Jaring Permasalah Petani di Lapangan, UPT Pelatihan Kementan Gelar Konsultasi Agribisnis
BANDUNG BARAT – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui UPT Pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menyelenggarakan Konsultasi Agribisnis Keliling (KAK), Kamis (12/6/2025), di BP3K Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kegiatan dihadiri 46 orang petani di wilayah Kecamatan Gununghalu yang menggeluti aneka usahatani komoditas padi, jagung, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan hilirisasi komoditas pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi
Amran Sulaiman, menjelaskan pentingnya pangan bagi manusia. "Jika tidak
ada pangan maka tidak ada kehidupan. Tanpa pangan, negara bisa bubar sehingga
sangat penting kita jaga pangan," kata Mentan Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan hal
terpenting untuk meningkatkan pertanian adalah dengan meningkatkan kualitas
SDM. “Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP juga terus mengupayakan peningkatan
SDM di bidang pertanian,” kata Santi.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika,
mengatakan pihaknya membangun dan mengembangkan Konsultasi Agribisnis sebagai
salah satu standar pelayanan di Balai Besar Pelatihan. Ajat menjelaskan, BBPP
Lembang berkomitmen kuat meningkatkan kompetensi SDM pertanian. “Salah satu
pelayanan publik yang kami laksanakan mendukung kompetensi SDM pertanian
melalui Konsultasi Agribisnis. Ini upaya kami dalam pengembangan inkubator
agribisnis sebagai pendukung penyelenggaraan pelatihan,” tutur Ajat.
Kegiatan KAK kali ini dihadiri
widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi budidaya pertanian, pascapanen dan
pengolahan hasil pertanian dan sosial ekonomi pertanian. Hadir pula petugas
dari Inkubator Agribisnis dan pengelola perpustakaan BBPP Lembang.
Sementara itu, Kepala Bidang
Prasarana dan Penyuluhan Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP)
KBB, Suherman, menyambut baik kerja sama BBPP Lembang dengan DKPP KBB karena
menjadi ajang silaturahmi dan klinik agribisnis bagi petani di wilayah KBB.
“Setiap ruangan adalah kelas dan setiap orang adalah guru.
Pada kegiatan ini kita semua akan
belajar, saling tukar-menukar informasi untuk pengelolaan usahatani,"
katanya. "Silakan para petani menyampaikan permasalahan yang dihadapi
untuk dikonsultasikan. Nantinya para konsultan akan memberikan solusinya
seperti apa dan yang memiliki pengalaman nanti akan dibahas bersama akan
dianalisa menjadi kajian bagi BBPP Lembang,” imbuh Suherman.
Pada kunjungan ke-7 kali ini,
widyaiswara menggali usahatani setiap peserta yang hadir, lalu menjaring
permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini dalam pengelolaan usahatani
masing-masing. Setelah itu dilakukan diskusi dan upaya pemecahan permasalahan baik
secara teknis maupun manajemen pengelolaan usahatani.
Salah seorang petani milenial yang
hadir, Rustan Abu Bakar, yang bergelut di hilirisasi komoditas ubi jalar,
menyampaikan apresiasinya untuk kegiatan konsultasi agribisnis. “Setelah datang
ke sini saya jadi dapat insight baru terutama berkaitan dengan usaha yang saya
geluti dibidang budidaya dan pengolahan ubi jalar," ujarnya. “Selama ini
saya mengolah ubi jalar menjadi keripik dan setelah berkonsultasi dengan
widyaiswara BBPP Lembang jadi mengetahui produk-produk turunan lainnya yang
bisa saya kembangkan untuk pengolahan ubi jalar, seperti bolu dan es krim dari
ubi,” tutup Rustan.