Evaluasi Pasca Pelatihan sebagai Rangkaian Proses Competency Based Training
LEMBANG. Penyelenggaraan pelatihan pertanian diarahkan untuk dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan SDM pertanian sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya. Dengan demikian baik aparatur dan non aparatur yaitu penyuluh serta petani mampu melaksanakan tugas fungsi/pekerjaan secara inovatif, kreatif, profesional dan berwawasan global. Kemampuan aparatur dan non aparatur pertanian sebagai hasil proses berlatih perlu dievaluasi secara sistematis dengan menggunakan kaidah-kaidah evaluasi dan merupakan satu-kesatuan utuh yang tercakup dalam kerangka sistem pengembangan pelatihan berbasis kompetensi (competency based training).
Ada 3 tahap evaluasi dalam tiap penyelenggaraan pelatihan yaitu evaluasi awal, evaluasi pelaksanaan dan evaluasi pasca diklat. Evaluasi pasca diklat merupakan kelanjutan dari kegiatanpelatihan yang dilakukan minimal 6 bulan setelah pelatihan dilaksanakan. Melalui kegiatan evaluasi pasca diklat ini, maka diharapkan diperoleh data dan informasi tentang hasil penerapan materi pelatihan dan manfaat pelatihan terhadap kinerja purnawidya baik penyuluh maupun petani, serta permasalahan yang dihadapi dalam penerapan hasil pelatihan tersebut. Untuk memperdalam analisa, maka dilakukan cross check kepada atasan langsung dan petani binaan
purnawidya untuk pelatihan aparatur dan kolega purnawidya untuk pelatihan non aparatur. Hasil analisa data nantinya diharapkan mampu memberikan bahan masukan bagi penyempurnaan pelatihan berikutnya.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Tahun Anggaran 2018 ini melaksanakan Evaluasi Pasca Diklat pada minggu ke-4 bulan Agustus. Pelatihan yang dilakukan evaluasi pasca diklat yaitu yang dilaksanakan pada tahun 2017, meliputi:1) Pelatihan Teknis Bawang Merah, 2) Pelatihan Teknis Cabai Merah, 3) Pelatihan Pascapanen dan Pengolahan Hasil Pertanian, 4) Pelatihan Mekanisasi bagi Teknisi, 5) Pelatihan Mekanisasi bagi Pengelola UPJA, dan 6) Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda Tani. Sebaran responden di wilayah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten dengan total responden sebanyak 266 orang purnawidya ditambah atasan langsung dan petani binaan purnawidya aparatur dan kolega purnawidya non aparatur. (chetty)