Kementan Ajak Petani Demak Tingkatkan Produksi Lewat Teknologi Hidroponik
LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, mengajak para petani asal Demak, Jawa Tengah, untuk meningkatkan produksi pertanian. Untuk mendukung hal tersebut, memperkenalkan pertanian modern, seperti teknologi hidroponik. Hal tersebut dilakukan saat 150 petani binaan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak berkunjung ke BBPP Lembang, Jumat (25/10/2024). Rombongan yang terdiri dari petani dan kelompok wanita tani itu hadir bersama Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak dan diterima oleh Kepala Balai dan tim manajemen BBPP Lembang.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyampaikan, pemerintah saat ini tengah bertransformasi dari sistem pertanian tradisional menuju pertanian modern. "Kami sedang membangun pertanian modern dan sekarang kita tengah memulai pekerjaan di beberapa wilayah,"sebut Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan dalam konsep pertanian modern, membutuhkan SDM dan memasifkan penggunaan alat mesin pertanian. "Saat ini BPPSDMP bergerak dengan motto inklusif, profesional, dan modern," jelasnya.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian sedang gaspol menggenjot produktivitas agar target swasembada secepatnya bisa terealisasi. "Sektor pertanian diminta tidak berhenti untuk bergerak cepat karena pertanian di era pemerintahan baru sekarang menjadi lokomotif pembangunan di Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan dengan swasembada,"tutur Ajat saat menerima rombongan. Ajat juga menjelaskan peran BBPP Lembang dalam pengelolaan SDM pertanian agar tercipta SDM pertanian yang profesional dan berkualitas.
Pada studi lapangan ini, rombongan diajak berkeliling ke Inkubator Agribisnis (IA) yang membudidayakan aneka tanaman dengan teknologi hidroponik berbagai sistem. Ada 3 sistem pada budidaya tanaman secara hidroponik yang dikenalkan, yaitu komoditas melon varietas Robin yang dibudidayakan menggunakan sistem irigasi tetes, tanaman pakcoy memanfaatkan sistem deep flow technique (DFT), dan pembibitan kentang sistem aeroponik.
Di greenhouse (GH) hidroponik sistem irigasi tetes, petugas menjelaskan budidaya melon dan sistem kerja GH yang dapat secara otomatis mengatur suhu dan kelembapan di dalam GH. Buah melon yang sudah siap panen setelah 120 hari ditanam, diserbu dan dibeli para petani Demak. Sebab, melon tersebut rasanya manis dengan brix 17 dan tekstur daging melon renyah yang belum pernah dibudidayakan oleh petani melon di Demak.
Di sudut IA lainnya, petugas juga menjelaskan alur budidaya sayuran pakcoy sistem DFT, diantaranya sistem pemberian nutrisi AB Mix dan kegiatan panen pascapanen pakcoy hingga proses pemasarannya ke berbagai segmentasi pasar. Di screen aeroponik kentang yang sudah dilakukan pengeringan selama 10 hari dan telah dipanen untuk dilakukan proses dormansi selama 3 bulan.
Petugas menjelaskan proses pembibitan kentang G0 varietas Granola, mulai dari planlet di laboratorium kultur jaringan, penyetekan hingga penanaman di dalam bak-bak aeroponik, pemeliharaan, panen, proses pengeringan hingga bibit kentang ditanam G1 sampai G4.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Agus Herawan, mengatakan para petani tertarik dengan pengembangan yang dilakukan BBPP Lembang. "Alhamdulillah kami sangat tertarik sekali dengan apa yang dilakukan di BBPP Lembang dalam penerapan pertanian modern melalui budidaya sayuran dan buah seperti pakcoy, kentang, dan melon dengan hidroponik,"tuturnya. "Ini sangat bermanfaat bagi petani binaan kami, tampak dari antusias mereka berdialog dengan widyaiswara dan petugas lapangan terkait budidaya secara hidroponik,"ucap Agus.