PGPR Ramah Lingkungan dan Efisiensi Biaya
LEMBANG. Peserta Pelatihan Onsite Training Model Extra (goes to Organic) Angkatan 2 memperoleh materi klasikal dan praktik tentang Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan Metarhizium pada sesi 2 ini, Selasa (15/01/2019). Pelatihan dilaksanakan di lahan praktik petani core farmer di Kelompok Tani Wargi Saluyu, Cikidang, Lembang.
Eky syamsul Hidayat, Petugas POPT Kecamatan Cipatat KBB menyampaikan cara perbanyakan PGPR mulai dari alat yang diperlukan seperti aerator, KMNO4, aquades, autoclave, dan baskom. Sedangkan bahan untuk membuat PGPR yaitu kentang dan ceker ayam yang telah direbus dan digunakan air rebusannya saja, gula putih, garam, air steril, dan biakan murni Bacillus subtilis yang nantinya untuk penanganan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan Pseudomonas flurescens untuk penanganan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
“Aplikasi PGPR banyak manfaatnya, utamanya dengan PGPR kita bisa menerapkan pertanian ramah lingkungan dan dari sisi biaya lebih efisien bila dibandingkan penanganan menggunakan bahan kimia”, jelas Eky kepada peserta. Selanjutnya dijelaskan dosis dan aplikasi PGPR pada tanaman sayuran ataupun tanaman perkebunan.
Selanjutnya secara bergantian peserta praktik pembuatan PGPR dan Metarhizium. Yang lebih penting, bagaimana kita menyadarkan para petani/pelaku untuk dapat membiasakan menggunakan PGPR (Chetty)