Sinergitas Balai Pelatihan, Balai Penelitian, Dinas Pertanian, dan Balai Sertifikasi Benih Membahas Model Pelatihan
Kamis (13/07/2017), 5 instansi berkumpul di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Ciganitri Bandung, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat dan BBPP Lembang sendiri sebagai tuan rumah, berkumpul untuk menyamakan persepsi, sharing knowledge, membuat suatu model yang tepat bagi pelaksanaan Pelatihan Perbenihan Bawang Merah. Turut hadir pula penyuluh terkait rencana pelaksanaan pelatihan perbenihan bawang merah ini.
Dalam sambutannya, Kepala BBPP Lembang, Ir. Bandel Hartopo, M,Sc menyampaikan kegusarannya selama mengabdi di pertanian, ketidakpuasan dimana pelatihan belum terlihat dengan jelas dampaknya bagi kesejahteraan petani. Berangkat dari kegusaran itu, Beliau mengundang instansi seperti BPTP, Balitsa, BPSB, Dinas Pertanian untuk mendiskusikan seputar model pelatihan yang tepat untuk menjawab tantangan yang ada. Diharapkan peran masing-masing: balai penelitian yang menciptakan teknologi, BPSB yang akan mensertifikasi benih petani dan dinas pertanian sebagai penyedia saprodi.
Selanjutnya, widyaiswara sekaligus counterpart Taiwan Technical Mission (TTM) memaparkan model pelatihan Onsite Training Model (OTM). Pelatihan ini berbasis outcome yang diharapkan dapat menjawab kegusaran sektor pelatihan pertanian selama ini, dimana outputnya hanya meningkatkan pengetahuan,sikap, dan keterampilan. Dengan konsep pelatihan model OTM, yang telah diterapkan pada pelaksanaan 4 angkatan pelatihan agribisnis sayuran bagi petani, dimana peserta didampingi setelah pelatihan selama 1 musim tanam atau selama maksimal 1 tahun, diberikan saprodi, sehingga diharapkan dapat terlihat dengan jelas hasil pelatihannya.
Selanjutnya dibuka forum diskusi. BPTP Jawa Barat menyampaikan diantaranya bahwa harus dibuat alat bantu yang dapat mengukur dampak pelatihan. Dari Balitsa menyampaikan penentuan peserta pelatihan harus dari daerah yang memang cocok untuk pengembangan bawang merah. BPSB mengharapkan materi tentang sertifikasi benih harus masuk ke dalam kurikulum pelatihan perbenihan bawang merah agar peserta memahami bagaimana harus melakukan sertifikasi terhadap benih yang dihasilkannya. Sedangkan dari Dinas Pertanian menyampaikan bahwa harus diciptakan terobosan-terobosan baru untuk mengantisipasi banyak hal di seputar agribisnis bawang merah. Perlu ada kemauan dari semua pihak untuk melakukan semua itu. (chetty)