Membangun Motivasi Diri

bbpplembang artikel motivasidiriSukses tidaknya suatu organisasi, sangat tergantung dari aktivitas sumber daya manusianya.  Untuk itu, hal utama yang harus diperhatikan seorang manajer ialah membangkitkan gairah kerja karyawannya. Peranan manajer sangat besar dalam memotivasi karyawan agar bekerja sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Keperluan untuk membuat faktor-faktor motivasi dalam tugas organisasi, penyusunan tenaga kerja dan keseluruhan proses mengarahkan dan memimpin orang-orang harus dilakukan berdasarkan pengetahuan motivasi, sehingga memudahkan dalam merencanakan suatu lingkungan untuk pelaksanaan pekerjaan.Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya. Orang pun akan merasa dihargai/ diakui, hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi.

Seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi/penghargaan kepada bawaha. Motivasi dapat berupa pujian karena hasil pekerjaan. Motivasi dapat muncul dari faktor internal dan dapat pula muncul karena faktor eksternal. Motivasi internal akan muncul pada dirinya karena memiliki tanggung jawab. Motivasi eksternal akan muncul karena pengaruh atasan atau rekan kerja.

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah motivasi memiliki pengetahuan yang beragam baik yang berhubungan dengan perilaku individu maupun perilaku organisasi. Namun, apapun pengertiannya yang terang motivasi merupakan unsur penting dalam diri manusia, yang berperan mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau pekerjaan manusia.

Menurut  Muhammad Ali dalam kamus Bahasa Indonesia Modern, motif diartikan sebagai: sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang;  dasar pikiran dan pendapat;  sesuatu yang menjadi pokok. Dari pengertian motif tersebut dapat diturunkan pengertian motivasi sebagai sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk bekerja.

Istilah motivasi (motivation) atau motif (motive) popular di dalam dunia kehidupan yang menuntut prestasi.  Di lingkungan kerja dikenal istilah motivasi kerja dan pada konteks proses pendidikan dan pembelajaran dikenal istilah motivasi belajar.  Apakah motivasi itu? Sudarwan Danim mengartikan, motivasi sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan yang dikehendakinya.

Dalam arti kognitif,  motivasi diasumsikan sebagai aktifitas individu untuk mementukan kerangka kerja dasar tujuan dan penentuan perilaku untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam arti afeksi, motivasi bermakna sikap dan nilai dasar yang dianut oleh seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau tidak bertindak. Siagian dalam Sedarmayanti mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan proses pemberian motif kerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.

Manfaat Motivasi

Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat.  Manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah: pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Dengan demikian pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya. Orang pun akan merasa dihargai/ diakui. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi. Orang akan bekerja keras.  Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan.

Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan. Hal ini akan memberikan suasana bekerja yang bagus di semua bagian.Dengan demikian, ciri-ciri orang yang termotivasi dapat terlihat: Bekerja sesuai standar; Senang bekerja; Merasa berharga; Bekerja keras;Sedikit pengawasan; dan Semangat yang tinggi.

Bagaimana meningkatkan Motivasi?

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pimpinan/ manajer untuk memberikan motivasi kepada bawahannya.    Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi antara lain:

  1. 1.Rasa hormat (respect)

Berikan rasa hormat secara adil, demikian juga penghargaan. Adil tidak berarti sama rata.  Berikan penghargaan kepada karyawan atas dasar prestasi, kepangkatan, pengalaman dan sebagainya.

  1. Informasi (information)

Berikan informasi kepada bawahan mengenai aktivitas organisasi, terutama tentang apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana cara melakukannya. Informasikan standar prestasi, tentukan dan beritahukan apa yang harus diperbuat. Berikan penjelasan-penjelasan mengenai kesalahan-kesalahan mereka secara edukatif dan persuasif.

  1. Perilaku (behavior)

Usahakan mengubah perilaku sesuai dengan harapan bawahan dan dengan demikian dia mampu membuat bawahan berperilaku atau berbuat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi. Berikan pujian kepada bawahan yang rajin dan berprestasi sehingga mereka berusaha lebih baik.

  1. Hukuman (punishment)

Berikan hukuman kepada staf yang bersalah di ruang terpisah. Jangan menghukum bawahan didepan orang lain, baik di depan rekan kerja maupun orang luar. Hukuman yang diberikan di depan orang lain dapat menimbulkan frustasi dan merendahkan martabat.

  1. Perintah (command)

Perintah yang diberikan kepada bawahan sebaiknya bersifat tidak langsung (non-directive command).  Berikanlah perintah laksana ajakan, dan jika perlu diawali dengan contoh.

  1. Perasaan (sense)

Interaksi atasan dengan bawahan adalah interaksi antar manusia.  Perasaan dimaksud antara lain rasa memiliki, rasa partisipasi, rasa bersatu, rasa bersahabat, rasa diterima dalam kelompok, dan rasa mencapai prestasi

Dorongan  Motivasi Individu

Dalam perusahaan, baik yang kecil maupun yang besar, para karyawan harus bekerja sama sesuai dengan perintah atasannya.  Perintah tersebut bisa saja tidak sesuai dengan keinginannya atau sama sekali belum dimengerti, karena belum pernah dialami atau dikerjakan sebelumnya. Akibatnya, timbul perasaan malas atau kurang bergairah dalam bekerja. Perasaan malas tersebut perlu diwaspadai, karena merupakan tanda-tanda hilangnya motivasi dalam diri karyawan.Agar manusia dapat bekerja sebaik mungkin, mereka harus mempunyai kesempatan, bantuan dan motivasi.

Sebagaimana pendapat Hasibuan yang  mengartikan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri. Artinya motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh dan membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Selanjutnya motivasi tidak terlepas dari kebutuhan dan kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri.

Apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi, maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa kepuasan dirinya. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Sebagai pemimpin tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa mengerti kebutuhannya.

Disimpulkan bahwa motivasi sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri pegawai yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku berkaitan dengan lingkungan kerja. Jadi motivasi adalah dorongan dari diri pegawai untuk memenuhi kebutuhan yang stimulasi berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas, kemudian diimplementasikan kepada orang lain untuk memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat.

Pada saat pelaksanaan motivasi diperlukan prinsip-prinsip motivasi sebagai paduan agar dalam pelaksanaannya diperoleh hasil yang optimal. Yang perlu diketahui lebih mendalam adalah mengenai kebutuhan-kebutuhan yang dikehendaki pegawai, dengan mengetahui hal ini, pelaksanaan prinsip-prinsip mempunyai kecenderungan berhasil.

Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri. Artinya motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh dan membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Selanjutnya motivasi tidak terlepas dari kebutuhan dan kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi, maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa kepuasan dirinya. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Sebagai pemimpin tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa mengerti kebutuhannya.

Daftar Pustaka

Gibson, James, 1994. Organisasi dan Managemen, Erlangga, Jakarta

Ishak Arep dan Hendri Tanjung, 2003.  Manajemen Motivasi.  PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Rosdakarya, Bandung.

Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Ilham Jaya Bandung

Sudarwan Danim, 2004.  Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok,

PT Rineka Cipta, Jakarta