Diklat Agribisnis Sayuran Dataran Tinggi bagi Petani
“Berdasarkan data yang ada, bahwa lebih dari 70% petani di Indonesia tidak tamat SD. Karena itu, untuk menambah kompetensinya, petani membutuhkan pelatihan”
Demikian disampaikan oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dalam sambutannya pada kegiatan Pembukaan Diklat Agribisnis Sayuran Dataran Tinggi, Senin 21 November 2016 di Kelas Krisan BBPP Lembang. Pembukaan dihadiri oleh perwakilan Taiwan Technical Mission (TTM), Departemen Petani Nelayan Bidang Pekerja Petani Nelayan dan Widyaiswara BBPP Lembang. Diklat ini diselenggarakan atas kerjasama BBPP Lembang dengan TTM dan Departemen Petani Nelayan Bidang Pekerja Petani Nelayan. Diklat dilaksanakan sebanyak 2 angkatan. Angkatan I dilaksanakan pada tanggal 13 – 19 November 2016 dan Angkatan II dilaksanakan pada tanggal 20 – 26 November 201, masing-masing diikuti oleh 30 orang petani.
Diklat Agribisnis Sayuran Dataran Tinggi ini difokuskan pada komoditas kentang, kubis, tomat, brokoli, dan paprika. Selama berada di BBPP Lembang, peserta memperoleh materi mengenai budidaya kelima komoditas sayuran dataran tinggi tersebut. Setelah itu, peserta mempraktikkan teori yang diperoleh selama di kelas dengan praktik pengolahan lahan dan pemasangan mulsa plastik di Instalasi Usaha Tani (IUT) BBPP Lembang. Di sela-sela kegiatan praktik, seorang peserta menyebutkan bahwa “diklat ini bermanfaat bagi saya pribadi karena
dapat meningkatkan pengetahuan untuk mempraktikkan di usaha tani saya”. “Dengan mengikuti diklat ini, saya juga dapat memperoleh teknologi terbaru yang bisa diterapkan agar produksi lebih baik, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas’, ujarnya.
Di penghujung diklat, peserta melakukan kunjungan ke Koperasi Gerbang Mas Cibodas Lembang yang merupakan supplier restoran cepat saji Pizza Hut untuk sayuran paprika, lettuce dan tomat. Di sana peserta dijelaskan bagaimana budidaya sayuran yang ada, keunggulan-keunggulan yang dimiliki sehingga bisa menjadi supplier tetap Pizza Hut, juga berkaitan bagaimana penggunaan mulsa plastik sebagaimana yang telah dipraktikkan di BBPP Lembang. Selain itu peserta juga melakukan kunjungan ke CV. Bimandiri Lembang yang merupakan pengumpul sayuran dari petani sayuran sekitar Lembang untuk dikemas dan dipasarkan ke swalayan-swalayan. (che)