Kolaborasi Cantik antara Widyaiswara dan Penyuluh Pertanian Dampingi Petani
RANCAEKEK. Kementerian Pertanian bertekad mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern, seperti yang selalu diungkapkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, tidak menyurutkan kegiatan pertanian. Ini sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo bahwa pertanian tetap harus terus berproduksi. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi pun mengatakan, “Pandemi Covid-19 menjadikan sektor pertanian salah satu yang tetap harus bergerak, selain sektor kesehatan. Karenanya, ayo berjuang terus karena ketersediaan pangan di masyarakat adalah tanggung jawab kita”.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang ditengah Pandemi Covid-19 tetap melaksanakan berbagai kegiatan dengan tetap mengikuti protokol pertanian di lapangan. BBPP Lembang bekerjasama dengan Taiwan Technical Mission menyelenggarakan Pelatihan Teknis Tematik Hortikultura di Kecamatan Rancaekek dan setelah pelatihan selesai, dilaksanakan kegiatan pendampingan.
Senin (20/04/2020), Widyaiswara dan Penyuluh Pertanian melakukan pendampingan dan demonstrasi plot (demplot) pasca pelatihan, dengan peserta petani sebanyak 5 orang. Kegiatan dilakukan di Kelompok Tani Tirta Karya, Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.
“Kami kesini melakukan pendampingan dan melakukan praktik untuk kegiatan persemaian dan analisis unsur hara menggunakan perangkat uji. Untuk persemaian kami membawa seed tray, plastik UV, kascing, arang sekam, dan juga bibit tanaman cabai merah dan kembang kol yang nantinya akan dipakai untuk praktik persemaian di lahan demplot”, jelas Dewi Padmisari, Widyaiswara BBPP Lembang. Sebelumnya petani menyemai dengan cara tebar langsung di tanah, dengan campuran pupuk kandang basah, sehingga bibit lama tumbuh dan hasil kurang optimal.
Penyuluh pertanian Desa Rancaekek Wetan, Poppy Kristanti, mempraktikkan cara menguji kadar pH tanah di lahan demplot, kandungan unsur P, K dan C-Organik. Setelah mengambil sampel tanah komposit dari berbagai titik di lahan demplot, Poppy mengajak petani untuk sama-sama melakukan simulasi uji unsur hara tanah hingga keluar hasilnya dan rekomendasi pemberian pupuk serta kaptan karena pH tanah agak masam, sehingga sebelum penanaman, tanahnya subur.
Petani melakukan praktik persemaian dengan media tanam berupa tanah, arang sekam dan kascing dengan perbandingan 1:1:1. Ketiganya dicampurkan dan diaduk merata lalu diayak kemudian disiram air hingga lembab kemudian dimasukkan kedalam seed tray. Tujuan persemaian dalam seed tray adalah untuk mempermudah penyimpanan benih, dan agar benih tumbuhnya seragam. Benih yang digunakan, direndam terlebih dahulu dengan larutan PGPR 5 ml/liter air selama kurang lebih 20 menit, hal ini dimaksudkan agar bibit mudah tumbuh, karena ZPT yang terkandung dalam PGPR. Lalu seed tray diletakkan dalam naungan persemaian. (chetty)