Pola On Job Training (OJT) pada Pelatihan Dasar Fungsional bagi Penyuluh Pertanian
LEMBANG. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang melaksanakan Pelatihan Dasar Fungsional Ahli bagi Penyuluh CPNS dari THL-TBPP sebanyak 3 angkatan, yaitu angkatan X-XII. Pembukaan Pelatihan oleh Kepala Balai, Bandel Hartopo, Selasa (03/07/2018). Dalam sambutannya disampaikan “Pembangunan di Indonesia tidak
lepas dari peran aktif semua pihak diberbagai sektor. Penyuluh pertanian diharapkan berperan optimal dalam memajukan sektor pertanian”.
Pelatihan dilaksanakan selama 21 hari mulai tanggal 2 – 23 Juli 2018 dan diikuti oleh 92 orang penyuluh dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat. Selama berlatih di BBPP Lembang, peserta memperoleh 14 materi inti, yaitu: Dasar-dasar Penyuluhan; Pendidikan Orang Dewasa (POD); Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian; Ketenagaan Penyuluhan Pertanian; Identifikasi Potensi Wilayah dan Agroekosistem; Programa Penyuluhan Pertanian; Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan (RKTP); Materi Penyuluhan Pertanian; Media Penyuluhan Pertanian; Metode Penyuluhan Pertanian; Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani; Evaluasi Pelaksanaan dan Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian serta Pelaporan; Pengembangan Profesi Penyuluhan Pertanian; Pengemasan Data dan Informasi Berbasis Internet. Pada hampir setiap materi tersebut, peserta pelatihan mendapat materi secara klasikal maupun praktik, baik tugas individual maupun kelompok. Selama 14 hari berlatih, setiap pagi dimulai pukul 05.30, para peserta melaksanakan olahraga dan dilanjutkan dengan perilaku pertanian. Dengan perilaku pertanian, harapannya peserta secara tidak langsung belajar tentang teknis budidaya sayuran dan kopi.
Ada perbedaan mendasar tentang pola pelaksanaan pelatihan dasar mulai angkatan X-XII ini, yaitu diterapkannya sistem On Job Training (OJT). Diantaranya, selama 2 minggu peserta mendapatkan materi inti sebanyak 14 materi, ditambah materi dasar dan materi penunjang, dilanjutkan pada hari terakhir peserta melaksanakan ujian tertulis dari 14 materi inti. Bila adapeserta yang mendapatkan nilai rata-rata ujian dibawah 70 maka dilakukan remedial. Hari ke-15, peserta dilepas untuk melaksanakan OJT di wilayah binaan masing-masing. Selama 7 hari di lapangan, mereka melakukan kegiatan-kegiatan: hari ke 1 sampai 4, peserta mengaplikasikan materi Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) dan Agroekosistem, membuat programa penyuluhan pertanian, Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan (RKTP), menyiapkan bahan penyuluhan dan melaksanakan penyuluhan pertanian dilanjutkan dengan evaluasi penyuluhan dan penilaian kelas kelompok. Hari ke-5, peserta mengumpulkan laporan hasil kegiatan selama 4 hari tersebut. Hari ke-6 peserta mengikuti ujian secara lisan tentang aplikasi selama 4 hari. Hari ke-7 atau hari terakhir pelaksanaan pelatihan, dilakukan penutupan dan pengumuman kelulusan. Seorang peserta menyampaikan “Dengan metode OJT ini, kami menjadi benar-benar memahami bagaimana membuat programa penyuluhan dan lainnya, karena kami langsung mempraktikkannya di wilayah binaan kami masing-masing”. (chetty)