Menarik Minat Generasi Milenial Indonesia untuk Bertani Hidroponik

bbpplembang pemanfaatanNS CLSBalai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dan Cendekia Leadership School (CLS) Kota Bandung menyelenggarakan kerjasama pemanfaatan narasumber yaitu pemberian materi tentang budidaya pertanian khususnya hidroponik, Jumat (07/08/2020). Ini dalam rangka mata pelajaran “Pengembangan Diri” bagi siswa-siswi secondary grade 7 – 9. Materi yang disampaikan sesuai tema pembelajaran dan kompetensi yang diinginkan pihak sekolah bagi murid-muridnya, yaitu Persemaian Tumbuhan dan Hidroponik. Pembelajaran selama 1,5 jam dilakukan secara virtual zoom cloud meeting yang diikuti oleh 49 siswa-siswi dan guru.

Widyaiswara BBPP Lembang, Dewi Padmisari dan Sani Hanifah, diawal sesi, terlebih dahulu memutarkan 2 video tentang bertanam praktis dengan hidroponik dan persemaian tumbuhan secara hidroponik. Selanjutnya keduanya secara bergantian memberikan materi dan mempraktikkan langsung bagaimana persemaian tumbuhan. Dikenalkan tentang alat dan bahan yang dibutuhkan untuk persemaian baik secara konvensional maupun hidroponik, mulai dari seed tray, baki/wadah, pinset, sprayer, dan media tanam berupa rockwool, cocopeat, arang sekam, dan kascing serta aneka benih sayuran. “Untuk persemaian secara hidroponik menggunakan rockwool yang telah dipotong-potong ukuran 2x2 cm,  letakkan di baki, semprot terlebih dahulu dengan air hingga lembab, lalu lubangi rockwool dan letakkan benih satu persatu menggunakan pinset”, jelas Dewi. “Setelah itu tutup dengan plastik atau karung supaya tanaman cepat tumbuh keluar 2-3 helai daun lembaga”, ujar Dewi menjelaskan tips saat proses persemaian.

Dijelaskan pula tentang proses persemaian secara konvensional menggunakan media arang sekam, cocopeat, dan kascing dengan perbandingan 1:1:1, diletakkan di seed tray. Ketertarikan generasi milenial murid-murid Cendekia Leadership School tampak saat sesi diskusi dibuka. Pertanyaan-pertanyaan khas anak-anak beberapa kali ditanyakan kepada widyaiswara, “boleh tidak pakai arang sekam ga ya bu?”, tanya Fathi siswa grade 7. Dijelaskan oleh Widyaiswara, “boleh saja misalnya cocopeat dan kascing atau arang sekam dan cocopeat, asalkan perbandingan 1:1”. Chalia siswa grade 7 juga menanyakan, “dibutuhkan berapa lama benih-benih bulat itu menjadi tanaman kecil berdaun?”. “Untuk cabai merah dan tomat misalnya, hingga siap tanam membutuhkan waktu 4 minggu atau sudah muncul 4-5 daun, nah kalau sayuran daun seperti pakcoy/caisim biasanya 14 hari setelah persemaian sudah siap tanam”, jelas Dewi.

Widyaiswara BBPP Lembang juga menjelaskan tentang microgreen. “microgreen adalah tanaman yang dikonsumsi saat tanaman masih ukuran mini/kecil”, jelas Dewi. “persemaiannya bisa menggunakan tray atau wadah lainnya. Benih disemai tidak harus berjarak seperti persemaian biasa, ditaburkan saja, lalu ditutup letakkan di tempat tertutup, 3-5 hari bisa langsung dikonsumsi”, ungkapnya lagi. Dijelaskan pula tentang nutrisi tanaman hidroponik, “untuk pupuk tanaman hidroponik, bisa menggunakan nutrisi hidroponik AB mix, nutrisi A warnanya merah, nutrisi B warnanya putih atau pupuk NPK”, rinci Sani.

Widyaiswara juga menjelaskan tentang konsep urban farming, “konsep urban farming adalah bagaimana memanfaatkan lahan pekarangan untuk konsumsi keluarga, apabila berlebih bisa dijual”, terang Dewi. “didalam urban farming, beberapa sistem dalam teknologi hidroponik dengan memanfaatkan barang bekas seperti botol mineral, kaleng bekas cat”. “bagaimana dengan mengkombinasikan ikan dan tanaman”, tanya pramesti. “mengkombinasikan ikan dan tanaman dinamakan minaponik/aquaponik. Prinsipnya pupuknya menggunakan kotoran ikan tersebut tanpa tambahan pupuk lainnya”, jelas Dewi.

Ikhsan, salah seorang guru di Cendekia Leadership School menyampaikan kesannya setelah menerima materi, “Terimakasih banyak atas ilmunya. Keren ilmunya bukan buat anak didik kami saja, tapi juga para guru, semoga ini menjadi booster bagi anak-anak untuk lebih menghargai apa yang mereka makan setiap hari”. “beberapa kali kami ujicoba tentang persemaian yang tutorialnya kami peroleh dari media sosial, ternyata dengan belajar langsung dari ahlinya di BBPP Lembang ini, kami jadi mengetahui ternyata apa yang sudah kami lakukan ada yang belum tepat perlakuan sehingga hasilnya kurang maksimal. Setelah memperoleh wawasan tentang budidaya hidroponik disini menjadi pemahaman baru bagi kami”.

Di penghujung materi, kedua widyaiswara berpesan kepada generasi milenial dari Cendekia Leadership School, “sedikit apapun ilmu yang kita miliki, harus kita terapkan dan praktikkan serta kita sebarkan ke banyak orang”.