDM yang mumpuni. Bantuan benih, bantuan alsintan, bantuan pupuk dan lain-lain tidak akan berhasil kalau tidak dikelola oleh SDM yang kompeten,” jelas Dedi.  

Sesuai arahan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, “Kita semua harus memperkuat peran SDM pertanian untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian,” ujar SYL. DRY