Buka Wawasan, Kementan Tanamkan Literasi Keuangan Bagi Brigade Pangan

PANGANDARAN – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, menyelenggarakan Pelatihan Penyiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan di Kabupaten Pangandaran, 17 – 19 November 2025 di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Padaherang.


Kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan peran Brigade Pangan (BP) dalam mengelola pertanian modern berbasis tanaman padi di lokasi optimalisasi lahan dan cetak sawah, diikuti 30 orang anggota BP Sri Tani Jaya dan BP Bina Karya.

Program Brigade Pangan sendiri adalah bagian dari strategi akselerasi swasembada pangan nasional, sekaligus upaya konkret dalam meregenerasi petani di tengah tantangan perubahan iklim dan ketahanan pangan global.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menyebut bahwa Brigade Pangan akan terus diperkuat sebagai garda terdepan modernisasi pertanian. 

"Program ini dirancang untuk mendorong pertanian berbasis bisnis dan teknologi yang dikelola oleh generasi muda," tuturnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan hal serupa.
"Brigade Pangan adalah gerakan bersama antara penyuluh, petani, dan pemerintah untuk membangun kemandirian dan ketahanan pangan daerah," katanya.

Program ini juga menjadi wadah penting untuk mendorong regenerasi petani melalui pemberdayaan generasi muda, yang diharapkan menjadi inovator dan pelopor di sektor pertanian.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menyampaikan jika keberadaan Brigade Pangan sudah dirancang oleh Kementerian Pertanian yang semula dibentuk dikembangkan di beberapa provinsi di luar pulau Jawa, saat ini diadopsi di pulau Jawa, salah satunya Kabupaten Pangandaran.

"Tujuan pembentukan Brigade Pangan agar generasi  milenial peduli dengan pertanian. Ciri khas BP bahawa anggotanya  menguasai moderninsasi pertanian baik benih unggul dan pemanfaatan alsintan seperti traktor, combine harvester, cultivator, dan drone sehingga bisa tercapai efisiensi," jelas Ajat, saat pembukaan pelatihan.

Ajat berharap setiap anggota BP sebanyak 15 orang yang dipimpin manajer, nantinya betul-betul memahami keberadaan BP dan tugas dan fungsi masing-masing sehingga BP dapat berjalan dengan baik serta meningkat produksi dan produktivitasnya.

"Harapannya BP bisa menjadi kelembagaan ekonomi petani yang lebih baik dari kelembagaan lainnya karena digerakkan oleh generasi muda," jelas Ajat.

Tujuan pelatihan literasi keuangan agar Brigade pangan mampu menilai keuntungan kegiatan usahatani terhadap kegiatan produksi tanaman, mengidentifikasi kegiatan yang memungkinkan untuk ditekan, menyiapkan perencanaan untuk tahun berikutnya, dan membandingkan realisasi dengan rencana untuk menarik kesimpulan di perencanaan selanjutnya.

Selama 3 hari, peserta menerima materi inti tentang literasi keuangan, yaitu pencatatan usahatani, analisa kelayakan usahatani, dan membuat proposal usahatani berorientasi bisnis. Secara berkelompok, peserta juga mempraktikkan membuat dan mempresentasikan tentang pencatatan usahatani dan proposal kegiatan.

Salah seorang peserta, Rahmanto, Manajer Brigade Pangan Sri Tani Jaya, mengaku mendapat sejumlah manfaat dari kegiatan ini.

"Pelatihan ini sangat membantu meningkatkan kompetensi petani untuk perencanaan kegiatan mulai dari pengolahan lahan, pemeliharaan, pascapanen hingga pengolahan dan hilirisasi pertanian," katanya.

Ia berharap tetap ada pendampingan dari pemerintah agar kompetesi dan kesejahteraan petani meningkat.
Peserta lainnya, Tusiran, menyampaikan terima kasihnya bisa mengikuti pelatihan. 

"Pelatihan ini menambah wawasan kami karena dulu kami tidak pernah menghitung dan menganalisa usaha, setelah mengikuti pelatihan ini kami bisa menghitung kebutuhan dan proyeski keuangan," ucapnya.

Dengan komitmen kuat pemerintah, program ini diharapkan terus mencetak petani muda tangguh, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat fondasi menuju Indonesia swasembada pangan dan berdaulat.