Kelompok Wanita Tani (KWT) Binama Kontinu Sediakan Sayuran Berkualitas

bbpplembang P2L KWT Binama LembangDesa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan didominasi kaum pria. Namun, karena semakin tahun lahan pertanian di Desa Cibodas semakin berkurang, maka sejumlah wanita tani di Kampung Wangsakerta RT 03 RW 05 bergabung membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Binama sejak 18 Februari 2013. Mereka berinisiatif memaksimalkan lahan pekarangan yang ada untuk melakukan budidaya tanaman hortikultura dan tanaman obat. Dalam pola budidayanya mengacu pada budidaya ramah lingkungan dengan pemanfaatan aneka bahan alami mulai dari persemaian hingga proses pemeliharaan.

KWT Binama yang diketuai oleh Ratna, memiliki anggota kelompok sebanyak 40 orang. Tujuh tahun berkiprah dalam pemanfaatan pekarangan, kini KWT Binama memetik hasilnya. Saat ini, aneka sayuran seperti bayam, kemangi, seledri, aneka cabai, selada keriting, bawang daun, pakcoy,  lorosa, tomat cherry, dan aneka tanaman obat seperti sambung nyawa, honje, jahe merah, antanan, daun ginseng, dan pokpohan, secara kontinue dibudidayakan dengan memanfaatkan lahan demplot dan lahan pekarangan para anggota KWT seluas 1.400m2. KWT Binama juga sudah memiliki screen house persemaian sendiri dan melakukan pengolahan hasil terhadap sayuran dan tanaman toga yang tidak masuk ke grade pasar modern, menjadi aneka olahan pangan yaitu keripik.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pada kesempatan kunjungan kerja ke wilayah Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada Selasa (16/06/2020), meninjau Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) KWT Binama didampingi pejabat Eselon I dan II Lingkup Kementerian Pertanian. “lahan pekarangan itu luas sekali, mencapai 10 juta hektar se-Indonesia. Pemanfaatan pekarangan yang dilakukan oleh KWT Binama ini tentu saja dapat menopang konsumsi keluarga masing-masing yang dapat memenuhi gizi keluarga, bahkan bisa dijual yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga”, jelas SYL. “ayo kita dukung ibu-ibu dan seluruh masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan masing-masing, karena Indonesia dengan iklim yang tropis sangat baik cocok untuk budidaya pertanian”, himbaunya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menyampaikan, “tujuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) adalah meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan rumah tangga sehingga kita bisa sehat, aktif, dan produktif”.

Ratna menyampaikan di sela-sela kunjungan Menteri Pertanian, “pemasaran yang kami lakukan dibagi menjadi 3 segmen, yaitu pasar modern, pasar tradisional, dan warung untuk kelompok dengan sayuran grade C”, jelasnya. “pertanian yang kami terapkan juga goes to organic”, imbuh Ratna. Omzet yang diperoleh KWT Binama dari pemasaran sayuran segar dan produk olahan bisa mencapai 2 -3 juta per bulan.

Ferry Ferdiansyah, penyuluh pertanian pendamping KWT Binama menyampaikan, “KWT Binama terus-menerus melakukan proses budidaya karena memang sudah kontinue memasok sayuran ke berbagai pasar baik pasar modern maupun tradisional, disesuaikan dengan grade sayuran”, jelasnya. “sebagai penyuluh, yang kami lakukan adalah pendampingan rutin ke kelompok, sharing teknologi terbaru tentang pertanian yang dapat diterapkan dan mencoba memberikan solusi atas permasalahan yang ada. Disamping itu kami melakukan edukasi ke sekolah-sekolah pengenalan pertanian kepada anak-anak tingkat sekolah dasar tentang pemanfaatan lahan pekarangan dengan membagikan bibit sayuran secara gratis”, ungkap Ferry.