Widyaiswara Kementerian Pertanian Ikuti Training of Trainer Kerjasama Pelatihan dengan JICA

bbpplembang TOTJICALEMBANG. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam rangka survei dan proyek percontohan untuk perbaikan Program Pelatihan Praktek Kerja Jepang khusus pada sektor pertanian. Kerjasama ini dalam bentuk Training on Profit/Loss Calculation and Action Plan yang rencana akan diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada 2 – 6 Februari 2021 dengan peserta yang merupakan alumni magang Jepang selama 5 tahun terakhir yang baru kembali dan akan merintis usaha.

Mengawali kegiatan pelatihan, dilaksanakan Training of Trainers (ToT) yang diikuti oleh perwakilan Widyaiswara dari 10 UPT Pelatihan lingkup Pusat Pelatihan Pertanian, guna menyamakan persepsi dan pembekalan terkait metode dan materi pelatihan yang akan diikuti oleh peserta pelatihan. ToT dilaksanakan secara virtual melalui zoom cloud meeting, Kamis (28/01/2021).

Pembukaan ToT oleh Kepala Balai, Kemal Mahfud. “Kerjasama ini sangat baik karena pendampingan bagi alumni yang telah magang ke Jepang sangat penting untuk keberlanjutan usahanya”, jelas Kemal. Sesuai arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, bahwa “pembinaan terhadap alumni magang Jepang menjadi salah satu dari 7 program aksi BPPSDMP, sehingga harapannya produk pertanian alumni magang Jepang bisa merambah pasar ekspor”, jelas Dedi.

Perhatian yang sama disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, “dalam rangka penumbuhan tani milenial, kami targetkan 2,5 juta dalam 5 tahun kedepan, dan salah satunya dengan magang ke Jepang menjadi solusi meningkatkan etos kerja para petani kita”, ungkap SYL.

Di awal kegiatan, narasumber dari JICA, Mr. A. Koyama menjelaskan tentang form Profit/Lost (P/L) dan bagaimana mengisinya untuk alumni magang yang nanti akan menjadi peserta pelatihan.

Selanjutnya disampaikan video tentang perbandingan produktivitas sayuran di Indonesia dan Jepang. Pada pembahasan Peningkatan Profitabilitas, dijelaskan oleh narasumber mengapa kerap terjadi produktivitas yang rendah. Solusi disampaikan ada 6 faktor yang bisa meningkatkan produktivitas, diantaranya: 1) seleksi benih untuk meningkatkan kapasitas genetik, 2) pengolahan lahan yang benar, 3) pemupukan yang seimbang, 4) penerapan pengendalian hama terpadu, 5) perlakuan pascapanen yang tepat dengan melakukan grading dan pengemasan sayuran untuk meningkatkan nilai jual produk di pasaran, dan 6) permintaan pasar tinggi maka harga jual akan tinggi pula.

Narasumber juga menjelaskan bahwa untuk memperoleh Profit/Loss yang lebih baik diperlukan pembuatan rencana aksi oleh para alumni magang Jepang. Profit/Loss juga bisa dimodifikasi dengan menerapkan usaha di lahan yang lebih bagus dan harga satuan. Peserta pada akhirnya akan mengisi form Action Plan yang menjadi dasar untuk menghitung laba kotor dengan kenaikan produktivitas 30% dan 20% kenaikan harga satuan.