Identifikasi Potensi Wilayah pada Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian
LEMBANG. Tampak beberapa kelompok orang berseragam putih hitam yang merupakan peserta pelatihan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, sedang melakukan pengamatan di lahan praktik sembari sesekali mewawancarai pengelola lahan praktik, Jumat (13/04/2018). Mereka, peserta Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Terampil bagi CPNS
dari THL-TBPP sedang mempraktikkan salah satu materi dalam pelatihan, yaitu Identifikasi Potensi Wilayah (IPW). IPW adalah kegiatan penggalian data dan informasi potensi wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan data primer maupun sekunder. Salah satu
metode yang dilakukan dalam IPW yaitu dengan menggunakan Participatory Rural Appraisal (PRA). Setelah selesai melakukan identifikasi dan observasi, mereka membuat pemetaan, sketsa kebun, dan peta transek, untuk dipresentasikan secara berkelompok. IPW penting bagi penyuluh pertanian dalam menyiapkan diri sebelum melakukan pendampingan kepada petani, mengenal potensi baik SDM, sumber daya alam mapun potensi lainnya sebagai bahan mencari solusi atas permasalahan petani.
Identifikasi Potensi Wilayah merupakan salah satu dari sekian banyak materi yang diberikan kepada peserta Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Terampil bagi CPNS dari THL-TBPP yang dilaksanakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang selama 21 hari mulai tanggal 9 – 30 April 2018. Peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 92 orang atau sebanyak 3 angkatan yaitu angkatan 7, 8, dan 9. Selain IPW, peserta juga memperoleh materi yang menarik, yaitu media penyuluhan. Media penyuluhan penting dikuasai oleh penyuluh agar diseminasi informasi kepada petani tepat sesuai yang dibutuhkan petani, dan juga mampu memanfaatkan teknologi informasi. Media penyuluhan yang kekinian yang menggabungkan audio dan video yaitu vlog. Peserta terlihat sangat antusias ketika praktik membuat vlog, Jumat (20/04/2018). Berbagai macam ide dan konsep materi dalam penyuluhan dituangkan dalam bentuk video.
Penutupan pelatihan, Senin (30/04/2018) oleh Kepala Balai, Bandel Hartopo. Dalam sambutannya disampaikan “Pelatihan merupakan awal dari keberhasilan. Menjadi penyuluh tidaklah murah karena harus melalui berbagai macam pelatihan yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karenanya, saya harapkan kinerja rekan-rekan penyuluh dalam melakukan pendampingan kepada petani harus lebih baik dari penyuluh yang belum dilatih. Mari menjadi orang yang dapat memberi manfaat bagi orang lain dan ikut berpartisipasi aktif mendukung program pemerintah baik itu Upsus peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) dan optimalisasi pemanfaatan alsintan”, tegasnya. Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan dan rangkaian ujian tertulis yang diikuti oleh peserta menunjukkan hasil baik dan seluruh peserta lulus dalam pelatihan kali ini. (chetty)