Kementan Tingkatkan Kapasitas SDM Pertanian Mendukung Program Food Estate
JAWA TENGAH. Ketersediaan pangan nasional merupakan persoalan yang bersifat dinamis mengingat pertumbuhan penduduk serta sosial ekonomi masyarakat terus mengalami perubahan yang berdampak terhadap peningkatan kebutuhan pangan baik secara kualitas maupun kuantitas. Globalisasi turut memberikan pengaruh terhadap ketersediaan pangan nasional mengingat pemenuhan beberapa komoditas pertanian bagi konsumsi masyarakat masih dilakukan melalui mekanisme impor, terutama pada saat masa pandemi Covid-19 saat ini, negara-negara pengekspor komoditas pertanian akan menahan produknya untuk memprioritaskan ketersediaan pangan negara bersangkutan. Kondisi ini memerlukan ketahanan pangan dalam negeri sehingga pemerintah pusat mencanangkan Program Food Estate yang diimplementasikan melalui pengembangan kawasan tanaman pangan skala luas secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di berbagai daerah sebagai upaya pemecahan persoalan tersebut. Beberapa daerah di Indonesia yang saat ini sedang berjalan Program Food Estate diantaranya Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. Beberapa wilayah lainnya sedang tahap pengembangan program.
Program Food Estate sangat membutuhkan dukungan seluruh stakeholders bidang pertanian, khususnya sumber daya manusia pertanian sebagai ujung tombak pelaksana program di tingkat lapangan baik penyuluh pertanian maupun petani. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian menyelenggarakan Pelatihan Teknis Tematik di beberapa kabupaten wilayah Jawa Tengah, salah satu wilayah pengembangan Program Food Estate, sebagai bentuk dukungan menyiapkan sumber daya manusia pertanian yang mampu memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan Program Food Estate secara efektif.
Pelatihan Teknis Tematik di 15 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Demak, Pati, Blora, Grobogan, Kendal, Tegal, Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen. Pelatihan diikuti oleh 1.350 orang petani dan penyuluh pertanian. Di masing-masing kabupaten diselenggarakan 1 angkatan pelatihan bagi penyuluh pertanian (30 orang) dan 2 angkatan pelatihan bagi petani (60 orang). Peserta dilatih teknis pertanian dengan komoditas sesuai potensi masing-masing kabupaten. Pelatihan secara simultan dilakukan mulai tanggal 24 Mei hingga 12 Juni 2021.
Tujuan dilaksanakannya pelatihan yaitu menciptakan kesamaan persepsi dan pemahaman yang komprehensif bagi petani dan penyuluh pertanian mengenai program untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional secara berkesinambungan dan menyiapkan petani dan penyuluh pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian baik secara kualitas maupun kuantitas yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.
Pembukaan pelatihan serempak dilakukan di beberapa kabupaten pada Senin (24/05/2021). Seperti yang dilaksanakan di Kabupaten Banyumas tepatnya di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sumbang. Pembukaan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Jaka Budi Santosa. “Saya mengharapkan petani di wilayah Banyumas tidak hanya bergerak di on-farm saja dengan melakukan budidaya, namun bisa hingga off-farm bisnis di bidang pertanian yang akan meningkatkan nilai jual dan pendapatan petani,” jelasnya. Tidak lupa disampaikan pula bahwa pada era Revolusi Industri 4.0, pemanfaatan teknologi informasi menjadi suatu keharusan bagi pelaku usaha di sektor pertanian.
Di wilayah lainnya, yaitu di Kabupaten Demak berlokasi di kantor dinas, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Penyuluhan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Sri Lestari, saat membuka pelatihan menyampaikan berbagai program pusat Kementerian Pertanian yang juga harus didukung oleh pemerintah daerah. “Pemerintah Daerah Kabupaten Demak siap mendukung berbagai program Kementerian Pertanian, seperti Food Estate ini karena tujuannya satu yaitu meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkap Sri di hadapan peserta pelatihan.