Tingkatkan Kapasitas Petani dan Penyuluh Kabupaten Bandung, BBPP Lembang Gelar Bimtek
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang kembali mengadakan Bimbingan Teknis (bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bimtek kali ini diikuti oleh tiga angkatan dengan jumlah peserta masing-masing angkatan sebanyak 100 orang petani dan penyuluh. Kegitan berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat (19/3/2021) sampai Minggu (21/3/2021) di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung.
Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran. "Atas nama Kabupaten Bandung berterima kasih atas terselenggaranya acara ini, terutama di saat pandemi dan krisis seperti ini," bukanya. Tisna memaparkan kondisi pemerintah daerah di tengah kondisi pandemi, yaitu kebijakan Pemerintah Pusat yang melakukan perubahan prioritas anggaran sehingga berdampak kepada anggaran Dinas Pertanian Kabupaten Bandung. Tisna berpesan agar peserta bimtek dapat mempelajari dan menerapkan ilmu yang diperoleh dan memaksimalkan potensi usaha tani di masing-masing wilayah. "Tidak hanya bergerak di on farm tapi kita juga harus bergerak sesuai kebutuhan pasar," katanya.
Sebagai salah satu UPT Pelatihan Kementerian Pertanian di bawah Eselon I Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), BBPP Lembang memiliki tugas pokok dan fungsi mengadakan kegiatan-kegiatan peningkatan SDM pertanian, aparatur maupun non-aparatur. Salah satunya melalui kegiatan bimtek ini. Melalui bimtek, BBPP Lembang turut mendukung misi Kementan yakni meningkatkan kesejahteraan petani dengan melakukan perlindungan dan pemberdayaan petani.
Seperti yang disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), “Kita masih terus mendorong pertanian yang maju, mandiri dan modern. Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin,” kata Mentan SYL. Melalui Bimtek diharapkan dapat memberikan pandangan baru bagi petani dan penyuluh.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, juga mengatakan, Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP melakukan penguatan Kostratani untuk memperkuat dan memaksimalkan fungsi BPP sekaligus meningkatkan minat generasi milenial pada bidang pertanian. "Peningkatan peran BPP juga dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani, penyuluh, para eksekutor pertanian di lapangan, dan penumbuhan petani muda semua ada di dalam Kostratani," jelas Dedi.
Bekerja sama dengan Komisi IV DPR RI, bimtek kali ini bertema peningkatan kapasitas petani dan penyuluh, dengan menyajikan empat materi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan petani dan penyuluh Kabupaten Bandung. Materi disampaikan oleh para praktisi yang ahli dalam bidangnya masing-masing.
Diawali dengan materi "Menjadi Penyuluh Kreatif dan Berdaya", oleh Yadi Srimulyadi, Anggota Komisi IV DPR RI. Bagi Yadi petani dan penyuluh adalah sebuah profesi dengan kemampuan dan pengetahuan khusus yang harus terus ditingkatkan. Mantan Bupati Kabupaten Bandung ini berpesan agar petani dan penyuluh dapat terus berkreasi dan berinovasi. "Salah satunya dengan transfer teknologi yang hemat lahan, hemat biaya, bebas hama, memangkas mata rantai distribusi," lanjutnya. Ia juga membuka sesi tanya jawab dan diskusi untuk menyerap aspirasi petani dan penyuluh yang diharapkan dapat menjadi "jalan tol" aspirasi petani dan penyuluh kepada Pemerintah Pusat.
Selanjutnya, Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh disampaikan oleh Eti Mulyati, Purnabakti Penyuluh Kabupaten Bandung. Eti menyampaikan bahwa penyuluh bertanggung jawab melayani petani, teknis maupun non teknis. Ia juga menyampaikan, "penyuluh harus bisa menyelesaikan masalah petani, tidak harus detail, minimal bisa menjembatani masalah," jelasnya.
Materi ketiga, disampaikan oleh Nusantara Organic SRI Centre (NOSC), dari Nanggrak – Sukabumi. NOSC melalui salah satu pematerinya, Iwan Setiaji, berbagi ilmu Pemanfaatan Potensi Lokal sebagai Solusi Alternatif Pupuk Organik. P4S yang kini sudah mempunyai banyak jejaring di Jawa maupun luar Jawa juga pernah menggarap lahan beras pera seluas 5.000 Ha di Kalimantan bekerjasama dengan Qatar Foundation. NOSC mengajak peserta mempraktikkan cara pengendalian hama terpadu dengan menggunakan musuh alami yang dapat membentuk ekosistem dan rantai makanan baru secara alami. Lebih lanjut Iwan menjelaskan fungsi Pupuk Organik Cair (POC) atau Mikro Organisme Lokal (MOL) sebagai nutrisi tambahan untuk tanaman, aktivator/starter/dekomposer, dan nutrisi tambahan ikan dan ternak.
Sesi terakhir, Yayat Sudaryat dari PT Mitra Desa Pamarican menyampaikan materi korporasi petani. Untuk dapat menjalin korporasi dengan swasta, BUMN, dan lembaga lainnya, Yayat menegaskan petani maupun kelompok tani harus memperbaiki kualitas dan produktivitas agar mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait.
Lebih lanjut, sesuai dengan instruksi Kepala BPPSDMP, BBPP Lembang mendapat Anggaran Biaya Tambahan (ABT) untuk penyelenggaraan bimtek di tahun 2021 ini. Hal tersebut disampaikan Koordinator Penyelenggaraan Diklat BBPP Lembang, Dedih Zaenudin. Komisi IV DPR RI dan pihak BBPP Lembang berharap melalui ABT tersebut bimtek dapat berjalan lebih rutin serta menjangkau lebih luas petani dan penyuluh di wilayah kerja BBPP Lembang.
Dedih menegaskan muara kegiatan ini meningkatkan produktivitas yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani. "Selama tidak ada peningkatan produksi, pelatihan ini dianggap gagal. Oleh sebab itu kami berharap seluruh peserta dapat mengimplementasikan dan membagikan ilmu yang didapat hari ini," jelasnya. "Semoga ilmu yang disampaikan para praktisi menjadi ladang amal dan waktu yang diluangkan Bapak dan Ibu peserta dapat menjadi pahala," lanjut Dedih menutup rangkaian kegiatan bimtek.