Kolaborasi Widyaiswara dan Penyuluh dalam Upaya Mencetak Penangkar Benih dan Pembudidaya Kentang Berkualitas
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasama dengan Taiwan Technical Mission dan UPTD Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bandung berkolaborasi melakukan pendampingan kepada petani untuk peningkatan produksi berbagai komoditas pertanian untuk mencapai kesejahteraan petani. Kegiatan yang dilakukan adalah Pendampingan Demplot Penanaman Kentang untuk bibit/benih dan produksi, di salah satu Kelompok Tani di wilayah Kabupaten Bandung, yaitu Kelompok Tani Palintang Jaya, Kampung Palintang Desa Cipanjalu Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
Hendra Gunawan, Widyaiswara BBPP Lembang, menjelaskan bahwa ada beberapa cara dalam memperbanyak bibit/benih kentang diantaranya melalui stek dan umbi. “Untuk memperoleh bibit/benih kentang bermutu terlebih dahulu kita harus mengetahui sumber bibit yang akan ditanam, selanjutnya tempat tumbuh tanaman disesuaikan dengan kelas benih, untuk memproduksi bibit/benih dasar harus ditanam di dalam green house dan tidak kontak langsung dengan tanah. Adapun media yang digunakan yaitu arang sekam dan cocopeat. Sedangkan untuk benih sebar bibit/benih G0 langsung ditanam di lahan terbuka”, jelas Hendra, Kamis (16/07/2020).
“Khusus untuk pembudidaya kentang agar produksinya baik maka perlu diperhatikan teknik budidayanya dari mulai pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pengendalian OPT, panen dan pascapanen”, ungkapnya. “Diharapkan di daerah Palintang ini nantinya akan ada 3-4 petani yang bisa melakukan Penangkaran bibit/benih kentang untuk dapat memenuhi kebutuhan bibit/benih kentang bagi petani di Palintang khususnya. Dengan demikian produksi yang dihasilkan dalam budidaya dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan kualitas dan kontinuitas baik, disamping itu juga ketersedian bibit tetap terjaga”, lanjut Hendra.
Materi yang disampaikan yaitu perbanyakan bibit/benih kentang untuk menghasilkan benih dasar (G0), benih sebar (G2) dan budidaya untuk kentang produksi. Untuk proses perbanyakan kentang, bagaimana mengembangkan benih dasar (G0), dan G2 (benih sebar).
Andi Isharyadi, Penyuluh Pertanian Lapangan sebagai pendamping kelompok menyampaikan, “kentang merupakan salah satu komoditas unggulan di Desa Palintang. Sebagai kelanjutan project kerjasama antara BBPP Lembang dan Taiwan Technical Mission, kami dari BP3 Kabupaten Bandung bersama BBPP Lembang dan TTM, melakukan pendampingan demplot tanaman kentang”. Demplot yang digunakan oleh Kelompok Tani Palintang Jaya untuk budidaya kentang seluas 1000 meter2.
Setelah materi diberikan, peserta melakukan praktik pengolahan lahan, pemberian pupuk kandang dan kapur pertanian agar lahan subur sesuai rekomendasi. Kebutuhan kapur dan pupuk organik sebanyak masing-masing sejumlah 2 kwintal setelah dilakukan uji menggunakan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK). Setelah proses pengolahan lahan, dilanjutkan dengan membuat bedengan, pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) dan pembuatan lubang tanam. Selanjutnya lahan siap ditanami bibit kentang G2. Selain itu juga disiapkan GH kayu untuk penyiapan bibit dari stek untuk menghasilkan G0.
Wawan (42 tahun) petani kentang anggota Kelompok Tani Palintang Jaya menyampaikan harapannya dengan adanya pendampingan ini, “setelah memperoleh materi tentang bagaimana melakukan perbenihan kentang yang baik, harapan kami kuantitas dan kualitas hasil produksi kentang di daerah Palintang ini dapat memenuhi keinginan pasar, terutama kami bisa bekerjasama dengan Lembang Agribusiness Incubation Center (LAIC) untuk pemasaran ke pasar modern”.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, “pertanian harus terus berproduksi. Fokus Kementerian Pertanian saat ini adalah peningkatan produksi pangan. Program jangka pendek, menengah dan panjang sedang kami lakukan dan ini semua untuk bermuara meningkatkan kesejahteraan petani”, jelas SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menyampaikan, “Indonesia sebagai negara tropis sangat cocok untuk pertanian, tanahnya subur, banyak sinar matahari, sehingga cocok ditanami apa saja asalkan dilakukan pemeliharaan yang tepat dan juga memanfaatkan teknologi pertanian”, jelas Dedi. (Chetty)