Pestisida Nabati dan Refugia sebagai Pengendali Hama dan Penyakit

bbpplembang OTMExtra Ang2 Sesi5 1LEMBANG. Memasuki sesi 5 dari keseluruhan 7 sesi pada Pelatihan Onsite Training Model Extra (goes to Organic) yang dilaksanakan di Kelompok Tani Wargi Saluyu Cikareumbi Desa Cikidang Kecamatan Lembang, Jumat (25/01/2019), peserta yang tergabung di angkatan 2 memperoleh materi tentang pembuatan pestisida nabati dan pengenalan refugia sebagai pengendali hama dan penyakit pada tanaman secara organik. Eky dan Lida, petugas POPT dari Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat, dengan rinci menjelaskan tentang pestisida nabati, bahan-bahan apa saja disekitar kita yang efektif bila diolah menjadi pestisida nabati, dan cara pembuatannya.

bbpplembang OTMExtra Ang2 Sesi5 2Pestisida nabati bahan dasarnya adalah tumbuhan, mudah membuatnya dengan teknologi sederhana, namun hasilnya efektif dalam pengendalian hama dan penyakit. Disamping itu tentunya aman karena tanpa residu”, ungkap Eky. Selanjutnya peserta praktik membuat pestisida nabati dengan mencampurkan berbagai tanaman seperti daun nimba, daun sirsak, daun sembung, daun sirih, bawang putih, bawang merah, jahe, dan laos yang kesemuanya dihaluskan. Semua bahan dicampur dan diletakkan di drum besar untuk kemudian dicampurkan urine kelinci, dan detergen. Setelah itu difermentasi selama 2 minggu sebelum diaplikasikan ke tanaman. Lida menyampaikan “setelah pestisida nabati selesai fermentasi, bisa langsung diaplikasikan dengan menyiramkannya ke tanaman. 1 liter pestisida nabati dicampurkan dengan 5 liter air dan disiramkan seminggu sekali ke tanaman yang kita budidayakan”.

bbpplembang OTMExtra Ang2 Sesi5Untuk pengenalan tanaman refugia sebagai tanaman perangkap hama, peserta diajak ke lahan demplot kelompok tani untuk melihat secara langsung beberapa tanaman yang bisa dijadikan refugia. “Tanaman seperti bunga matahari, marygold, kenikir, jagung, bisa menjadi refugia, cukup kita tanam di sekitar tanaman yang sedang kita budidayakan, hanya jangan terlalu berdekatan menanamnya supaya antara tanaman inti dan tanaman refugia tidak saling berebutan nutrisi”, ungkap Lida. Lebih lanjut Lida menyampaikan “Cara kerja tanaman refugia ini yaitu akan mengundang predator seperti kepik, laba-laba, capung, cocsinelin atau parasitoid telur dan larva untuk datang ke tanaman refugia yang kita tanam, lalu mereka akan menghisap putik bunga refugia sebagai minumannya, dan mereka akan mencari makanan dengan memangsa hama yang ada di tanaman yang sedang kita budidayakan”.

“Save our earth with organic agriculture” (chetty)